EDER POV"Iya Dad, aku paham, nanti setelah semua datanya udah diurus, aku cepat-cepat pulang. Akukan udah ketemu sama Eder, gak usah khawatir.. Iyaaaaa, Eder? Dia masih tidur, Soalnya semalem ngobrol sampai malem." Aku bisa mendengar Anastasia menghela nafas, "Akukan udah bilang hubunganku sama Eder itu baik kok, kita temenan jadi aku rasa dia juga gak ngerasa aku repotin. Yaudah ya, Daddy tidur aja, kasihan ini, nanti dia bayar tagihan telponnya mahal." Anastasia terkekeh sedikit, "Iya nanti aku sampein, ok Daddy Love you."Anastasia tersenyum beberapa detik, dia berbalik kearah pintu masuk dan, "Yaampun!" teriaknya sambil bergerak mundur beberapa langkah, terkejut dengan keberadaanku disini.Aku berusaha menahan tawaku saat melihat wajah kagetnya, Anastasia belagak ingin melempar telpon rumah yang ada digenggamannya, dengan wajah kesal dia berkata, "Aku bisa mati jantungan gara-gara kamu muncul dadakan terus tahu!"Dia terlihat cantik dengan celana hitam pendek dan tanktop, dia jug
MSB 29 : SOMETHING WRONGANASTASIA POVAntara menyesal dan tidak aku menerima ajakkan Eder.Aku merasa suasana didalam mobil jadi canggung karena keberadaanku, aku berusaha menjaga mataku agar tidak menatap atau berkontak mata dengan Sarah. Entah kenapa aku merasa tidak nyaman saat Sarah menatapku,dia seperti..Entahlah, bagaimana mendeskripsikannya.Bersiap siaga menjaga garis tutorialnya, tatapannya seolah-olah aku harus menjaga jarak dengannya dan Eder.Jika aku mau semuanya aman,Aneh memang tapi aku merasa Sarah sedang mengamatiku seakan siap menerkam kapan saja."Kok tumben lo diam An?" tanya Eder,"Hm?" aku berdaham menyahuti pertanyaan yang Eder berikan,Entah kenapa merasa terintimidasi lagi dengan Sarah yang langsung melirik kaca spion dalam, melihat kearahku. Aku mencoba tertawa renyah, mencoba menghancurkan hawa intimidasi yang tidak bisa kupahami ini, "Aku cuma haus aja."Sepenuhnya canggung,"Oh," Eder ber-oh ria, dia melihat Sarah sekilas lalu berkata, "Tidak masalahka
"Disadari atau tidak manusia tidak memiliki sifat yang tetap, mereka selalu berubah-ubah seperti black hole yang tidak tahu apa yang ada didalamnya dan yang terkadang sulit dikendalikan."EDER POVAda masalah apa?Melihat ekspresi Ana aku tahu ada yang salah, tapi aku tidak begitu yakin dengan apa penyebabnya. Ana terlihat baik-baik saja sebelumnya tapi kenapa sekarang?"Sarah itu orangnya seperti apa?"Sarah?Aku mengulangi nama yang Ana sebutkan, nama psikolog yang menanganiku dan beberapa waktu lalu bersama kami di dalam mobil.Kenapa tiba-tiba Ana menanyakan Sarah?"Kenapa?"Ana mengalihkan pandangannya, lalu berkata, "Cuma mau tahu." Dia melirikku sinis, "Emangnya gak boleh?""Kok jadi lo yang ketus!" Sahutku dengan nada tajam.Tidak ada balasan, dia tidak menggubris perkataanku. Aku menghela nafas, merasa kalau aku lebih baik mengalah, "Dia orang yang baik, sedikit keras memang untuk pengobatan gue, tapi gue tahu dia cuma mau memberikan yang terbaik dan membuat gue sembuh. Gue s
“Mungkin itu hal yang kecil untuk anda, tapi untuk sebagian orang itu mungkin hal yang besar, menghargai itu penting, agar tidak meremehkan.”EDER POVSudah hampir setengah jam Bryan dan Ana pergi, sebenarnya mereka itu menunggu rebusan batu untuk dimakan atau membeli fish and chips. Kenapa lama sekali? Entah apa yang terjadi hingga membuatku uring-uringan, dan entah kenapa setengah jam terasa sangat lama.Ah apa karena aku tahu bagaimana mulut manisnya Bryan makanya aku jadi was-was?Entahlah,Aku ingin sekali menelpon mereka berdua memastikan keberadaan mereka,Tapi,Bagaimana jika Bryan curiga? Aku yakin dia pasti meledekku karena bersikap terlalu overprotective pada Anastasia.Aku menghela nafas berat, "Tapi Bryan itu perlu diantisipasi, Anastasia sudah cukup banyak punya pecundang dihidupnya."Meraih ponselku secepat kilat, hanya tinggal sekali sentuh aku sudah menghubungi Bryan sebelum ketukkan pintu ruang kerjaku terdengar, Itu pasti mereka!"Go in,"Ternyata bukan, hanya sekre
