Sisca masih terus berusaha, tapi itu tidak ada gunanya, ia kelelahan sampai napasnya seperti seekor sapi, ia lalu menatap Andri, dan memerintahnya “Lepaskan aku! Kalau tidak aku ta akan memaafkanmu!”
Setelah selesai mengatakan itu, Sisca membenturkan kepalanya dengan kepala Andri dengan keras, Andri pun kesakitan.
Andri menghela napas lewat mulutnya, ia melihat Sisca yang ada di bawahnya lalumemperingatkannya “Kucing Liar, berani sekali lagi kamu membenturku, percaya atau tidak aku akan …”
Belum selesai Andri bicara, Sisca sudah terkejut melihat muka Andri yang terus mendekati wajahnya.
“apa yang akan kamu lakukan?” Tanya Sisca yang merasa tidak aman.
Bibir Andri perlahan mendekati pipi Sisca, ia lalu tertawa dengan nakal “Kamu tebak aku akan melakukan apa?”
“kamu…kamu berani…” m
Setelah Andri menggunakan handphonenya untuk mengambil gambar, ia langsung menggunakan wifii gratis milik kantor polisi untuk masuk dalam akun emailnya, ia lalu mengunggah foto-foto yang telah dipotretnya itu ke email miliknya.“brengsek! Tidak waras! Aku akan membunuhmu!” kata Sisca yang tergeletak dengan posisi miring di lantai, ia tidak hentinya memarahi Andri.Tentu saja, Andri tidak terlalu memperdulikannya, ia masih duduk di sebelah Sisca dan memainkan handphonenya.Setelah selesai melakukan semuanya, Andri menyimpan handphonenya, ia mengangkat kepalanya dan tertawa pada Sisca “Bu Polisi, kamu sangat cocok di foto.”“brengsek! Tercela …” kata Sisca dengan tidak hentinya memarahi Andri.Andri yang mendengarnya sudah muak, ia menggunakan jari telunjuk untuk mengorek lubang telinganya, lalu ia menggunakan ibu jari untuk membuang kotor
Mendengar perkataan Andri, lelaki paruh baya itu mengerutkan alisnya, ia menatap Andri dengan penasaran, ia lalu bertanya “Siapa kamu?” Andri berkata “Lapor komandan, aku adalah seorang kriminal….” Baru selesai ia mengatakan itu, ia langsung menyadari perkataannya salah, ia lalu segera menambahkan “aku adalah orang biasa yang tidak bersalah, tetapi ditangkap dan dibawa ke tempat ini oleh ibu polisi ini.” Saat Sisca mendengarnya, ia menatap Andri dengan sinis, ingin rasanya Sisca membunuh Andri. Seketika lelaki paruh baya itu melihat pada Sisca lalu bertanya dengan serius “Sisca, ada apa ini?” Sisca langsung memberikan penjelasan “pak, dengarkan penjelasanku, dia aku bawa dari tempat karaoke, dia melakukan perlawanan, dan juga melakukan percobaan pelecehan seksual terhadap staff kepolisian…” Belum selesai ia bicara, Andri langsung me
Lelaki paruh baya itu tidak menyangka keponakan perempuannya semakin berani, meskipun ayah dan ibunya memaksanya untuk menikah, tapi tidak bisa buru-buru seperti ini juga! Ia benar-benar tidak mengerti dunia anak muda jaman sekarang.Ia terkejut melihat Sisca, lalu menenangkan dirinya dan berkata “Sisca, masalah ini akan kuberitahukan pada ayah dan ibumu, agar mereka tidak terlalu khawatir terhadapmu.”Saat itu, Andri segera berkata kepada kepala polisi “Pak, sekarang sudah terlalu malam, aku harus pulang, besok aku akan bekerja!”Lelaki paruh baya itu menganggukan kepalanya, ia langsung memberi perintah pada Paul “Paul, ia tidak perlu mengurus prosedur lagi.”Setelahnya, lelaki paruh baya itu mengangkat sikunya dan melihat ke arah jam tangan yang dipakainya, ia melihat jam sudah hampir menunjukkan pukul 11 malam, ia lalu segera berbalik badan ke arah Sisca dan ber
