Flashback...
Terlihat ponsel, berdering.
Lalu dengan cepat seseorang mengambil ponsel tersebut lalu mengangkatnya, ternyata itu adalah Dante.
Terdengar Dante, berbicara dengan orang yang menghubungi ponselnya dengan berkata,
Apa, benarkah...
Kapankah acara reuni tersebut…
Di Gedung biasa...
Baiklah aku, akan datang nanti…
Terima kasih, kawan atas informasinya…
Ya, baiklah sampai bertemu lagi disana...
Kembali masih dengan Dante, tampak masih mengintrogasi kedua orang tersebut. Terdengar kedua orang itu bertanya kepada Dante, "Apakah kami sudah boleh pergi, Dante?" Tanya siswa pria bertopi, "Baiklah, kali ini aku maafkan perbuatan kalian berdua. Namun, jika nanti aku kembali melihat kalian melakukan hal seperti ini! maka aku tidak akan segan untuk mematahkan tangan kalian berdua, Ingatlah itu! Satu lagi katakan kepada Bosmu, jangan pernah berani ganggu pacarku lagi jika tidak ingin aku kirim dia ke dalam rumah sakit lagi! Sampaikanlah pesanku ini!" Ungkap Dante dengan nada mengancam. "Iya... iya… kami tidak akan berani mengganggu pacarmu lagi, Dante." Jawab siswa pria bertopi,
Bab 37.Tampak Dante dan Dessy, kini sudah berada diluar sekolah.Terdengar Dessy berkata kepada Dante,"Kamu mau membawaku kemana, Dante? Sekarang masih jam sekolah." Tanya Dessy tampak cemas terlihat dari wajahnya,"Tenanglah, Dessy. Aku akan membawamu ke suatu tempat yang bagus." Jawab Dante dengan tersenyum kepada Dessy yang tampak sebaliknya,Dessy merasa cemas dan takut kepada Dante. Lalu tiba tiba saja Dessy, menampar Dante."Praak!" Suara tamparan Dessy yang tiba tiba saja melayang wajah pipinya Dante."Untuk apa tamparan ini, Dessy?" Tanya Dante, tampak merasa bingung dan kaget."Apa yang ingin kamu lakukan, Dante? Ini adalah jam sekolah. Kedua orang tuaku menyekolahkan aku agar aku menjadi orang sukses. Kini dengan enaknya kamu bicara, mau mengajak aku ke tempat bagus! Apa tidak ada hari dan jam lain, selain hari da
Terdengar lonceng bel pulang sekolah berbunyi.Tampak seluruh para murid, siswa dan siswi pun berjalan pulang menuju ke arah pintu gerbang sekolah.Terlihat Dessy dan Nur berjalan bersama, lalu terdengar mereka saling berbincang satu sama lain dengan dimulai dengan Nur, yang berkata:"Kamu pulang naik apa, Des? Tanya Nur,"Dijemput sih, sebenarnya aku. Hanya tadi pas istirahat aku ada janji sebentar dengan, Dante." Jawab Dessy, sambil berjalan dengan Nur."Cieee… kalian berdua mau kemana nih? Aku ikut dong. Hehehe…" ujar Nur, bercanda."Entahlah, katanya dia ingin menunjukan tempat indah yang biasa datangi saat ingin menyendiri." Sahut Dessy, tenang."Asik dong, bikin iri aja deh." Ucap Nur, sedikit manja dan Dessy hanya tersenyum."Oh, Iya. Aku boleh titip pesan kepadamu, Nur?" Tanya Dessy. 
