Aprilia merencanakan untuk menjebak Richie agar terpaksa menikahi Lily. Lily yang sudah terlanjur menyukai Richie pun tidak memikirkan akibat yang akan diterima.Setelah Lily pergi untuk mengurung Kimi bersama karyawan yang dibayar Lily untuk mengajak Kimi pergi. Aprilia menuangkan sesuatu ke minuman Richie, tentu saja minuman itu yang nantinya akan membuat Richie terjebak dan pada akhirnya mau tidak mau menikahi Lily, atau begitulah pemikiran Aprilia.“Richie, minum.” Aprilia menawari Richie minuman yang sudah terkontaminasi dengan obat.“Tidak Bi,” tolak Richie meski sedang tidak memegang gelas.Aprilia tidak bisa membiarkan rencananya gagal, hingga mencari cara untuk membujuk Richie agar mau meminum minuman yang dibawanya.“Rich, Bibi tahu jika selama ini sering membuat kesalahan kepadamu dan istrimu. Apakah Bibi tidak layak meminta maaf, hingga kamu menolak menerima minuman dari Bibi sebagai tanda maaf,” ucap Aprilia dengan memasang wajah penuh penyesalan.Richie begitu terkejut m
Ruangan pesta yang seharusnya dipenuhi dengan tawa, kini terasa begitu menegangkan karena perdebatan antara Kimi dan Aprilia.Nova, Daniel, dan keluarga lain yang melihat kerumunan orang serta mendengar suara lantang Aprilia pun memilih mendekat, hendak melihat apa yang sedang terjadi.“Ayo Bibi, minum!” perintah Kimi sambil menyodorkan gelas yang tadi direbutnya dari Richie.Richie pun menunggu pembuktian, siapa di sini yang benar-benar telah berbohong. Namun, Richie tetap yakin jika istrinya pasti bicara jujur.Aprilia menelan ludah susah payah, andai saja bisa ingin sekali kabur dari sana. Namun, Jika Aprilia melakukannya, maka akan membuktikan jika dia salah, tapi jika meminum minuman itu, Aprilia pasti akan semakin malu.“Ada apa ini?”Di saat kebimbangan sedang mendera, Nova datang dan dianggap sebagai penyelamat oleh Aprilia.“Nov, lihat kelakuan menantumu!” Aprilia langsung mengadukan Kimi ke Nova.Nova bingung dengan yang terjadi hingga mengakibatkan keributan, sampai memanda
Kimi mengajak Nic ke klinik perusahaan, hingga keduanya melihat Mina yang berjaga di sana bak pengawal profesional.“Mina!” Nic sejak tadi kebingungan mencari sang istri, tapi ternyata istrinya santai-santai di sana.“Kak Nic.” Mina awalnya bersandar di pintu, lantas menegakkan badan begitu melihat Nic dan Kimi.“Bagaimana, Lily aman di dalam?” tanya Kimi sambil menunjuk pintu dengan dagu.“Aman.” Mina membuat gerakan dengan tangan jika semua terkendali.Lily awalnya terus berteriak-teriak meminta dikeluarkan, tentu saja tidak ada yang mendengar teriakan wanita itu selain Mina, karena ruang pesta berisik dengan musik dan tamu yang asyik berbincang.Mina membuka pintu klinik, hingga Kimi, Mina, dan Nic melihat Lily yang terduduk di lantai dengan wajah cemberut juga penampilan begitu berantakan. Kimi mendekat dengan cepat, kemudian sedikit kasar meminta Lily untuk bangun.Mina mengeluarkan ponsel, mereka hendak merekam pengakuan Lily sebagai bukti jika Aprilia mengelak.“Apa maksudmu in
Kimi akhirnya pergi ke rumah Nova bersama Mina dan Nic. Saat sampai di sana tepat bersamaan dengan Aprilia dan keluarga lain yang baru saja selesai bicara.Kimi bertemu dengan Aprilia di depan pintu, bibi Richie itu melirik Kimi tapi kemudian melangkah karena diminta ikut anggota keluarga lain. Suami Aprilia berhenti berjalan saat melihat Kimi, hingga menatap istri Richie itu dengan perasaan bersalah.“Maaf jika sikap bibimu keterlaluan,” ucap paman Richie penuh penyesalan.“Tidak apa-apa,” balas Kimi merasa tak enak hati.Pria itu mengangguk, kemudian memilih menyusul sang istri yang sudah berjalan terlebih dahulu.Kimi pun masuk bersama Mina dan Nic, mereka bertemu dengan Daniel dan Ghea dan menanyakan keberadaan sang suami.“Di mana Richie?” tanya Kimi yang tak melihat suaminya di ruang tamu.“Richie ke kamar Mama,” jawab Ghea sambil menunjuk ke kamar Nova.Kimi pun izin menyusul Richie, saat sampai di kamar sang mertua ternyata Richie juga baru saja sampai di sana. Kimi pun menget
Setelah semua yang terjadi secara silih berganti. Akhirnya Kimi dan Richie menjalani hari dengan tenang dan damai. Bahkan Kimi dan Richie merencanakan liburan untuk sekadar melepas lelah dan penat.Namun, sepertinya rencana itu harus ditunda lagi. Saat ini Kimi bergeming mendengar informasi dari kepala rumah sakit. Tak bisa berkata-kata dengan hal yang baru saja disampaikan.“Akomodasi semua sudah disiapkan, jadi kamu tinggal berangkat saja,” ucap kepala rumah sakit.Kimi bingung harus bagaimana, lusa dirinya sudah berencana pergi dengan Richie, tapi siang ini malah mendapatkan kabar jika diminta mengikuti pelatihan di luar kota.“Kamu kenapa?” tanya kepala rumah sakit karena melihat Kimi diam dan tak berkata apa-apa sejak tadi.“Tidak ada, Pak.” Kimi pun pamit keluar ruangan, berjalan menuju ke ruang kerjanya dengan langkah gontai.“Bagaimana cara menjelaskannya ke Richie?”Kimi mendengkus kasar, bingung cara menyampaikan ke Richie karena tahu suaminya itu pasti akan sangat kecewa.
