Sedangkan di sebuah gedung perkantoran elit, sosok orang misterius tampak dari belakang sedang menikmati minuman alkoholnya sambil menyaksikan sebuah berita di TV mengenai klarifikasi sang direktur dengan model terkenal. Reaksinya bukan marah, malahan masih tersenyum licik seperti iblis, menaruh gelas kaca di meja kerjanya dengan gaya angkuh. “Cukup mengejutkan berita klarifikasinya. Justru dia mempermudahku menyingkirkan kalian berdua sekaligus tanpa menguras tenaga.”Semenjak konferensi pers itu, semua kegiatan Eleanor dan Cedric kembali normal seperti semula. Mereka tidak perlu takut dengan berbagai reporter yang akan menyerang mereka karena skandal aneh. Bahkan bisa dikatakan, topik klarifikasi itu masih menjadi topik perbincangan hangat hingga pada detik ini. Tidak terasa waktu terus berjalan. Selain Cedric fokus dengan pekerjaannya di kantor, sekarang ia juga harus fokus mempersiapkan pernikahannya yang akan digelar dalam waktu dekat. Agendanya hari ini tidak terlalu sibuk,
Perlahan Eleanor mengambil kotak misterius itu dan membawa memasuki kediamannya dengan lesu. Kemudian duduk bersandar lemas di pintu utama. Netranya semakin memerah sambil membuka kotak misterius dibungkus berlapis-lapis selotip. Sebenarnya terakhir kali Eleanor menerima kotak itu sekitar enam tahun yang lalu. Terakhir kali isi kotak itu adalah sebuah ancaman mengenai kematiannya di masa depan. Maka sejak itu, Eleanor tidak mudah memercayai siapa pun dan menolak ajak Austin menjadi kekasihnya di masa lalu. Akhirnya Eleanor berhasil menyingkirkan lapisan selotip yang menghambatnya membuka kotak itu. Perlahan membuka kotak, mengambil sebuah mainan kayu berwujud wanita berlumuran darah beserta surat ancaman. Bulu mata lentik mulai basah. Eleanor membaca surat ancaman itu dalam hati dengan tangan gemetar. “Bagaimana dengan mainannya? Itulah gambaran nasib Anda akan seperti mainan itu nanti! Bagaimana kalau sekarang renungkan perbuatan Anda sepanjang hidup ini sebelum nyawa Anda saya h
Seorang pria misterius masih terjaga di ruang pribadinya sambil memainkan papan catur bersama asisten pribadinya dengan santai seperti tidak memiliki dosa apa pun. Hanya mengandalkan cahaya lampu agak redup sehingga aura jahatnya semakin terlihat, pria misterius sambil memikirkan strategi menggerakkan pionnya. “Menurut perkiraanku, sepertinya Eleanor sudah membuka paket misterius itu.” “Aku jadi penasaran reaksinya akan seperti apa setelah membuka kotak itu.” Sang asisten tertawa seperti kerasukan setan. “Sudah lumayan lama aku tidak mengirimkan paket untuknya. Sepertinya menarik kalau melihatnya langsung.”Asisten itu memberikan sebuah amplop cokelat pada pria misterius itu. Isinya berupa foto-foto Eleanor dan Cedric seketika mengunjungi sebuah butik gaun pengantin, saat sedang memasuki butik dan keluar dari butik. Reaksi pria misterius itu tertawa licik dan melempar foto itu pelan di atas meja. “Tapi, apakah dengan begini kehidupan mereka berdua akan semakin bahagia? Kita yang
Eleanor tersentak menyaksikan sebuah adegan tidak pantas dilihatnya secara langsung. Kakinya langsung lemas menopang tubuh rampingnya hingga netra indahnya mulai memerah sambil mengepalkan tangan kanannya erat, seperti ingin menampar sosok wanita pengganggu merebut calon suaminya di hadapannya. Cedric langsung mendorong tubuh Natalie dengan kasar, lalu menghampiri tunangannya sedang kesal karena kesalahpahaman kecil tadi. Ingin menyentuh pundak sang tunangan, namun tubuhnya langsung menjauh dan membuang pandangannya penuh amarah. “Eleanor, biar aku jelaskan semuanya padamu.”“Aku tidak ingin mendengarkan penjelasan darimu.” Eleanor menjawab dengan nada ketus. Natalie tersenyum licik menghampiri Eleanor dengan sengaja seolah-olah mengejeknya secara kasar. “Cantik juga tunanganmu. Aku sangat iri.”“Cukup! Pergi sekarang juga, Natalie!” Cedric mengulurkan jari telunjuk menunjuk pintu. Natalie tertawa seperti iblis meninggalkan ruangan ini dengan santai. Tanpa berpamitan dengan calon
