Hari itu, Anarhan kembali berjalan pulang ke gubuknya di tengah hutan setelah mengantar Tomy ke depan rumahnya. Langit sudah mulai gelap, dan suara hutan yang sepi menyambut kedatangannya. Namun, ada kehangatan yang baru ia rasakan setelah berhari-hari bekerja dan bersosialisasi di kampung.
Sampai di gubuk, Anarhan menyadari bahwa beberapa bunga liar yang tumbuh di sekitar gubuk telah mekar dengan indahnya. Sentuhan kehidupan manusia di tengah alam liar memberikan warna baru pada tempatnya. Meskipun masih terasa sepi, gubuk itu bukan lagi tempat yang sepenuhnya sunyi.Anarhan memasuki gubuknya dan segera merasa lelah setelah hari yang panjang. Dengan langkah ringan, dia melewati ruang kecil menuju tempat tidurnya. Namun, sebelum ia dapat meraih istirahat yang pantas, sebuah suara gemuruh yang sangat kuat mengguncang gubuknya."Ada apa ini?" gumam Anarhan sambil berlari ke luar. Di sana, di ambang pintu gubuk, tergeletak serigala yang terluka parah. Lima paBeberapa hari kemudian mereka duduk di gubuk yang teduh, suasana menjadi hening setelah pengakuan dari Lucas. Anarhan memandangnya dengan tatapan campuran antara keheranan dan kekhawatiran."Apa maksudmu, Lucas? Calon raja serigala?" tanya Anarhan dengan suara bergetar, mencoba memahami informasi yang baru saja didengarnya.Lucas mengangguk serius. "Ya, Anarhan. Aku adalah calon raja serigala. Ini adalah takdirku, dan aku datang ke sini karena suatu kebetulan yang membawa kita bersama."Anarhan merenung sejenak, kemudian dengan berani mengungkapkan keraguannya, "Tapi, Lucas, apa hubunganmu dengan takdirmu dan aku? Kenapa kau memilih menginap di tempatku?"Lucas tersenyum paham, "Aku merasakan adanya kekuatan istimewa di sekitarmu, Anarhan. Ada sesuatu yang menarikku padamu, dan aku tidak bisa mengabaikannya. Mungkin itu takdir yang membawaku kepadamu."Anarhan merasa hatinya berdebar kencang mendengar kata-kata Lucas. "Tapi, apa yang haru
Anarhan terbangun dengan kebingungan, meraba-raba ingatannya yang seperti dihantam kabut. Ruangan di sekelilingnya terasa asing, dan ia mencoba memahami apa yang telah terjadi. Setelah beberapa saat, ingatannya mulai merangkak kembali ke permukaan. Sebuah perjumpaan misterius dengan lelaki serigala mencuat dalam pikirannya. Wajahnya, bagaimanapun, menyelinap dari ingatannya seperti bayangan lemah yang tidak dapat ditangkap. Anarhan menggosok pelan pelipisnya, mencoba memperjelas bayangan itu. Anarhan merasa seperti dia telah tersesat di alam mimpi, di mana batas antara kenyataan dan imajinasi menjadi kabur. Dalam kebingungannya, ia berusaha mengevaluasi perasaannya terhadap pertemuan itu, meski hanya tersisa potongan-potongan yang sulit diuraikan.Anarhan hanya mengingat dirinya menjadi seorang kuli panggul beras dan punya teman bernama Tomy, itu saja ingatan yang dia ingat. Selanjutnya dia tidak mengingat apapun lagi. Anarhan duduk sendirian di gubuknya
Seiring berjalannya waktu, Anarhan semakin giat menabung, merawat harapan untuk hidup yang lebih baik. Sudah satu bulan sejak kenaikan gajinya, dan kini uang tabungannya telah mencapai 500 ribu rupiah. Hatinya penuh semangat, dia bertekad menggunakan uang itu untuk menyewa kost-kostan dekat pasar, sebuah langkah yang akan membawanya keluar dari gubuk di hutan.Hari ini, setelah pulang dari tempat kerja, Anarhan bertemu dengan Tomy yang telah menunggu di depan toko beras. Tomy menyapa dengan senyum ramah, "Hai, Anarhan! Bagaimana hari kerjamu?"Anarhan tersenyum gembira, "Hari ini cukup baik, Tomy. Aku benar-benar bersemangat untuk melihat tempat kost-kostan yang mungkin bisa aku sewa."Tomy mengangguk setuju, "Tentu, Anarhan. Ayo kita cari bersama-sama."Keduanya berjalan menyusuri pasar, mencari papan pengumuman atau informasi kost-kostan yang terpampang. Anarhan merasa hatinya berdebar-debar, merencanakan kehidupan baru yang lebih mand
Charos melangkah dengan langkah berat, memasuki istana kerajaan serigala dengan rasa kegagalan yang menyelimuti hatinya. Dalam kegelapan koridor istana, dia bergegas menuju ruang audiensi para dewa, tempat di mana dia harus memberikan laporan pahit tentang kegagalannya.Sang dewa, yang duduk di takhta tinggi, memandang Charos dengan mata yang tajam. "Charos, apa yang terjadi? Apakah Anarhan sudah bersama kita?"Charos menundukkan kepala dengan wajah penuh kemarahan. "Tidak, Tuan. Lucas, serigala lain, menghalangi jalanku. Dia melindungi Anarhan dengan gigih."Dewa itu mendengkus seraya bermonolog, "Lucas, kau mengkhianati bangsamu dengan melindungi anak ratu terdahulu. Kau tahu konsekuensinya."Charos dengan cepat menambahkan, "Anarhan seharusnya tidak hidup. Dia adalah kunci bagi kekuatan kami. Saya akan membawanya kembali, Tuan."Dewa itu mengangguk, "Lakukan apa yang perlu dilakukan, Charos. Kita tak bisa mengizinkan siapapun menghancurkan rencana kita."*Anarhan membuka pintu kos
