Share

BAB 49

Ada banyak bangku-bangku yang tersebar di samping trotoar. Semua tempat duduk itu diperuntukkan bagi pejalan kaki yang lelah.

Vera duduk di salah satu bangkunya. Ekspresi yang terlukis di wajah wanita itu masih tampak cemberut.

Danno berhenti di hadapannya. Dia tersenyum, lalu menggoda, "mau sampai kapan ngambek? Aku udah minta maaf 'kan?"

"Aku nggak ngambek."

"Aku janji nggak bakalan bully kamu lagi. Kamu itu pengacara paling pintar se-Bumi, Vera."

"Aku udah bilang nggak usah ngungkit profesi lagi!"

"Yaudah." Danno menyerahkan botol minumannya, lalu ditawarkan, "mau minum, nggak? Kamu tadi lupa bawa minum sendiri 'kan?"

"Nggak usah."

"Ayo minum." Danno menyambar tangan Vera, lalu dipaksa untuk menerima botol minumannya. "Aku belum minum, jadi kamu nggak usah jijik minum bekasku."

Vera minum air dalam botol tersebut. Usai dahaganya terpuaskan, dia kembalikan botolnya Danno. Semua dilakukan dengan sikap angkuh.

Danno bertanya, "aku boleh duduk di samping kamu, nggak?"

"Nggak boleh." V
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status