Mata-mata itu setelah berhasil menyelesaikan misinya menghancurkan musuh di hadapannya, saatnya baginya melaporkan misinya pada atasannya, yaitu asisten penguntit. Asisten penguntit itu berbincang singkat dengan mata-mata, lalu mengakhiri perbincangannya dan langsung melaporkan misinya pada penjahat utama. Kali ini posisi mereka berada di sebuah gedung perkantoran elit. “Misi telah berhasil.”“Bagus. Jadinya Eleanor tidak akan kembali ke agensi itu.”“Lalu, sekarang apa yang akan kita lakukan? Barusan ada berita mengenai hari ini pelantikan Eleanor resmi menjadi direktur pemasaran dan pengembangan produk.”“Tidak apa-apa. Biarkan saja dia menikmati kesenangannya dulu. Selain itu, ini ada misi baru yang harus kamu lakukan.”“Misi apa itu?”“Hancurkan apartemennya.”Hari ini cukup melelahkan dan istimewa bagi Eleanor. Untungnya ada Alice menjadi sekretarisnya sepanjang hari mendampinginya seharian. Eleanor memasuki kediamannya bermalasan melepas stiletto hitam dipakainya sepanjang ha
Kembali pada topik utama yang ingin dibicarakan Eleanor sebelumnya berkaitan dengan pertemuan alumni itu. Kini posisi mereka berpindah menduduki sofa ruang tamu.“Cedric, sebenarnya besok aku diajak menghadiri acara pertemuan alumni.”“Lalu, permasalahannya di mana?”Bibir Eleanor memanyun sekejap. “Masalahnya aku tidak nyaman bertemu dengan semua teman sekolahku. Sebenarnya aku tidak memiliki banyak teman sewaktu duduk di bangku SMA. Mereka suka merendahkanku seperti halnya Natalie merendahkanku.”Tangan Cedric terkepal kuat dan tatapannya seperti ingin menghabisi semua orang yang menindas wanitanya satu per satu. “Kenapa semuanya suka menindasmu? Padahal bagiku kamu adalah wanita sangat baik di antara semua wanita di dunia ini.”“Aku juga tidak tahu alasannya kenapa. Mungkin ada seseorang yang menghasut mereka semua, jadinya mereka membenciku.”“Maaf Eleanor, aku tidak ingin sembarangan memberi kesimpulan. Tapi, apakah mungkin penguntit itu yang memfitnah semua temanmu?”Eleanor men
Siapa lagi kalau bukan Austin? Pria yang ingin melamar Eleanor sewaktu semester terakhir kuliah. Sebenarnya Austin dan Eleanor sudah berteman sejak kelas dua belas. Saat itu Austin masih anak baru, lalu Eleanor mengajak berteman. Sekarang kondisi berbeda jauh dari sebelumnya. Kehadiran pria itu kembali membuat wajah bahagia Eleanor langsung memudar. Tatapan Austin terfokus pada penampilan Eleanor terlihat sangat terpukau di matanya. Meski ada sosok Cedric duduk bersebelahan dengan Eleanor, ia tidak peduli. Dengan sengaja ia bertekad memuji kecantikan teman lamanya, berniat mengompori Cedric. “Kamu sangat cantik, Eleanor.”Mendengar kalimat pujian itu, semua orang di sana langsung heboh. Justru pujian itu sangat tidak nyaman bagi Eleanor. “Terima kasih, Austin.” Eleanor menyahut datar. “Aku sempat mengira Eleanor yang akan menikah dengan Austin. Ternyata tebakanku salah sepenuhnya.” Salah satu teman alumni sengaja menyindir. “Apalagi hubungan pertemanan Eleanor dan Austin sangat
Eleanor tersentak hingga kakinya lemas seketika mengetahui pintu kediamannya terbuka tipis. Seseorang membobol pintunya sengaja. Sungguh ketakutan, namun ia juga memiliki jiwa penasaran dengan isi kediamannya apakah ada benda berharga diambil atau tidak. Ia membuang rasa takutnya jauh-jauh, dengan nekat ia memasuki kediamannya gemetaran sambil menggenggam mini bag elegannya erat sebagai senjata untuk melawan serangan dari musuh tiba-tiba. Isi apartemennya sangat berantakan. Semua buku-buku dan perabot rumah tangga berserakan di lantai hingga pot tanaman juga pecah di mana-mana. Seketika ia ingin melepas stilettonya mengganti menjadi sandal rumah, tanpa sengaja telapak kakinya sedikit tergores serpihan kaca menjadi perih dan berdarah. Tangisannya pecah semenjak menginjak kaki ke apartemen ini sambil mengamati sekelilingnya sangat kacau. Termasuk isi kamarnya juga berantakan. Namun anehnya, kenapa tidak ada satu pun benda berharga dimilikinya yang diambil? Apa sebenarnya motif orang m