"Saat tuhan mengabuli permintaan tapi hati merasa bersalah karena pernah memintanya."AUTHOR POVItu seperti sambaran petir untuk Anastasia. Suara laki-laki yang sudah beberapa bulan ini tidak didengarnya entah kenapa membuat tenggorokkannya kering. Ini bukan seperti rasa terbebani, tapi rasa takut mengenai beberapa hal yang mungkin saja terjadi. Daddy baik-baik sajakan? Anastasia mengingat Daddy-nya seketika, dia seperti anak durhaka yang lupa menelpon Daddy-nya beberapa hari belakangan ini. Anastasia terlalu sibuk dengan Evon, seperti Bryan yang menghandle tugas Eder, dirinya jugalah yang menghandle tugas Bryan."Nathan." ulang Anastasia, tangannya mulai bergetar.Kakinya refleks melangkah pergi ke ruangan yang tidak dipenuhi orang. Semoga semua baik-baik saja, Anastasia merapalkan itu seperti doa. Perasaannya tidak enak seketika, "Ada apa?" tanyanya."Kamu sebegitu bencinya sama aku Ana." Suara Nathan terdengar lirih,Alis Anastasia berkerut, "Apa maksudnya?""Iya, kamu benar-benar
"Terkadang, apa yang terlihat baik belum tentu baik dalam arti yang sesungguhnya."AUTHOR POVEder meminta supirnya untuk mampir ke Rumah Sakit sebentar, sambungan telpon mobil langsung berbunyi saat supir memutar arah sesuai perintah Eder. Helaan nafas berat terdengar, dengan kikuk supir itu berkata, "Ini dari mobil pengawalan tuan.""Bilang saja pada mereka, aku akan pergi menemui psikolog-ku dan katakan pada mereka Pria Tua itu sudah tahu." jawab Eder, dia sama sekali tidak berpaling dari jendela.Eder seperti mayat hidup,Sembilan hari,Sudah selama itu Eder tidak bisa tidur dengan baik, dan Eder menduga dia sudah terlalu banyak mengonsumsi obat penenang karena bukannya mengantuk jantungnya malah berdegup terlalu cepat hingga ia bisa mendengarnya ditelinga.Jika Eder mati itu bukan masalah, tapi entah bagaimana dia selalu mengingat Anastasia disetiap detiknya. lagi-lagi Eder menghela nafas berat, sampai kapan ini semua akan berakhir. Eder hampir tidak kuat berada dalam lingkungan
"Tidak ada yang pernah dibenarkan untuk setiap tindakan yang bisa merugikan orang lain, apapun alasannya."AUTHOR POVBryan menghentikan langkahnya saat melihat Eder berjalan dikoridor rumah sakit, dia mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum memutuskan memanggil namanya, "EDER!"Benar, ternyata itu benar Eder.Tanpa Bryan sangka mereka bertemu dirumah sakit tempat Sarah bekerja.Eder menghentikan langkahnya, merasa senang melihat Bryan disana, ia langsung berjalan menghampirinya, "Oh God! kau apa kabar?" Tanya Eder langsung memeluk Bryan setelah berada didepannya.Dengan nafas tersenggal-senggal Bryan membalas pelukkan Eder singkat, Dia merasa lega karena setelah lebih dari seminggu akhirnya ia bertemu dengan Eder dalam keadaan hidup. ya, benar-benar dalam keadaan hidup.Bryan menepuk-nepuk bahu Eder sebelum melepaskan pelukkannya, "Kamu sedikit kurusan." kata Bryan, itu kenyataan Eder terlihat lebih kurus dari sebelumnya."Aku hampir mati disana." Sahut Eder sambil melirik Bodygo
AUTHOR POVBefore the day,"Kalaupun aku mati juga kamu pasti balik lagi sama sih Anastasia itukan!"Nathan memejamkan matanya, dia tidak tahu apa yang terjadi pada Katherine akhir-akhir ini. Apapun yang ia lakukan akan terlihat salah dimatanya, bahkan saat dia membawakan Katherine buah pir, wanita hamil itu malah mengatakan jika Nathan merindukan Anastasia maka dari itu dia membeli buah kesukaan mantan tunangannya.Padahal, Nathan tidak bermaksud apapun saat membeli buah, itu hanya kebetulan buah pirlah yang ia lihat pertama kali saat dirinya sampai disupermarket."Kath, aku benar-benar capek, aku gak mau bertengkar." sahut Nathan sambil membuka jaketnya,Semenjak usia kehamilan Katherine menginjak ke delapan bulan, emosinya menjadi tidak stabil, tekanan darahnya pun selalu tinggi setiap kali melakukan periksa rutin kehamilan.Dokter spesialis kandungan mengatakan jika Katherine mengalami stress dan merasa tertekan.Mengetahui hal itu Nathan sudah tidak pernah lagi menanggapi amarah
