"Hey, apa yang kalian lakukan?" tegur Aryan pada dua karyawannya yang asyik berkasak-kusuk tanpa menyadari kalau dia sedari tadi telah tiba. Matanya pun menyipit saat mencari arah tatapan mata dua karyawan remajanya itu dan mata mereka terarah ke satu titik—wanita cantik juga seksi yang sedang duduk
Aroma leather yang melekat di jas tersebut mampu memberi kesan maskulin yang kuat, dan dari itu juga Milea yakin kalau si pemilik jas adalah seorang pria. Tak ayal dia sering berangan-angan, berharap lelaki yang melindungi tanpa pamrih itu adalah seorang pria single. Mata Milea kembali ke tas kerta
"Aku mau kamu jadi istri keempatnya. Dengan begitu kamu akan diakui Papa dan derajat kamu akan aku ...." BYUR Jus alpukat sudah sukses memotong lisan Imron. "Kamu ... berani sekali kamu Milea!" bentak Imron sembari berdiri. Mukanya yang terkena jus alpukat sudah memerah. Nyalang dia menatap adikn
"Ada apa ini?" tanya Rey. Dia yang panik menatap orang sekitar, lantas menatap tajam ke salah satu orang yang memapah istrinya itu. "Apa yang terjadi dengannya?" lanjut Rey tak sabar. Ada kilatan emosi dari tatapan itu. "Bu Bumi sudah mulai kontraksi, Pak. Habis meeting beliau tiba-tiba tidak bisa
Namun, baru juga satu kaki diturunkan, tiba-tiba keduanya mendengar suara riuh dari kamar sebelah. Suara yang mirip raungan dan ratapan seorang wanita. "Anakku, tolong kembali. Maafkan Ibu, Nak! Maafkan. Tolong jangan pergi!" Rey dan Bumi saling tatap. Saat begini mereka tetap tidak bisa mengenyah
Sementara Bumi sedang berjuang mempertaruhkan nyawa untuk melahirkan buah cintanya dan Rey ke dunia, ada Sakha yang juga berjuang dengan cintanya. Bedanya lelaki itu sedang meragu, haruskah mempertaruhkan harga diri agar bisa bersama mantan istri? Ataukah tetap bertahan menjadi pengamat seperti sete
Yota yang kaget di serang mendadak begitu terbelalak hebat, setelah itu mendorong dada mantan suaminya agar menjauh. Alhasil Sakha pun basah kuyup. "Apa kamu gila?" sentak Yota. Dia hapus jejak Sakha dari bibirnya, lantas menatap tajam. "Bagaimana jika istrimu tau hal ini? Dia pasti akan kecewa!"
"Kha, apa yang kamu lakukan? Menjauh dariku!" bentak Yota, emosinya sudah tak terkendali sebab Sakha dengan lancang mendorong dan mendobrak masuk. Anehnya sedetik kemudian keberanian itu mendadak menciut kala melihat pupil mata Sakha sudah melebar, serta terdengar embusan napas yang semakin lama se