Share

Bab 29 - Hot?

Liera merangkul lengan Julian dengan kegugupan dan ketegangan, langkahnya saat melewati red carpet membuat ketegangan semakin tinggi melihat ada begitu banyak orang, walau memang tidak ada media atau apapun berhubungan dengan publik, Liera takut akan mengacaukan segalanya.

Ini pertama kalinya dirinya melangkah masuk ke acara yang sebenarnya sangat penting hampir yang datang kesini adalah mereka yang sudah terbiasa termasuk Julian, dia bahkan sampai menolak untuk datang kesini saat berbicara dengan sang ayah mertua, katalah seperti itu.

Acara ini di lakukan di balkon rumah Tuan Grew, dibuat sedemikian indah seperti ballroom, belum lagi setiap akan melangkah ke dalam banyak sekali para pelayan yang menyambut kedatangannya dengan baik, padahal ini sebuah acara yang menurut Liera biasa saja, karena dia berfikir acara menyebutkan kerjasama dengan Crop Vins tidak semewah ini.

“apa sebaiknya aku pulang?” ucap Liera, dia merasa tidak nyaman dengan suasana ini dan belum lagi gaun yang dia kenakan, awalnya Liera sudah menuntunkan gaun yang akan digunakan tapi tiba-tiba sang ayah mertua mengirimkan gaun untuknya dan membuat Liera tidak ingin mengecewakannya.

Lalu memutuskan memakai gaun yang sedikit terbuka ini.

“kamu tidak nyaman?” tanya Julian, dia itu menggenggam tangan Liera, membawanya sedikit menepi ke tempat yang tidak terlalu banyak sorotan mata, Julian juga sangat risih dengan gaun yang Liera kenakan, dia ingin sekali membuang gaun itu setelah kembali nanti.

“hm—tapi bagaimana dengan ayah?” Liera belum.sempat bertemu dengan ayah Julian, pria itu masih sibuk mengobrol dengan yang lainnya, apalagi rekan kerja yang tidak bisa diabaikan begitu saja.

“kita bisa—,” Julian menghentikan ucapannya saat sang ayah mendatangi meja mereka, pria itu sangat malas bertemu dengan ayahnya, Julian sudah pasti menebak apa yang terjadi, jika ayahnya mengajak Liera berbicara.

“kenapa kalian tidak menemuiku?”

itu karena kau terlalu sibuk mengurusi orang lain!” ketus Julian.

Liera tersenyum canggung, dia sebisa mungkin menjaga dirinya untuk tetap diam, “Tuan Grew, terima kasih untuk sambutannya.”

Liera menunduk untuk menghormati ayah Julian, dia mempersilahkan pria paruh baya itu untukku dan dirinya berdiri dibelakang Julian.

“kamu terlihat cantik dengan gaun itu,” ucap Tuan Grew.

“Julian kau harus menyapa rekan kerja kita, Tuan Cassano ingin bertemu denganmu.”

Julian tidak menatap kearah ayahnya sama sekali, dia tahu pria tua itu akan menyuruhnya menemui rekan kerjanya dan membiarkan dirinya berbicara dengan Liera. “kalau begitu temani aku menemui mereka!”

Tuan Grew mengangguk, dia tidak ingin Julian menolak dan dengan sedikit kesal pria itu menarik putranya.

“aku perlu berbicara dengan Liera.”

Julian menarik kursi untuk Liera duduk, dia membuka jasnya dan mengenakan ke Liera untuk menuruti tubuhnya, Julian tidak ingin orang lain menatap Liera dengan tatapan aneh dan belum lagi jika udara malam tidak baik untuknya.

“pakai dan jangan lepaskan, ingat kamu harus tetap disini sampai aku kembali.”

Liera mengangguk mengerti, dia tidak bisa menahan Julian disini dan membiarkan pria itu melakukan apa yang harus dilakukan.

Liera menikmati secangkir es cream yang diantarkan oleh salah satu pelayan, dia juga menatap ke seluruh arah, melihat semua orang berbincang-bincang.

“aku tidak tahu, gadis SMA akan ada di acara seperti ini.”

