Kurang lebih sudah satu minggu sepasang suami-istri itu bulan madu di Bali. Hari ini adalah hari kepulangan mereka. Gistara dan Sagara membereskan barang-barang mereka yang lebih banyak dari keberangkatan mereka.
Kemarin, keduanya berbelanja oleh-oleh khas Bali untuk keluarga, sahabat, asisten rumah tangga mereka dan guru-guru di Baramantas’ School. Dari banyaknya oleh-oleh yang dibeli, Sagara hanya membeli untuk keponakan dan adiknya. Sedangkan Gistara, wanita itu membeli banyak sekali oleh-oleh membuat Sagara harus membeli koper untuk menampung barang-barang istrinya.
Sagara melarang saat Gistara ingin membelikan oleh-oleh untuk mamanya karena wanita itu pasti tidak akan menerimanya. Gistara yang sedikit keras kepala, tetap membelikan mama mertuanya oleh-oleh.
“Kita langsung ke rumah kita ‘kan setelah ini?” tanya Gistara, menyenderkan kepalanya di pundak suaminya.
Keduanya sudah berada di pesawat. Sagara mengusap kepala istrinya
Sagara berjalan menuju tempat pemotretan bersama Tama. Dia akan melihat secara langsung bagaimana kerja model yang direkomendasikan oleh Kristina. Model bernama Natasya itu sedang naik daun, sehingga Kristina yakin kalau model itu akan membuat produk yang akan perusahaan Sagara rilis habis di pasaran.“Pagi Pak,” sapa para staf saat melihat Sagara dan Tama berkunjung ke tempat dimana mereka bekerja.Sagara mengangguk. Memberikan isyarat kepada mereka untuk melanjutkan kegiatan mereka.Sagara dan Tama berdiri di balik monitor dimana hasil jepretan fotografer itu berada. Sedangkan sang model sedang beristirahat. Keduanya nampak fokus dengan hasil jepretan fotografer pria itu. Sagara mengangguk melihat hasil foto Natasya, sepertinya dia harus mengucapkan terimakasih kepada Kristina karena model yang dia rekomendasikan cukup bagus untuk ukuran model baru.“Sampaikan ke pacar kamu ucapan terimakasih saya karena model yang dia rekomendasikan n
Gistara sedang berada di kantin bersama dengan Willi. Keduanya ikut mengantri bersama para siswa untuk mengambil makan siang mereka. Di kantin sekolah ini ada menu gratis dan menu berbayar. Menu gratis ini ada setiap hari. Setiap hari jum’at dan senin semua siswa dan guru wajib mengambil menu itu. Sedangkan hari lain, menu gratis diperuntukkan untuk siswa tidak mampu yang mendapat beasiswa di sekolah itu.Menu gratis ini semua siswa harus mengambil karena tidak ada makanan lain. Biasanya hanya ada dua menu seperti ayam goreng dan capcay atau tumis sawi dan udang saus tiram. Sedangkan menu berbayar lebih banyak varian.“Gian nyariin kamu kayaknya,” bisik Willi. Gadis berdarah Italia itu berusaha merubah ‘lo-gue’ dengan ‘aku-kamu’ saat berada di ruang lingkup sekolah.“Biarin dulu. Bentar lagi juga dia ngeliat ke sini.” Gistara memperhatikan Gian yang sedang bertanya dengan seorang siswa.Gian mengikuti
“Tama bilang katanya temen-temen Kakak bakal ngadain reuni. Kakak boleh ikut gak?” tanya Sagara.Gistara membenarkan letak selimut untuk menutupi tubuh polos mereka. Sagara benar-benar meminta jatahnya malam ini. Keinginan Sagara tidak bisa ditolak oleh Gistara.“Boleh.”Sagara menatap istrinya tidak percaya. Kenapa Gistara mudah sekali memberinya izin? “Kamu gak larang Kakak buat ikut itu? Padahal Kakak berharap kamu larang.”Gistara menatap Sagara dengan bingung. Suaminya kenapa berharap dia tidak memberi izin, padahal acara reuni adalah acara paling ditunggu, karena kita bisa bertemu dengan teman-teman lama dan bercerita banyak hal.“Kenapa sih? Kakak bisa ketemu temen-temen Kakak lagi, cerita banyak hal. Kalau aku seneng ketemu temen-temen lama.”Sagara mengelus punggung Gistara yang polos. “Males aja, mending di rumah sama istri. Kelonan.”“Sama istri bisa setiap h
Sagara sedang mendengarkan Tama yang bercerita tentang rencananya ingin menikahi kekasihnya. Pria itu berencana menikahi kekasihnya tahun depan. Dia masih menyakinkan dirinya. Siapkah dia menikah dengan kekasihnya. Menjadikannya wanita satu-satunya dihidupnya yang dia cintai.Melihat Sagara yang bahagia dengan pernikahannya membuatnya terketuk untuk menikah lebih cepat dari rencananya. Karirnya sudah bagus, gajinya sebagai sekretaris Sagara lebih dari cukup.Satu yang Tama rasa kurang. Keluarga, kedua orangtuanya meninggal saat dia sedang sibuk dengan tugas akhirnya sebagai seorang mahasiswa. Kedua orangtuanya meninggal karena kecelakaan beruntun di tol setelah berlibur.Ayahnya bukan seorang pengusaha. Ayahnya seorang manager di salah satu perusahaan. Sedangkan ibunya merupakan seorang guru di taman kanak-kanak. Kedua orangtuanya hanya meninggalkan rumah dan mobil untuk Tama.Pria itu tidak memiliki saudara kandung karena rahim ibunya yang lemah se