EDER POVAku agak terkejut saat mendengar pintu mobil tertutup dari belakang, Anastasia sudah berjalan keluar setelah mobil berhenti.Apa dia merasa terguncang dengan apa yang terjadi tadi?Bryan mematikan mesin mobil, dia tidak langsung keluar, membuatku berpaling ke arahnya lalu bertanya, "Ada apa?""Bagaimana keadaanmu?" Tanya Bryan, "Aku ingin mengatakan situasi ini, jika aku, aku bisa saja menyuruh model yang sedang tidak ada Job langsung menggantikan Olivia tapi kau itu agak sulit, kriteriamu itu sangat tinggi."Aku menghela nafas, ini juga yang membuatku kesal tadi, "Aku tahu ini akan sulit, model yang tersisa memangnya kemana?""Casting inikan sudah kita lakukan sejak dua bulan yang lalu, model yang tidak terpilih sudah mendapatkan Job lain, apa kau kenal Lucy? Dia bisa melakukan pemotretan tapi aku rasa kau tidak menyukainya." Jelas Bryan,Menyebut satu nama model yang menurutku tidak cocok dengan image Evon, dia terlalu Girly, maksudku image Lucy yang elegan dan girly akan s
"Saat aku berada ditempat yang seharusnya, aku merasa itu bukan tempat yang tepat untukku. tapi, saat aku berada ditempat yang bahkan tidak kukenal, aku merasa seperti dirumah. Kamu tahu apa artinya? itu karena beban yang ada di tempatku seharusnya, membuatku lelah hingga ingin lari menjauh darinya."AUTHOR POVEder bukan salah satu orang yang terpukau dengan setiap pose yang Anastasia lakukan, semua orang yang ada di ruang pemotretan itu berdecak kagum tanpa sadar. Anastasia terlihat luwes tanpa beban, dia santai, senyuman terlihat tulis tidak dipaksakan, posenya stabil dan lekuk tubuhnya tidak bisa dielakkan, definisi natural yang indah. Eder tahu Anastasia tertarik dengan modeling, Anastasia juga beberapa kali ikut kontes model tapi dia tidak tahu jika Anastasia bisa memiliki aura yang berbeda saat berdiri didepan kamera.Seharusnya aku bisa melihat itu, Ana sudah biasa menjadi pusat perhatian. Ya, seharusnya Eder menyadarinya, dia lupa bahwa kenyataannya Anastasia adalah maskot ut
"Kamu, seperti luka yang meninggalkan bekas walau rasa sakitnya sudah menghilang."EDER POVSaat aku sampai dirumah, dan mendapati TV ruang tengah mati, ada perasaan aneh yang sulit dijelaskan. itu hal lucu mengingat baru seminggu terakhir TV itu selalu menyala, Anastasia yang menyalakannya walaupun dia tidak sedang menonton dia tetap menyalakan TV karena merasa kesepian, berkali-kali aku memarahinya dan berkali-kali juga dia tidak ingin mendengarnya.Bayangan saat aku dan Anastasia rebutan remote TV teringat dan membuatku tertawa renyah, saat kembali mengingat kebersamaan dengan Anastasia itu membuatku merasa konyol tapi menyenangkan. Bagaimana aku mendeskripsikannya? Itu seperti hal yang bisa membuatmu merasa lebih baik saat merasa lelah atau mendapatkan hari yang buruk.Aku meraih remote TV yang ada di meja, menyalakan TV-nya, tidak tahu siaran apa yang ditayangkan tapi aku tetap memperhatikannya.Sebelumnya aku tidak pernah seperti ini, bahkan TV ini jarang sekali menyala karena
ANASTASIA POVAku menjatuhkan tubuhku diatas kasur, merasa terlalu lemas dan tidak bergairah. aku merasa seperti tidak punya tulang dan darah, bukan sepertinya jiwaku juga pergi entah kemana."Bryan Gay?" Gumamku untuk kesekian kalinya,Laki-laki yang benar-benar sempurna untuk dijadikan pacar tapi ternyata,Gay?Aku ingin menangisi kenyataan tapi tidak bisa, aku ingin menghakimi kenyataan tapi tidak kuasa, kenapa sebegitu menyedihkan hidup percintaan yang aku punya?Ditinggal menikah,Lalu suka dengan orang yang dipastikan tidak pernah tertarik denganku,Kenapa sangat ironis?Itu akan lebih mudah jika Bryan memiliki pacar, tentu saja pacar wanita, karena aku bisa setidaknya mengubah penampilan seperti yang Bryan suka dan membuatnya sedikit saya melirik ku, tapi bagaimana jadinya jika Bryan lebih tertarik dengan pria?Masa iya aku harus mengubah kodratku dari wanita tulen satu-satunya generasi nugroho menjadi seorang pria,Daddy dipastikan akan serangan jantung jika mengetahuinya.Aku