Dante POV2 minggu setelah aku melamar wanitaku, kami memutuskan untuk pulang kembali ke mansionku setelah mendapatkan izin dari dokter. Kenapa ke mansion? Karena dokter menyuruhku untuk menghindari lokasi atau apapun itu yang menyangkut dengan mantan istriku, Alicia. Karena dokter mengkhawatirkan PTSD yang Lylia alami akan kumat saat melihat atau mengingat momen kebersamaannya dengan wanita itu. Jadi aku memilih untuk tinggal sementara di mansion yang penuh dengan kenangan manis kami berdua."Sky, ini kusimpan di sini ya!" Teriak Sheena dari salah satu ruanganku."Terserah!" Teriak Lylia tidak kalah besarnya karena ia juga sedang sibuk membongkar barang bawaannya."Kau yakin Lyli sudah sembuh?" Tanya Bobby padaku yang ikut mengatur barang belanjaan."Aku tidak bisa menolaknya. Dia bilang dia bosan dirawat di rumah sakit dan kau tau aku tidak bisa berkata tidak padanya sekarang." Bisikku.Bobby cekikikan mendengar jawabanku."Astaga.... Akhirnya aku menemukan pawang untuk monster sepe
Dante POV "Paman!" Panik Lylia yang ingin membantu pamannya yang terjungkal akibat ulahku namun kutahan dengan merentangkan satu tangan untuk mencegahnya bergerak mendekati Bobby. Suara tawa Bobby menggelegar tiba tiba. Ia bahkan sampai sampai harus dibantu berdiri oleh Sheena karena lutunya yang lemas akibat tawanya sendiri . "Itu tadi pelanggaran." Ucapku yang semakin membuat tawa Bobby semakin keras. Lylia yang tadinya panik mendadak paham dengan situasi yang sedang kami lakukan ini. Ia lalu merangkul lenganku yang sedari tadi memegangnya seolah sudah mengerti dengan lelucon kami. Aku yang meliriknya sedang menganggu pelan itu kemudian meraih tubuh wanitaku dan memeluknya dari belakang. Tanganku merangkul lehernya secara posesif. Bob yang melihat ekspresiku kembali terkekeh geli lalu berjalan perlahan menjauhi kami menuju ke pintu utama. "Okay... Okay. She's all yours. Bye Lyli." Balas Bobby yang melambaikan tangannya pada kami. "Tolong jaga Sky ya Om. Bye, Sky! Love you!"
Dante POVPagi hari, aku mengantarkan wanitaku untuk menjalani terapinya di rumah sakitku dan memastikan Kai benar-benar menjaganya hingga bayangan mereka berhasil masuk ke dalam rumah sakit dengan aman. Setelah itu mobil mewahku melaju menembus macetnya Ibu kota menuju kantorku untuk kembali berkutat dengan pekerjaan yang memang sudah dipersiapkan untukku. Dan dengan hati yang berbunga-bunga, kufokuskan segala pikiranku untuk menyelesaikan berkas dan dokumen itu satu persatu.Semua berjalan lancar untuk beberapa jam kedepan, sampai satu bunyi telepon berhasil mengacaukan konsentrasiku."Halo!" Pekikku tidak suka."Selamat pagi pak, saya Dokter Hobbert dari Prime Care Hospital ingin berbicara dengan Bapak mengenai Lylia." Jawab suara di seberang sana."Iya, ada apa dokter?" Aku segera menghentikan kegiatanku dan memfokuskan pikiranku kembali untuk mendengarkan informasi apa yang ingin dokter ini sampaikan."Lylia baru saja menyelesaikan terapinya, Pak. Semuanya berjalan normal dan sep
Dante POVBelakangan ini intuisi Lylia memang sangat tajam. Pelukan hangatnya yang tiba-tiba ini seolah meredakan segala rasa cemas yang kurasakan. Kuelus surai rambutnya dan kucium lembut pipinya ."Tidak Baby, hanya saja Daddy takut membuatmu bersedih. Bagaimana perasaanmu selama bersama Daddy?" Tanyaku penasaran."Perasaanku? Hmm... Aku menyukai apapun yang kulakukan bersama Daddy. Ada apa?"Tanyanya kembali.Aku mengesah pelan."Kamu tau Daddy sangat sayang sama kamu kan? Apapun yang Daddy lakukan, semuanya hanya untuk membuatmu bahagia." Ucapku mencoba meyakinkannya."Mm-hm." Ia menggumam paham."Daddy tidak mau membuatmu merasakan rasa sedih saat bersama dengan Daddy. Daddy akan selalu berjuang untuk membuatmu lebih bahagia. Jadi Daddy akan mengembalikan semua keputusan ini padamu, Baby. Kamu berhak menentukan apapun yang kamu mau." Ucapku meracau.Lylia melepaskan pelukannya padaku dan menjauhkan sedikit wajahnya untuk menatapku bingung."Aku tidak mengerti maksudmu, Daddy. Jang