Kimi sangat terkejut mendengar Richie berada di lobi. Seharian ini mereka tidak saling menghubungi karena kesibukan, membuat Kimi berpikir jika Richie marah.Dia pun buru-buru turun ke lobi, sangat terkejut saat benar-benar melihat Richie ada di sana. Namun, meski begitu Kimi juga sangat bahagia dan haru. Kimi langsung berlari menghampiri dan memeluk Richie.Richie pun membuka tangan ketika melihat Kimi yang berlari, lantas memeluk erat sang istri yang kini berada di dekapan.“Aku pikir kamu menelepon karena marah, karena aku seharian tidak menghubungi,” ucap Kimi masih dalam dekapan Richie.Kimi memundurkan kepala, kemudian sedikit mendongak untuk bisa menatap wajah suaminya.“Siapa yang marah? Aku sendiri sengaja tidak menghubungi karena ingin membuat kejutan,” balas Richie sambil merapikan helaian rambut Kimi yang sedikit berantakan.“Aku kangen kamu,” imbuh Richie.Kimi pun melepas pelukannya, tak enak juga kalau dilihat oleh orang lain atau karyawan hotel.“Jika aku menginap di h
Kimi kembali mengikuti pelatihan, sedangkan Richie memilih menunggu di hotel sampai Kimi selesai. Richie memutuskan menunggu sambil mengurus pekerjaan, saat baru saja membuka laptop, teringat akan satu hal yang sangat penting.Richie mengambil ponsel yang berada di samping laptop, kemudian menghubungi nomor manager pabrik.“Halo, Pak Richie.” Suara manager pabrik terdengar dari seberang panggilan.“Oh ya, aku kemarin lupa menyampaikan sesuatu. Tolong sampaikan ke bagian gudang untuk tidak lagi menerima bahan baku dari perusahaan Lily, serta stop bekerjasama dengan perusahaan itu,” perintah Richie.“Baik, Pak. Saya mengerti,” kata manager pabrik dari seberang panggilan.“Ada yang lainnya lagi, Pak?” tanya manager pabrik.“Sudah tidak ada, itu saja,” jawab Richie.Richie pun mengakhiri panggilan, kemudian kembali fokus ke pekerjaannya.**Di tempat Lily, wanita itu sangat terkejut saat mendapatkan informasi jika pabrik Richie memutuskan kontrak kerja dengan perusahaannya. Dia merasa rug
Kimi pulang ke rumah bersama Richie setelah pelatihan yang diikuti selesai. Keduanya sudah tiba di rumah dua hari lalu dan kini sudah menjalani pekerjaan seperti biasa.Siang itu Richie berada di perusahaan untuk mengecek beberapa berkas karena ditinggal selama beberapa hari.“Kemarin Bu Lily datang untuk bertemu dengan Anda, Pak.” Manager pabrik siang itu menemui Richie.“Mau apa dia?” tanya Richie terlihat tidak senang.“Katanya ingin bicara mengenai kerjasama yang kita batalkan,” jawab manager pabrik itu.“Bukankah aku sudah bilang batal ya batal,” balas Richie lagi sambil mengecek dokumen berisi data stok bahan.Manager itu terlihat bingung, memang sudah berkata jika semua keputusan atas perintah Richie, tapi Lily bersikukuh ingin bertemu dan membujuk.“Begini saja, kalau dia ….” Richie menghentikan ucapannya saat mendengar suara ketukan pintu.“Masuk!” Richie memilih mempersilakan sebelum melanjutkan ucapannya.Sekretaris Richie terlihat membuka pintu dan berdiri di ambang pintu.