Vin menarik kursi di hadapan Liera, dia datang dengan membawa dua gelas minuman yang tampak asing untuk Liera lihat.

Liera menghentikan kegiatannya, dia tidak bisa berkata apapun saat bertemu dengan pria itu lagi, dan bahkan dia tampak seperti tamu disini, dengan sedikit takut Liera merapatkan jas Julian di tubuhnya. “bagaimana—kamu bisa mengenalku?”

“Vins Canssaco, itu namaku. Aku anak pemilik Crop Vins rekan kerja Grup Grew.” Vins meminum gelas yang tadi dia bawa, dia meletakan satu gelas dihadapan Liera.

“Ah—maaf aku tidak meminum.” Liera menolak dengan sopan, dia tidak bisa memastikan jika minuman itu aman apalagi ini pesta, sudah pasti akan ada minuman yang mengandung alkohol.

“tenanglah, aku juga tidak meminum, ingat aku seorang mahasiswa, aku jamin ini aman untukmu.” ucap Vins, dia menatap kearah Julian yang menatap kearah dirinya, tatapan yang sedikit merasa kesal padanya. 

“jika kamu meminumnya aku tidak akan mengganggumu.”

Liera sedikit ragu, tangannya ragu untuk menyentuh gelas itu dan belum lagi perasaan mengatakan itu tidak baik, tapi bukan Liera jika dia tidak mengikuti apa keinginan orang lain, mungkin dia terlalu bodoh atau tidak ingin bertemu dengan pria itu lagi.

Liera menggenggam gelas itu dan menatap ke arah pria itu “kau janji?” 

Vins mengangkat gelasnya “tentu, aku pria yang tidak suka ingkar janji.”

Liera membuang nafas sebelum meminumnya, dia menjenguk dalam sekali minum dan langsung dihabiskan saat itu juga, Mengangkatnya ke arah Vins “kamu bisa pergi sekarang?”

“baiklah, sampai jumpa lagi.”

Liera tidak sadar Julian menatap ke arahnya, sejak kapan pria itu menatapnya? Apakah sejak Vins datang? Atau hanya tidak sengaja menatap ke arahnya?

Julian mendekatinya dengan tatapan yang sulit diartikan, dia terlihat marah, “siapa pria itu?”

“di—hmph—!” Julian menutupi ucapan Liera, dia mencium gadis itu di hadapan banyak orang tanpa berpikir panjang, itu sebuah kecupan dan detik berikutnya Julian menyeret Liera meninggalkan acara itu.

“Tunggu! bagaimana dengan acaranya?” Liera mencoba menyimbangi langkah Julian sedikit cepat, dia harus mengangkat gaun itu dan belum lagi heels yang dia kenakan.

“aku tidak peduli.”

Julian marah? Itu terdengar aneh. Apakah yang pria itu marah? Liera tidak melakukan apapun, dia bahkan tidak meninggalkan tempat itu dan melakukan hal aneh di sana.

Di Dalam mobil. Julian masih tidak mengangkat suaranya, dia diam selama perjalanan menuju Villa, membuat Liera sedikit merasa tidak suka sikap Julian yang begitu sesuka hatinya.

Liera sedikit merasa tidak nyaman, dia membuka jas Julian dan mulai menggosokkan dirinya dengan tangannya, tiba-tiba rasa panas menjalar di seluruh pembuluh darahnya, dan tubuhnya mulai berkeringat. “Akh! Panas!”

Liera ingin sekali membuka gaun ini, dia merasa perasaan aneh dan gelisah yang begitu tinggi, Liera terpaksa membuka jendela mobil dan mencoba merasakan terpaan angin malam. “panas!”

Julian langsung menatap kearah Liera, gadis itu bertingkat sang aneh, melihat hal itu membuat Julian sedikit merasa khawatir dan mencoba menanyakan apa yang terjadi “kamu baik-baik saja?”

Liera menggeleng, dia sampai melepaskan heels-nya dan mencoba mencari tombol AC. “panas, rasanya tidak nyaman.”

“Liera, tenanglah, ini sudah dingin, kau bisa sakit.” Julian menahan tangan Liera, gadis itu memang berkeringat dan wajahnya mulai memerah seperti tomat.