"Jika bisa, aku ingin mengulangnya, mengulang setiap cacian buruk menjadi pujian dan meyakinkan bahwa semua sudah baik-baik saja"ANASTASIA POVIni hari yang panjang, aku merasa lelah bukan main tapi saat melihat Nathan bisa tersenyum membuat rasa lelahku hilang begitu saja. Aku merasa sedih karena Axelle masih diinkubator dan hanya bisa dilihat dari dinding kaca ruangan bayi.Tanganku sangat gatal untuk menimangnya, terlebih saat melihat wajahnya yang benar-benar duplikat Nathan dalam versi bayi membuatku gemas."Kata dokter mungkin besok lusa Axelle sudah bisa keluar dari Inkubator, Dan dokter juga bilang Axelle benar-benar bayi yang kuat karena dia pulih dan dapat berat normal dengan cepat." Jelas Nathan setelah sampai disampingku yang masih memperhatikan Axelle,"Itu bagus, lega ngendengernya." sahutku, aku menoleh padanya, "Aku gak sabar gendong Axelle.""Kamu bisa gendong dia sebanyak yang kamu mau." Balas Nathan dia juga ikut tersenyum melihat Anak laki-lakinya, "Setidaknya ada
AUTHOR POVSudah hampir sebulan Anastasia di Jakarta, dan dia juga masih sibuk mengurus Axelle bersama Nathan di Apartemen mantan tunangannya.Hal itu sempat menjadi keributan antar keluarga besar-nya dan keluarga besar Katherine sehingga Nathan masih harus berjuang mendapatkan hak asuh Axelle yang sedang perebutkan oleh mertuanya.Setiap hal buruk selalu disertai dengan kebaikan, tidak peduli seberapa rumit konflik keluarganya Baby Axelle tetap bertumbuh dengan baik.Anastasia dan Nathan senang bukan main saat mengetahui berat badan Axelle naik secara teratur setiap kali pemeriksaan."Nath, nanti jangan lupa bawa popok Axelle ya." Teriak Anastasia yang masih memberikan susu botol pada Axelle di bangku dekat jendela.Nathan akan pergi kepengadilan, untuk mempertahankan hak asuh Axelle. Karena kondisi ini hubungan Nathan dan Nugroho menjadi lebih baik, Ayah Anastasia sudah tidak terbebani dengan kedekatan mereka semenjak Anastasia mengatakan jika ia tidak akan kembali lagi pada Nathan
"Beberapa orang lupa jika ikatan yang paling kuat ialah ikatan batin dengan orang yang dicinta dan berarti untuknya."EDER POV"Ini tuan Burger dengan ekstra Keju tanpa bawang yang anda minta."Salah satu pengawalku memberikan bungkus kertas berlogo M padaku, dengan segera aku membukanya lalu mengigitnya burger yang ada didalamnya. Hatiku senang bukan main, saat lumeran keju menyentuh atas lidahku, Ahh rasanya luar biasa dan tidak ada bau bawang didalamnya ini sempurna.Ini sudah makanan yang keempat yang kumakan sejak pagi, nafsu makanku gila-gilaan akhir-akhir ini. Tapi anehnya tidak ada yang berbeda dari tubuhku, perutku tetap kencang dan berat tubuhku tetap sama, seperti apa yang kumakan tidak mengisi perutku tapi mengisi perut orang lain. Ya itu hal yang bagus, aku senang mengetahui jika berat tubuhku masih normal walau setiap hampir 3 jam aku perlu sesuatu untuk dimakan."Kau kenapa?" tanyaku saat menyadari pengawalku yang tampak gelisah tidak seperti biasanya, aku orang yang ac
ANASTASIA POVSemakin lama tubuhku semakin terasa aneh, aku merasa lemas, perutku mual setiap kali makan nasi dan merasa pusing jika melihat cahaya yang terlalu terang, bahkan jika Matahari menyelinap disela jendela kamarku, itu membuatku tidak bisa bangun dari tidurku karena terlalu pusing."Kamu sakit An? kamu jadi semakin pucat Ana." Kata Tante Yuli,Dengan lemas aku berjalan memutari meja bar, mengambil gelas untuk menuang jeruk perasku, "Kepala aku agak pusing Tan, gak enak badan.""Aduh, dari kemarin Tante bilang untuk istirahat dulu, nanti Tante hubungi Nathan untuk antar Axelle kesini aja ya, biar bisa dijaga Tante dan si Mbok. kamu istirahat aja." Ujar Tante Yuli, dia meraih gelas yang kubawa menuangkan jeruk peras yang sudah ada di cangkir beling dengan ukiran bunga."Iya tante, setalah ini aku juga mau istirahat lagi." kataku merasa sangat lesuh,Tante Yuli memberikan gelas berisi jeruk peras itu Padang, "Yaudah kalau gitu, kamu mau makan apa? mau dibuatkan nasi goreng atau