⚠️Chapter ini mengandung konten Dewasa21+⚠️⚠️Mohon kebijaksanaannya memilih bacaan!⚠️...Author POVGaun putih yang menjuntai mewah mengiringi langkah Lylia yang berjalan dengan anggunnya keluar dari dalam gedung resepsi pernikahan dengan diiringi lemparan kelopak bunga dari para hadirin yang ikut memeriahkan acara besar dan mewah tersebut. Sheena dan Bobby yang bertugas sebagai pengiring para pengantin terus mengikuti langkah mereka sepanjang perjalanan.Bobby tersenyum puas melihat sahabatnya yang terkenal dingin dan tidak punya hati itu terlihat seperti orang yang berbeda dan menjadi lebih ceria dan manusiawi. Bobby yakin Dante telah menemukan belahan jiwanya. Sheena juga berpikir demikian. Melihat sahabat kecilnya terus mengembangkan senyuman manisnya di sepanjang hari membuat hatinya terharu dan bangga di saat yang bersamaan.Lylia tampak sudah jauh lebih menerima perubahan nasibnya selama ini dan berubah menjadi pribadi yang jauh lebih kuat bersama dengan Dante. Sheena yakin
Author POV ⚠️Chapter ini mengandung konten Dewasa21+⚠️ ⚠️Mohon kebijaksanaannya memilih bacaan!⚠️ . . . Author POV Dante mengernyitkan dahinya. "Are you sure, Baby Girl?" Tanyanya ragu. Lylia mengangguk. "Be gentle please." Ucap Lylia tersenyum. Dante tersenyum balik. "I'm only gentle for you, Baby Girl." Balas Dante yang segera melepas rangkulannya dan membalikkan badan Lylia lalu meraih tengkuk wanitanya untuk menciumnya mesra. Ciuman itu terasa sangat berbeda dibandingkan sebelumnya. Terasa hangat dan sangat intens. Dante betul betul menikmati saat saat seperti ini dengan wanitanya. Ia sampai lupa sudah berapa kali ia menyetubuhi Lylia di dalam khayalannya dan kini ia bisa melakukan hal mesum itu pada Lylia yang sudah resmi menjadi istrinya secara langsung! Dante mengangkat tubuh kecil Lylia tanpa melepaskan pagutan lidah mereka yang tengah sibuk menyesap satu sama lain. Suara pertukaran saliva itu benar-benar membuat libido seorang Dante Prime berada di puncak kepalan
⚠️Chapter ini mengandung konten Dewasa21+⚠️ ⚠️Mohon kebijaksanaannya memilih bacaan!⚠️ . . . Author POV Dante memeluk istrinya dengan sangat erat. Ia berharap agar besarnya perasaan cinta dan sayang yang ia rasakan bisa tersampaikan dengan jelas pada istrinya melalui pelukan itu. Dante menghujami wajah Lylia dengan ciuman dan Lylia tertawa dengan sikap Daddynya ini. "Daddy gerak ya.." Pinta Dante setelah cukup lama tinggal diam di dalam liang istrinya. "Hm-hm." Gumam Lylia mengiyakan. Dengan sangat perlahan Dante mulai menggerakkan miliknya, tetapi Lylia masih merasakan sensasi sakit, panas dan terbakar di daerah intimnya. Dante yang menyadari istrinya masih belum terbiasa menerima ukurannya ini lalu kembali menghujami wajah Lylia dengan ciuman manisnya. Sesekali tangan nakalnya bermain dengan kedua gundukan gunung kembar Lylia demi memberikan rangsangan tambahan agar Lylia bisa lebih menikmati gerakannya. Tidak lupa Dante terus membisikkan kata-kata pujian yang mengalir lemb
Author POV "Sepertinya anda baru saja merobek selaput dara milik Nyonya Tuan. Tidak masalah. Janin di dalam kandungannya juga masih dalam kondisi baik-baik saja." Ucap Dokter Hobbert yang diterbangkan jauh-jauh dari rumah sakit Dante. "Kau yakin kan Dokter? Maksudku, diakan sedang hamil dan kau taulah... Apa mungkin baginya masih bisa berdarah seperti itu?" Tanya Dante khawatir. "Dalam beberapa kondisi tertentu itu masih bisa terjadi, Tuan." Balas dokter yang tersenyum penuh makna. "Kalau boleh saya sarankan, tolong batasi aktivitas Nyonya selanjutnya agar tidak mencederai janinnya. Jangan membuat Nyonya kelelahan dan tolong jangan membuatnya bergerak berlebihan. Nyonya juga yang masih harus terus melakukan terapi demi mempercepat kesehatannya." Pesan Dokter sebelum pamit mengundurkan diri. "Bagaimana?" Tanya Lylia khawatir. "It's okay, sayang. You and the baby are totally fine. Maaf sepertinya Daddy belum terlalu mempersiapkanmu dengan matang tadi, punya Daddy juga terlalu bes