Diperusahaan Clarisa mendapat banyak hambatan, hari ini bahkan dia lebih banyak mendapat teguran dari pihak atasan yang membuatnya sedikit murung. Menginga perkataan atasannya yang cukup membuat mentalnya hancur.
"Apa yang kau lakukan Clarisa? Apa kau tidak tau bagaimana mengerjakan proyek? Jika kau tidak ingin bekerja, maka berhentilah sekarang, bahkan perusahaan pun tidak menginginkanmu jika kinerja mu seburuk itu!" Teguran dari atasannya membuat Clarisa hanya mampu menundukan kepalanya
Clarisa hanya mampu meminta maaf atas kesalahannya, "Maafkan aku, ini semua memang salahku, aku berharap anda mau memaafkan saya." Hanya kata-kata itu yang mampu di lontarkan oleh Clarisa.
Direktur pun setelah mendengar ucapan permintaan maaf Clarisa yang terdengar tulus itu, membuat direktur melembut, direktur berkata, "Baiklah karena kulihat kau cukup menyesalinya, aku akan memaafkanmu, jadi kau harus bekerja lebih baik lagi, apa kau mendengarkan aku?"
"Ah,
Di Quebec, Kanada. Lukas mendapatkan kabar yang tak mengenakan dari sopir pribadinya yaitu Joe, Joe mengabarkan bahwa Clarisa mendapatkan perlakuan kasar dari ibu tirinya. Drrrrtttt.... ponsel Lukas beergetar, terlihat di depan layar tertulis nama Joe, dengan segera Lukas menjawab panggilannya. Lukas menjawab, "Halo..." Diseberang telpon Joe berkata, "Tuan muda, maaf menggangu di jam malam seperti ini." Lukas berkata, "Ada apa? Apakah sesuatu telah terjadi?" Joy kemudian menjelaskan permasalahannya, dia berkata, "Begini tuan muda, tadi saat jam pulang kerja nyonya Clarisa, nyonya mendapatkan masalah dengan seorang wanita yang mana itu adalah ibu tiri nyonya, wanita itu menarik, menjambak, dan mengancam nyonya serta tuan kecil, jika nyonya tidak membebaskan nona Yunita dari penjara tuan. Apa yang harus saya lakukan?" Joe bertanya. Suara Lukas sedikit panik, dia bertanya, "Apa Clarisa terluka?" Joe menjawabnya, "Iya t
Keesokan paginya, Clarisa dibangunkan oleh suara yang sangat lembut, perlahan mengecup keningnya, dan pipinya dengan lembut. Clarisa bergunam dan berkata, "Lukas..." namun saat dia membuka matanya, yang tertangkap dalam pandangannya adalah wajah Lukas versi mininya. Ya, semakin hari wajah Christian semakin mirip dengan Lukas. Christian memeluk Clarisa seraya berkata, "Bangunlah, agar ibu melihat kenyataan bahwa Ayah tidak ada di sini." Clarisa menghela napasnya, seraya berkata, "Apa yang kau tahu? Anak kecil sepertimu mengerti apa?" Christian menjawabnya dengan sedikit kesal, "Tentu saja aku tahu, dan mengerti! Jika Ibu tidak merindukan Ayah, bagaimana bisa kau mengira bahwa aku adalah Ayah?" Christian tersenyum penuh kemenangan. Clarisa sedikit menunduk, dia berpikir bagaimana bisa putranya berkata seperti itu. Christian berkata, "Ibu, apakah kau tidak merindukan Kakak? Aku sangat merindukannya! Kenapa kakak tidak menghubungiku lagi?"
Ditengah malam, Conan mengalami sakit yang luar biasa, Lukas, dan Jay begitu panik, kala memanggil dokter untuk memeriksa Conan. Conan berkata dengan lirih, "Aku tidak apa-apa, hanya sedikit sakit!" Lukas berkata, "Bertahanlah, sebentar lagi dokter akan datang." Lukas mencoba menenangkan Conan. Lukas bertanya dengan tidak sabar, "Jay, apa yang mereka lakukan? Kenapa dokter, dan perawat belum juga tiba? Conan sudah sangat kesakitan!" Jay menjawab, "Saya sudah memanggil mereka, mereka mengatakan akan segera datang kemari!" Conan meringkuk kesakitan, wajahnya memperlihatkan rasa sakit luar biasa, yang membuat orang jika melihat raut wajahnya saja membuat mereka mengerti betapa sakitnya itu. Lukas menggemgam tangan kecil itu dengan erat. Berkata dengan lirih, "Aku mohon bertahanlah sedikit lagi." Tak lama berselang dokter jaga pun datang, mereka cukup terkejut kala, Conan meringkuk kesakitan dalam diamnya. Dokter memeriksa d