Sentuhan Julian seperti air dingin yang menyentuh kulitnya, Liera merasa aneh hanya dengan Julian menyentuhnya. 

“ini sangat panas.”

Julian segera memarkirkan mobil mereka sesampainya di Villa, dia tidak bisa memastikan apakah yang dia pikirkan itu benar atau bukan, tapi melihat reaksi Liera seperti itu Julian mulai menyimpulkan sesuatu. “apa masih terasa panas?”

Liera mengangguk resah, dia tidak tahu harus mengatasi panas yang terus bergejolak tinggi, dan perasaan aneh terus menghantui pikirannya.

Julian mengangkat tubuh Liera sampai kedalam, meletakkan gadis itu di sofa dan mencoba mengambil segelas air dingin, tapi Liera menahan dirinya. Membanting tubuh Julian ke sofa dan Liera naik diatas tubuhnya. Ini sangat aneh seakan tubuhnya bergerak sendiri.

“Liera, kamu berada dibawah pengaruh obat.” ucap Julian, dia sebisa mungkin menyadarkan keadaan saat, dia ingin memanfaatkan keadaan Leira.

“panas. Lihatlah dan tubuh sentuhanku.” Liera menarik tangan Julian untuk menyentuh wajahnya lalu area leher sampai pada paha mulusnya, tanpa aadar Liera terbuai oleh sentuhan Han.

“Liera, sadarlah” Julian sekali lagi menekankan kesadarannya, dirinya bisa terbawa suasana jika Liera tidak bisa diam meminta, “Liera dengarkan aku.”

Liera tidak merespon apapun, dia membuka kemeja Julian dan mencium area tersebut. Dia benar-benar sudah tidak terkendali dan Liera-nya tidak sadar telah membangkitkan sesuatu disana.

Julian membalik tubuhnya dan Liera, membuat posisi dirinya berada diatas, dia menahan tangan Liera diatas kepala dengan satu tangan, “Liera, kau bisa menyesal jika terus melakukan itu.”

“aku ingin melepaskan semua ini, rasanya begitu panas dan tidak nyaman!” Liera menangis, dia tidak tahu apapun, dan ingin segera mengakhirinya.

Julian tahu, ini obat perangsang dan jika tidak segera dilepaskan Liera akan sakit, meneguk air liurnya. Tidak harus membuat keputusan. “kamu ingin menghilangkan rasa panas dan tidak nyaman itu?”

Liera mengangguk cepat, dia masih menangis dan terus bergerak tidak nyaman.

Julian melepaskan tangan Liera, dia menarik resleting pakaian Liera yang kebetulan berada di depan, dia mulai mengecup dari bibir, area leher, dan terakhir di area yang hampir lebih jauh.

“Akhh!!” Liera mendesah tanpa sadar, dia mencengkram rambut Julian dan terus mendorong pria itu untuk terus melakukannya.

“apa itu membantu?”

“Ya”

Sekarang Julian harus membuat Liera mengalami pelepasan pertamanya, dia membuka resleting itu sampai membuat area perut mulusnya terlihat, dia mengirimkan sengatan aliran listrik saat meniup tubuh Liera dan sekali lagi membuat gadis itu terbuai dalam permainannya.

Julian mencium bibir gadis itu, melumatnya sedikit kasar, dia terus membuat Liera terbakar gairah tanpa harus melakukan hal lain, tangannya mengelus perut rata Liera dan henti pada benda kenyal yang tertutupi bra berwarna hitam, Julian menatap kearah Liera.

Memastikan sampai mana gadis itu akan bertahan, jika cara ini tidak berhasil Julian terpaksa mengerutnya sekarang, dia mengelus benda kenyal itu dengan fase yang sangat lembut dan sesekali menariknya secara bergantian.

Liera mengerak sedikit mengangkat tubuhnya, dia mendesah panjang dan setelah itu terlelap tidur.

Julian membuang nafas berat, dia merasa lega Liera sudah melewati ini semua tanpa membuatnya takut menghancurkan hatinya, dia mengambil tas nya dan menutupi tubuh Liera.

Menggendongnya kembali kamar dan Julian memutuskan untuk tidur dikamar tamu. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status