Dengan langkah tegap, Lucas kembali ke istana serigala, menyiapkan dirinya untuk menghadapi konsekuensi dari tindakannya. Dia tahu bahwa pertemuan dengan para dewa tidak akan berlangsung dengan damai, terutama setelah menghalangi Charos dalam misinya.Ketika dia memasuki ruang audiensi para dewa, udara menjadi tegang dan atmosfir penuh dengan ketegangan. Lucas menundukkan kepalanya dengan hormat di depan para dewa yang duduk di takhta tinggi mereka."Saya kembali, Tuan-tuan," ucap Lucas dengan suara tegas namun penuh rasa hormat.Salah satu dewa, yang paling berkuasa di antara mereka, memandang Lucas dengan tatapan tajam. "Lucas, kami telah mendengar tentang tindakanmu. Kau telah menghalangi utusan kami, Charos, dalam tugasnya untuk membawa Anarhan kemari."Lucas menahan napas, mempersiapkan dirinya untuk menerima hukuman yang akan dijatuhkan atas tindakannya. "Maafkan saya, Tuan-tuan. Saya hanya berusaha melindungi Anarhan dari nasib yang tidak p
Setelah keluar dari gubuknya di pagi hari yang cerah, Lucas merasa lapar yang menggelayut di perutnya. Dengan langkah mantap, dia memutuskan untuk mencari makanan di sekitar hutan. Meskipun terpisah dari dunia serigala, naluri pemburu yang masih melekat dalam dirinya tidak pernah pudar.Dengan kepiawaian dan ketelitian, Lucas menyusuri hutan, mencari jejak makanan. Dia mendekati tepi sungai yang mengalir tenang, di mana dia melihat gerakan air yang memancingnya untuk memburu ikan. Dengan kelincahan yang dimilikinya, Lucas berhasil menangkap beberapa ekor ikan dengan tangannya yang terampil.Selanjutnya, dia bergerak ke hutan yang lebih dalam, di mana dia melihat gerakan cepat seekor kelinci yang bersembunyi di semak-semak. Dengan kecepatan kilat, Lucas mengejar dan menangkap kelinci tersebut, menambah hasil buruannya.Namun, dia tidak hanya mengandalkan daging sebagai sumber makanannya. Lucas juga memanen beberapa buah pisang yang sudah matang dari pohon-p
Pada hari libur dari pekerjaannya di toko beras, Anarhan merasa terdorong untuk mengunjungi gubuk tempat tinggal Lucas. Dengan langkah mantap, dia memegang sebungkus nasi Padang yang baru saja dibelinya dari warung terdekat, berharap bisa berbagi santapan bersama Lucas.Anarhan tiba di gubuk Lucas dengan hati yang penuh antusiasme, mengetuk pintu dengan lembut. Beberapa saat kemudian, pintu terbuka, dan Lucas muncul dengan senyuman hangat di wajahnya."Halo, Anarhan! Apa yang membawamu ke sini?" tanya Lucas dengan senyum sumringah. "Halo, Lucas! Aku hanya ingin berkunjung dan membawakanmu makanan. Aku membelikanmu nasi Padang, harap kamu suka," tanggap Anarhan dengan ramah dan memberikan nasi itu pada Lucas.Lucas terkejut dengan kebaikan Anarhan, tetapi senang dengan kedatangannya."Wow, terima kasih banyak, Anarhan! Aku benar-benar terkejut dengan perhatianmu. Mari masuk, ayo makan bersama," kata Lucas mempersilakan Anarhan masuk. Anarhan dan Lucas pun makan bersama, sesekali samb
Sudah satu minggu berlalu sejak Anarhan dan Lucas resmi menjadi sepasang kekasih. Mereka menghabiskan waktu bersama dengan penuh kebahagiaan, menikmati setiap momen yang mereka bagikan bersama. Namun, kebahagiaan mereka terkadang terganggu oleh keresahan Anarhan akan masa depan mereka."Lucas, aku merasa cemas tentang masa depan kita. Aku sudah mencoba mencari pekerjaan di toko beras Pak Samsul, tapi katanya tidak ada lowongan," kata Anarhan. "Jangan khawatir, Anarhan. Kita pasti bisa menemukan jalan keluar bersama-sama. Aku bisa berburu di hutan untuk mencukupi kebutuhan kita," balas Lucas."Tapi aku tidak ingin bergantung padamu terus, Lucas. Aku ingin memberikan yang terbaik untuk kita berdua," ucap Anarhan sembari tertunduk."Aku mengerti perasaanmu, Anarhan. Tapi yang terpenting adalah kita bersama-sama, bukan seberapa banyak uang yang kita punya. Kita akan menghadapi masalah ini bersama-sama, seperti yang selalu kita lakukan," tutur Lucas dengan tenang.Anarhan tersenyum, meras