Di pagi harinya Conan terbangun, dia menatap Lukas yang masih tertidur di sofa, Conan baru pertama kali melihat keadaan Lukas yang begitu berantakan. Conan hanya tersenyum, dalam benaknya terlintas, "Mungkin dirinya tidak akan pernah lagi melihat ayahnya dalam keadaan seperti itu, takkan merasakan lagi bagaimana dia mencintainya dengan tulus, Conan merasa waktunya semakin menipis." Tok... tok... suara pintu kamar di ketuk dari luar. "Selamat pagi, apakah tidurmu nyenyak?" Ucap seorang perawat wanita. Conan dengan sedikit berbisik berkata, "Bisakah kau bicara dengan pelan? Ayahku baru saja tertidur." Sang perawat pun, mengalihkan pandangannya pada ranjang sebelah, dan terlihatlah pemandangan yang membuat wanita salah tingkah. Lukas tertidur dengan kancing kemeja yang terbuka, yang mana memperlihatkan dada bidang milik Lukas, walaupun dalam keadaan tertidur, namun wajahnya tetap terlihat tampan, penampilan berantakan Lukas bahkan masih menarik pe
Berpindah ke Mansion, Jam antik besar yang berada di ruang tamu menunjukan pukul 22:00 malam, didalam kamar Clarisa tidur dengan gelisah, dia memimpikan Conan. "Ibu, disini sangat menyakitkan, aku ingin beristirahat ibu." Clarisa bergunam dalam tidurnya, "Ada apa, Nak? Apa yang terjadi? Mengapa kau berbicara seperti itu? Katakan pada ibu yang mana yang sakit?" Didalam mimpinya Conan berteriak memanggil dirinya, "Ibu tolong, ibu... selamatkan aku! Conan pun hilang di telan kegelapan. Clarisa berteriak, dia terbangun dikamar Lukas, keringat membasahi tubuhnya, terlihat Clarisa begitu ketakutan. Dia menangis sendirian dikamar. Pelayan yang mendengar teriakan Clarisa berkumpul dipintu kamarnya, mereka saling berbisik. "Bagaimana ini? Apakah nyonya baik-baik saja?" "Apakah kita harus membangunkan tuan kecil, dan memintanya untuk masuk memeriksa keadaan nyonya?" "Aku takut jika sesuatu terjadi pada nyonya?
Berpindah ke Quebec, Kanada. Dihotel semua staff sangat sibuk, bahkan para pengunjung hotel dibuat bingung oleh tingkah para staff hotel, mereka begitu sibuk, dan panik. Manager, mengumpulkan semua staff hotel di lobi. Manager bertanya, "Apakah kamar presdir sudah selesai?" Staff kebersihan berkata, "Sudah manager, sudah selesai." "Apakah perlengkapan tuan muda sudah tersedia?" Privat buttler berkata, "Sudah manager, sudah selesai." Manager kembali bertanya, "Buah, makanan ringan, dan minuman kesukaan tuan muda, apakah sudah di sediakan didalam kamar?" Salah satu staff hotel berkata, "Sudah manager, semua nya telah selesai." Manager berkata, "Bagus, ingat kita semua harus menjaga tuan muda selama berada disini! Jangan sampai kejadian seperti kemarin terulang kembali, jika kesalahan itu terulang kalian tahu bukan bagaimana sifat presdir? Presdir tidak akan pernah memaafkan siapapun yang menyakiti putranya! Sekali
"Ayah." Conan yang terbangun berusaha memanggil ayahnya Lukas.Lukas sedang berada diruang kerja. Tidak mendengar teriakan putranya.Dengan perlahan dia berjalan keluar kamar, dia mencoba mençari seseorang untuk membantunya."Ayah...""Ayah...""Ayah..."Conan berusaha memanggil Ayahnya. Namun tak ada sahutan.Athes yang mendengar suara Conan pun bergegas keluar kamar untuk memeriksa keadaan Conan.Yang terlihat olehnya adalah seorang anak laki-laki yang sedang duduk menatap keluar kaca jendela. Terlihat wajahnya cukup pucat.Athes mencoba menghampirinya, seraya berkata, "Tuam muda, ada yang bisa aku bantu?"Conan memalingkan pandangannya, seraya berkata, "Ahh, Mr. Athes, apakah kau melihat ayahku?"Athes menjawab, "Mungkin presdir berada di ruang kerja nya."Conan bangkit dari duduknya, seraya berkata, "Tolong bantu aku berjalan. Aku ingin menemui Ayahku!"Athes mendekat se
Disisi lain Clarisa, menjalani hari-harinya tanpa kehadiran Conan, dan Lukas. Kini dia mulai terbiasa akan keadaan itu. Namun saat dia pulang kerja, entah kenapa dia tiba-tiba sangat merindukan Lukas, dan Conan. Clarisa menatap Ponselnya, namun tidak ada satu pun pesan dari Lukas, Clarisa bergunam sendiri, "Ahhh, kenapa dia tidak mengabariku? Aku sangat merindukannya. Sungguh!" Tiba-tiba saja, terlintas bayangan saat sebelum dia dekat dengan Lukas seperti saat ini. Dahulu, sebelum dirinya bersama Lukas, dia berpikir jika Lukas tidak menyukai perempuan, dengan sikap yang sombong, dan angkuh itu semakin mebuatnya sulit untuk didekati. Semakin lama dia membayangkan banyak kenangan manis tentangnya dan Lukas, namun tiba-tiba Clarisa meneteskan air matanya begitu saja, dia berkata, "Kenapa? Kenapa aku sangat merindukannya? Padahal mereka bicara hanya pergi sebentar saja. Tapi sudah 1 bulan mereka tak kembali!" "Ibu, ada apa?" Christian