Di tengah jalan yang terlihat macet.Tampak Ame dan Nur, saling berbincang satu sama lain.Terdengar Nur berkata,"Oh… jadi seperti itu ya, ka Ame." Ujar Nur,"Iya, benar. Aku ini hanya seorang anak yatim piatu. Maka dari itu aku sungguh sangat merasa bersyukur serta berterima kasih kepada keluarga, Nona Dessy! Tanpa mereka, mungkin saat ini sekarang aku sudah berada hidup di jalanan." Ungkap Ame, menjelaskan sedikit kisah hidup dirinya kepada Nur."Keluarga besar Dessy, sungguh baik sekali ya, ka Ame!" Sahut Nur,"Tentu saja, bahkan sudah seperti malaikat bagiku. Maka sebagai sedikit tanda balas jasa aku kepada keluarga, Dessy. Saat ini aku akan terus mengabdi kepada keluarga besar itu. Oh iya, Nur. Ngomong-ngomong rumahmu sudah dekat, belum?" Tanya Ame,"Sebentar lagi, Kak Ame. setelah rambu-rambu lampu lalu lintas merah kedua ki
Tampak terlihat pergedungan ibu kota, lalu rutinitas kendaraan yang sangat macet.Terlihat Nur bersama Kak Ame, berada di dalam restoran tempat makan.Sangat nikmat dan lahap sekali mereka berdua makan, lalu terdengar seseorang dari anak buah Bos David, berbicara:"Hei, kalian perhatikan itu disana. Ada sepasang lesbian yang asik makan seperti binatang." Celoteh seorang siswa pria yang berbadan besar."Hahaha…" terdengar mereka semua pun langsung menertawakan Nur dan Kak Ame.Tampak Kak Ame, terlihat mulai kesal dan ingin berdiri namun dengan cepat Nur, mencegahnya dengan memegang salah satu tangan Kak Ame, lalu menggelengkan kepalanya tanda jangan diladeni sekelompok pelajar kurang ajar tersebut."Jangan meladeni mereka, Kak Ame." Ujar Nur, memegang salah satu tangan Kak Ame."Kenapa, Nur? Lepaskan tanganku dan tenanglah aku akan
Masih dengan kenangan Dante.....Tampak Dessy dan Dante, yang masih berada diatas atap gedung kosong itu.Terlihat Dante, sangat senang terdengar terus saja berteriak,"Akhirnya Dessy, menjadi pacarku!" Teriak Dante, lalu dengan cepat Dessy mencegahnya dengan cara menutup mulut Dante."Ssstt… sudah dong jangan berteriak terus, aku malu tahu!" Ujar Dessy, tampak mukanya memerah."Tenang saja, Des. Lagian disini siapa yang bisa mendengar kita, bukan?" Jawab Dante,"Hmm… iya sih, kamu benar. Oh iya, mendingan sekarang kita turun saja yuk. Sebab nanti sore aku ada les atau bimbingan belajar. Kamu anterin aku ya kesana!" Ucap Dessy, langsung dengan cepat Dante tampak memberi hormat dan berkata,"Siap. Baiklah, Nyonya Dessy! kemanapun kamu ingin pergi. Maka dengan senang hati aku Dante, akan selalu siap untuk mengantarkannya." Jawab Dan
Beberapa waktu kemudian.Tampak Dante dan Dessy, kini sudah sampai ke lantai bawah gedung kosong tersebut.Lalu berjalan menuju sepeda motor Dante. Lalu pergi dari gedung kosong tersebut.Di tengah perjalan terdengar mereka saling berbicara satu sama lain,"Kita cari tempat makan dulu, ya. Aku lapar, Dante." Ucap Dessy,"Baiklah, aku pun juga lapar. Oh iya Des, aku boleh tanya sesuatu sama kamu?" Tanya Dante, sambil mengendarai sepeda motor."Tanya saja, memang kamu mau tanya apa sih?" Jawab Dessy, kembali bertanya."Kamu ini pindahan dari sekolah mana sih? Sebelum bersekolah di tempat yang sekarang?" Tanya Dante,"Oh, dulu itu aku sekolah di Makassar. Kebetulan kita pindah karena ayah ada pekerjaan di kota ini sekarang." Jawab Dessy,"Di Makassar. Disana suasananya sei
3 hari kemudian.Tampak seorang suster yang sedang mengganti infusan untuk Dante.Terlihat kondisi Dante saat ini masih terbaring koma di atas tempat tidur rumah sakit.Terdengar suara dari mulutnya Dante yang berucap memanggil-manggil nama Dessy, dengan mata yang tertutup."Dessy… Dessy… jangan tinggalkan aku!" Ucap Dante, seperti orang mengigau.Suster pun langsung menoleh ke arah Dante yang seperti orang mengigau itu dan tak lama tiba tiba saja Dante pun terbangun membuka kedua matanya sambil berteriak,"Dessy…" Teriak Dante, tampak seperti orang ketakutan.Dengan cepat suster pun langsung menenangkan Dante dan ingin segera pergi memanggil dokter agar segera memeriksa kondisi keadaannya."Tenanglah anak muda, akhirnya kau sadar juga." Ujar suster, sambil