"Rey ... anak kita, Rey. Anak kita ...." Bumi terus menerus mengigau dan membuat Rey kembali mengembuskan napas panjang. Tak ada yang bisa Rey lakukan selain menenangkan—menggenggam tangan Bumi dan mengusap keningnya—setelah itu dia menenggelamkan wajah di ceruk leher istrinya itu. "Tenanglah, Say
"Kenapa Papa berubah drastis begini? Apa karena ibu kami di penjara jadi Papa membuangku begitu saja dan memilih berpihak pada Bumi agar status sosial dan jabatan Papa masih bertahan?" Bima terdiam, mukanya masam karena lisan Yota telah menghinanya. Namun, dia tidak menampik itu karena memang sejat
Beberapa hari berselang, kesehatan fisik Bumi mulai stabil tapi tidak untuk psikisnya. Wanita yang baru saja kehilangan itu lebih sering melamun dan tak henti-hentinya menghela napas panjang. Rey yang melihat kebiasaan aneh istrinya itu pun tak tinggal diam, dia selalu menghibur dengan lelucon konyo
"Masih punya nyali rupanya!" seru Rey yang seketika membuat kakak beradik itu menolah dan berdiri. Sedangkan Bumi hanya diam memperhatikan saudara tirinya itu mendekat. "Untuk apa kalian ke sini?" ketus Rey lagi. Akan tetapi Yota tidak peduli. Matanya yang sembab hanya tertuju pada Bumi. Dia melih
Rey pun mengeluarkan ponselnya, lalu meletakkan ke telapak tangan Bumi yang sudah terbuka. Tentu saja Bumi langsung menggeser layar ponsel itu dan mulai menghubungi seseorang. Senyap, semua orang terdiam. Rey menatap tajam ke Yota sedangkan Aryan menepuk punggung tangan Yota yang melingkar di lenga
Setahun kemudian. Cahaya pagi mulai masuk dari celah-celah tirai yang berwarna putih, membuat Rey yang tadinya terlelap menggeliat pelan, tangannya yang kekar meraba-raba sisi ranjang di sebelahnya. Saat tak mendapati apa yang dicari, Rey pun langsung membuka mata meski masih terasa berat. "Apa di
Bak tengah memperagakan adegan pengantin baru, Rey dengan begitu gagah membopong badan Bumi. Tangannya yang berotot dan kekar telah membuktikan betapa kuat tenaganya itu. Dia benar-benar tidak ingin melepaskan Bumi kali ini. Dengan mata yang berkabut hasrat lelaki yang sudah terbuka semua kancing k
"Apa itu Sakha?" Bumi mengangguk. Rey pun sudah ambil ancang-ancang untuk meraih benda pipih itu, tetapi terjeda karena Bumi langsung mengarahkan tangan—kode agar Rey diam dan tidak mengganggunya. Rey pun kembali duduk. Dia merengut dengan muka masam. Sakha, lelaki itu begitu susah untuk dibasmi k