Rey yang jail tiba-tiba menghentikan langkah. Dia merintih dan sontak saja Bumi panik dan menatap tubuh Rey dari atas sampai bawah. "Rey kamu kenapa? Apa sakit? Di mana yang sakit?" cacar bumi. "Aku harus panggil dokter," balas Bumi. Netranya yang indah bergerak liar. Namun, sedetik kemudian dia b
"Tolong temui ibuku satu kali saja, bisa?" pinta Yota penuh harap. Di pelupuk matanya bahkan sudah tergenang air mata yang siap tumpah. "Haruskah?" balas Bumi dalam hati. Dia tatap Yota. Gadis itu terlihat putus asa dan ada rasa kasihan juga menyeruak dalam dada Bumi kala melihatnya. "Aku hanya in
"Yota. Apa kamu baik-baik saja?" tanya Sakha pelan. Yota yang sedang kacau pun mendongak, matanya yang berair dan merah menatap sinis Sakha. Mantan suaminya itu tampak jelas sedang canggung. Betapa tidak, Yota menatapnya seakan mampu mengulitinya hidup-hidup. "Untuk apa kamu ke sini? Apa kamu mau
"Baiklah. Jika dengan mendapatkan maaf dariku kamu tenang dan berhenti, aku akan memaafkan. Aku akan memaafkan dan mencoba melupakan hinaan demi hinaan yang pernah kamu lontarkan. Aku akan melupakan itu semua bersamaan dengan namamu. Jadi tolong pergilah dari hidupku." "Yota ...." Sakha mendekat t
Pulang ke rumah mereka, Rey sama sekali tidak ingin melepaskan genggaman tangannya ke Bumi, dia bahkan tidak mengizinkan istrinya itu menaiki anak tangga. Ala pengantin baru yang sedang dimabuk asmara Rey bahkan menggendong tubuh Bumi. “Rey, aku malu.” Pipi Bumi merona merah, dia tidak bisa menahan
"Tapi aku masih mau memelukmu. Aku merindukanmu. Aku merindukan kalian." Rey kembali mengeratkan pelukan. Dia peluk Bumi dari belakang dan terus saja mengusap perut Bumi yang sudah terasa berbeda. "Rey, aku mencintaimu." "Dan aku lebih, lebih, lebih, dan sangat mencintaimu. Maafkan aku yang sering
Hari berikutnya, Bumi berjalan didampingi Rey menyusuri koridor rumah sakit. Keduanya melihat Yota dan Aryan duduk bersebelahan di depan ruang ICU. Kedua saudara kembar itu tentulah kaget melihat kedatangan mereka. "Bumi, Rey, ada apa kalian ke sini?" tegur Aryan. Dia berdiri lalu mendekati Bumi. K
Langit tetap gelap padahal waktu sudah menunjukkan tengah hari. Saat bersamaan turunlah rintik hujan yang tentu saja menemani prosesi pemakaman Wida. Rintik-rintik hujan mulai bertambah kapasitasnya dari menit ke menit. Keadaan tak terduga yang semakin menambah kesedihan dua bersaudara itu. Di pusar