"Ya, kamu benar. Sepertinya liburan memang kami butuhkan sekarang. Karena kesibukan di kantor Bumi seringkali mengabaikan aku," desah Rey lagi. "Itu karena kamu cemburu. Aku memahami perasaanmu, kita yang biasa di nomor satukan tiba-tiba jadi nomor dua itu rasanya memang sakit." Rey terdiam dan me
Karena tak kunjung membayar akhirnya Rey diarahkan untuk menepi. Di sana pria itu menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi—kalau dompetnya tercecer. Akan tetapi para pegawai hanya diam saja menatap dengan sorot mata mencemooh. Bisa-bisanya punya mobil mewah tapi tidak punya uang untuk membayar bahan
Milea hanya meringis dan tersenyum canggung. Setelah sukses berdiri dia pun mengucapkan terima kasih. Anehnya Rey melihat dengan sorot mata tak dipahaminya. Karena malu, Milea pun kembali memutar tumit dan menjauh. "Milea, tunggu!" panggil Rey. Milea menghentikan langkah, hati-hati dia membalik
"Kalau kamu mau, ikuti saja mamamu. Jangan banyak drama!" teriak Rajesh Kumar yang diakhiri dengan suara keras dari pintu yang terbanting. Namun, Milea tidak peduli, dia tatap lekat sang mama, lalu menggenggam erat tangannya. "Sebenarnya ada apa, Ma?" tanyanya lagi. Mikha menyeka air matanya, lalu
"Jangan berkhayal. Ayahmu itu terlalu sibuk. Yang ada dipikirannya hanyalah pekerjaan. Apa kamu lupa itu? Nenek yakin hari ulang tahun kamu saja dia tidak ingat," lanjut Salma lagi. "Tapi wanita itu adalah alasan ibuku pergi, Nek," sambar Imron tidak terima. "Kamu tau apa, Imron? Kamu masih kecil
Rey dan Bumi tampak mesra. Hubungan keduanya membaik ketika Rey menuruti saran Aryan. Sepulangnya dari kafe dia langsung mengutarakan isi hatinya. Bumi pun menyadari, apa yang dilakukannya ternyata salah. Mereka pun berencana akan memperbaiki diri agar hubungan kembali seperti semula. Mereka juga se
Sekarang Bumi sudah bergabung dan berbaur dengan anggota tim dan membiarkan Rey berjalan-jalan di lantai dasar. Saat berjalan Rey tak henti menghela napas. Gedung yang sekarang dia amati begitu indah dan megah. Gedung yang harusnya menjadi miliknya. Gedung tujuh lantai di atas tanah seluas 7.800 m²
"Rey, bisa kita bicara sebentar?" tanya Bumi yang terdengar manja. Lalu menatap Milea. "Nikmati pestanya, ya. Aku dan Rey harus membahas sesuatu." Dengan segera Bumi menarik tangan Rey tanpa memedulikan wajah si pemilik tangan maupun pendapat Milea, tidak juga Sakha. Baginya ada sesuatu yang lebih