Andri tidak bisa berkata apa-apa lagi “mau bagaimana lagi, siapa suruh dia memanggilku tidak berguna, aku hanya bisa mengandalkan hasil pekerjaanku untuk membuktikannya bahwa aku tidak seperti itu.” Rossa tahu bahwa Jhon marah, ia tahu Jhon adalah orang yang seperti apa, ia sangat rendahan, karena itu saat Jhon berusaha mati-matian mendapatkan hati Rossa, ia tidak pernah menerima Jhon, ini juga salah satu sikap Jhon yang di benci Rossa, mereka hanya bisa menjadi rekan kerja, bahkan menjadi teman yang memiliki hubungan lebih dalam pun tidak mungkin. Tiba-tiba Rossa berjanji pada Andri “kamu tenang saja! Tugas 200ribu dollar itu, aku akan membantumu mencarikan ide.” Saat mereka masih mengobrol, tiba-tiba taksi itu berhenti, supir taksi menolehkan kepalanya lalu berkata “sudah sampai.” Andri berinisiatif membayar lalu turun dari taksi. Rossa yang berdiri di depan pintun ap
Andri berdiri di bawah atap took dan melihat pesan teks yang dikirim oleh Rossa. Dia menatap gedung apartemen, dalam hatinya berpikir, Rossa pasti berdiri di depan jendela dan melihat dirinya. Jika tidak, bagaimana mungkin dia tahu kalau dirinya belum meninggalkan apartemen?Dia juga mengerti arti dari pesan teks Rossa. Jika ia tinggal di rumahnya selama satu malam, pasti akan terjadi sesuatu. Namun, berpikir bahwa ada wanita cantik yang akan menjemputnya ia harus mengirim pesan singkat kembali ke Rossa.“aku menelpon temanku, dia sedang berkendara di jalan.”Setelah mengirim pesan singkat ini, Rossa membalas dengan segera.“Baiklah! Biarkan temanmu berkendara perlahan. Hujan terlalu lebat. Jaga keselamatan dirimu.”“iyah, aku tahu. Ini sudah larut, istirahatlah. Besok masih harus pergi bekerja!” Andri dengan cepat membalas.
Andri memegang lengannya yang kaku beku, gemetar dan bertanya “kamu…mengapa kamu di sini ?” Rossa mengenakan separu bertumit tinggi dan menutupi kepala Rossa dengan payung. Dia bertanya dengan ragu “temanmu masih belum datang?” Andri dengan jujur berkata, “dia sementara sibuk memiliki sesuatu urusan untuk di selesaikan. Dia tidak bisa datang.” Rossa menatap langit malam yang gelap dan berbalik ke Andri, yang berdiri di sampingnya. Dia berkata lembut “sekarang sudah larut, tidak aka nada taksi yang lewat di sini. Kamu dapat tinggal di rumahku untuk satu malam, jika tidak kamu akan sakit besok, dan akan menunda pekerjaanmu. Dalam keputusasaan, Andri mengangguk dengan setuju, dan tidak bisa menahan untuk bersin. Dengan begini, Rossa dengan memayungi Andri masuk ke apartemen, dan kembali ke rumah Rossa lagi. Segera setelah ia memasuki ruangan, Andri m
Melihat bibir Rossa yang akan disisipkan ke atas, bel pintu mendadak bordering, dan juga akan membangunkan Rossa yang tidak sadar. Dia terbangun seperti mimpi. Aku tidak tahu siapa yang akan mengunjunginya begitu larut malam.Secara bertahap, Rossa berdiri tegak di kamar mandi, menunjuk ruang tamu dan berkata “aku akan pergi melihat siapa itu.”Andri mengangguk dan menemukan bahwa ia baru saja kehilangan kendali. Dia dengan cepat mengenakan pakaian yang diberi Rossa ke tubuhnya untuk menghindari kesalah pahaman.Rossa berjalan melalui ruang tamu, pergi ke pintu ruang tamu, melihat keluar melalui mata kucing di pintu, dan menggerutu dalam hatinya “bagaimana anak ini datang kembali?”Rossa membuka pintu dan melihat seorang remaja basah berdiri di pintu.Dia bertanya curiga “Robin! Mengapa kamu datang kembali?”Pada saat ini,
Rossa bergumam dingin dan berkata “apa yang mendesak? Apakah kamu ingin bermain game online?“tidak, aku punya urusan yang mendesak.” Robin berpura-pura.Pada saat ini, Andri secara sukarela mengatakan “aku akan membantu untuk memeriksa.”Mendengar ini, Robin dengan mata yang terang, menyambar lengan Andri dan berkata “kakak ipar, untung sekali, kamu adalah penyelamat aku, tolong bantu aku memeriksanya.”Dengan seperti ini, Andri pergi ke kamar Robin, yang lebih kecil dari kamar tidur Rossa. Ada tempat tidur dan lemari di kamar. Selain itu, hanya ada komputer desktop.Andri meringkuk di bawah meja komputer untuk sementara dan mencoba untuk menyalahkan komputer.Dia menekan tombol, host komputer tidak merespon sama sekali, sehingga hati-hati di amati, tiba-tiba menemukan bahwa kabel listrik di belakang CPU agak longgar