Sagara duduk di ruang kerjanya. Setelah perkataan istrinya tentang ‘burung murahan’ Sagara meminta haknya. Sekarang istrinya sedang tertidur selagi menunggu istrinya bangun, Sagara akan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan istrinya.Bohong kalau Sagara akan menuruti keinginan istrinya untuk tidak mencari tahu apa yang terjadi. Saat memutuskan untuk menikah dengan istrinya Sagara berjanji untuk melindunginya bahkan jika berbohong dengan istrinya dia bisa tahu siapa orang yang akan menyakiti istrinya, Sagara akan lakukan itu.Ketukan pintu membuat Sagara mengalihkan perhatiannya dari laptop yang sedang menyala. Di laptop itu terdapat rekaman cctv dari segala penjuru rumahnya.“Bapak cari kami berdua?” tanya Riya saat sudah dipersilahkan memasuki ruangan Sagara.“Iyaa. Kalian boleh duduk.”Keduanya duduk dengan tegang. Riya dan Nina saling melirik, ada apa gerangan majikan mereka memanggil mereka.Riya dan
Sagara mengumpat kepada Tama yang memaksanya untuk ikut ke acara reuni. Pria berkulit tan itu ingin ikut tapi dia tidak mau seorang diri. Dia ingin mengajak kekasihnya tapi kekasihnya tidak mau jika Sagara dan Gistara tidak ikut. Benar-benar memusingkan.“Berdua aja sama pacar lo sana. Gue males ikut acara kaya gitu, bukannya acara mengenang masa sekolah tapi malah jadi ajang pamer harta.”Sagara ingat betul, saat terkahir kali dia ikut reuni dengan teman-teman semasa sekolahnya itu. Mereka semua membanggakan harta mereka dan dengan sombongnya memamerkan barang-barang yang mereka pakai.Sagara memang dari kalangan atas tapi jika memamerkan harta Sagara tidak suka. Bukan karena hartanya tidak sebanyak mereka, tapi karena dia menjaga hati teman-temannya yang berasal dari kalangan bawah. Teman Sagara ada yang berasalh dari kalangan bawah. Hanya yang memiliki mental baja yang ikut acara reuni itu.“Banyak alasan. Pokoknya lo wajib ikut. Biar
Nesa tersenyum sinis dibalik maskernya saat melihat Sagara dan Gistara memasuki bar yang sudah di pesan oleh mantan ketua angkatannya. Nesa tidak bergabung bersama teman-temannya karena dia ada urusan yang jauh lebih penting dari berkumpul bersama teman-temannya.“Jadi gimana rencana lo?” tanya Bram. Keduanya memperhatikan Sagara dan Tama yang tertawa menonton teman-teman mereka bermain game.“Lo kasih ini ke Gara, ini no alkohol jadi dia bisa minum.”“Lo masih cinta sama dia?” tanya Bram.Pria itu tahu sejak dulu Nesa sangat mencintai Sagara. Tapi pria dingin itu seolah tidak peduli dengan perasaan Nesa membuat Bram kasihan dengan wanita itu. Bram pikir tidak masalah membantu temannya kali ini saja. Meskipun nanti mereka melukai hati istri Sagara.Melihat Gistara yang cantik. Dia pikir dia bisa menerima seorang janda. Dia yakin Gistara sangat polos. Bram bisa melihat dari tatapan wanita itu. Memikirkan itu membu
Nesa tersenyum sinis melihat kedatangan Gistara. Melihat wajah Gistara yang pucat memperhatikan dirinya dan Sagara dalam selimut membuat Nesa puas.“Apa yang kamu lakukan?!” jerit Gistara. Dia berusaha menarik tangan Nesa untuk bangun.“Lo mau liat gue naked? Oke!”Kristina menutup mata Tama saat keduanya mendengar perkataan Nesa. Kristina dan Gistara membuang pandangannya saat Nesa benar-benar beranjak dari tidurnya.Gistara mengepalkan tangannya. Wanita itu berjalan menuju Nesa yang sedang berpakaian. Tangan wanita itu melayang menarik rambut Nesa dengan kuat. Belum puas dengan itu, Gistara menendang kaki Nesa.“Saya gak tau kenapa Tuhan menciptakan wanita hina seperti kamu di dunia ini! Dasar wanita murahan!” teriak Gistara.Nesa meringis memegang kepala dan kakinya yang berdenyut. Dia tidak tahu kalau Gistara yang terlihat lembut memiliki kekuatan yang sangat dahsyat.“Gadis miskin, lo nga