Lylia POV
Mobil sport mewah ini membawaku kembali ke salah satu pusat perbelanjaan terkenal di kotaku. Aku menggunakan dress yang Nico berikan waktu itu. Kini aku ditemani oleh Kai salah satu pengawal setia Daddy. Saat melenggang masuk ke dalam mall, seluruh pasang mata wanita melirik Kai yang berjalan di belakangku.
"Mm.. Tuan?" Aku melirik Kai.
"Panggil saja Kai, Nona." Jawabnya datar.
Astaga perangainya sangat tidak bersahabat dengkusku. Percuma tampangnya menawan kalau ekspresi dan sikapnya kaku seperti itu.
"Mm.. Kai? Aku tidak nyaman melihat tatapan orang yang memandangimu berjalan di belakangku. Apa tidak bisa kita berjalan beriringan saja?" Tanyaku.
"Tidak Nona. Tuan Dante berpesan agar aku terus mengawasimu." Jawabnya masih dengan ekspresi datarnya.
"Iya tapi, aku mohon Kai. Aku merasa aneh." Aku berbalik berhadapan dengannya.
"Ku mohon..."
Kai melirikku deng
Lylia POV Teriakan seseorang berhasil membangunkanku dari mimpi indahku. Aku yang terkaget segera duduk dan memastikan apa yang kudengar barusan bukan mimpi. PLAK!!! 'Itu bukan mimpi!'Batinku segera melompat dari atas kasur menuju sumber suara. Aku berlari kecil menuju ruang tengah dan mendapati seorang pria tengah bersimpuh dengan tangan dan kaki yang diikat kencang, mukanya bonyok dan berlumuran darah. Ada Kai yang menindih tubuhnya agar tidak bergerak. Kai melihatku dengan ekspresi datarnya. "Ada apa Kai? Oh, Baby? Apa kamu terbangun?" Suara itu, suara Dante. Aku memajukan langkahku sampai melihat sosoknya tengah terduduk santai di atas sofa sambil memegang sebatang rokok dan segelas minuman keras. "Kemari sayang." Ucapnya menyodorkan tangannya. Aku melirik ke arah pria asing yang menatapku tidak suka itu. Lalu berjalan r
Author POV "Lyli!!!" Teriak Nico memasuki mansion milik ayahnya. "Nico, kamu tidak menyapa Daddy?" Tanya Dante melihat anaknya merengsek masuk tanpa memberikannya salam. "Sorry Dad, sampai lupa ketuk pintu. Lylia di mana?" TCengir Nico mendekati Ayahnya yang sedang terduduk di ruang keluarga masih dengan tabletdi tangannya. "Ya Kak?" Lylia berjalan keluar dari kamarnya dengan rambut yang digulung handuk basah karena habis keramas. "Wow? Gue suka lihat baju lo sekarang. Terlihat normal tidak seperti pekerja rumahan." Ucap Nico kaget. "Oh- iya Kak, Tuan memperbolehkanku memakai baju seadanya." Balas Lylia kikuk. Dante melirik tubuh gadisnya yang baru saja mandi dengan rambutnya yang basah, membuatnya ingin memeluk tubuh Lylia dan mengajaknya kembali berpanas-panasan di atas ranjangnya lagi. "Thank's Dad." Ucap Nico melihat Ayahnya. "Jadi gimana? L
Author POV Mereka duduk disatu meja makan menikmati makan malam dengan menu nasi goreng alà Nico yang tidak jelas rasanya. Tawa Nico dan ayahnya menenangkan hati Lylia yang merindukan momen makan malam bersama dengan keluarganya. Nico mengumpulkan piring kotor lalu menyimpannya di wastafel. "Maafin aku Kak, harusnya aku yang kerjain." "Hey,it's okay Ly. Harusnya gue yang minta maaf karena udah bikin lo nggak fokus sampai tangan lo melepuh gitu." Ucap Nico sembari mencuci piring. "Nggak apa Kak, orang dapur mah udah biasa kayak gini." Cengir Lylia, kemudian mereka terlihat asik membicarakan sesuatu. Dante meninggalkan mereka berdua. Kini jam menunjukkan pukul 9 malam saat Nico mengambil jaketnya dan berniat pamit pulang. "Gue balik ya, i
Lylia POV Sudah 2 minggu belakangan ini aku tidak mendengarkan kabar Daddy sama sekali. Kai pun tidak ingin berbagi informasi apapun jika aku tidak bertanya terlebih dahulu. Sampai di minggu terakhir sebelum perkuliahanku kembali dimulai aku berangkat ke Kampus untuk melakukan pendaftaran tentunya masih dikawal oleh Kai yang kini sedang berjalan di sampingku menyusuri lorong kampus. "Kangennya! Selama libur semester nggak jalan-jalan ke kampus rasanya kayak bolos kuliah bertahun-tahun!" Ucapku gembira. Kai hanya melihat ekspresi bersemangatku. "Apalagi aku sama sekali tidak pegang ponsel, rasanya hidupku berada di gua. Tidak tau menau kabar sanak keluargaku, teman-temanku, bahkan Daddyku sendiri yang sudah menghilang 2 minggu." Keluhku bernada bercanda. "Kalau hanya ingin ponselaku bi
Author POVHari pertama perkuliahanpun dimulai, sebuah mobil sport BMW terbaru membawa Lylia masuk menuju parkiran kampusnya. Sontak sorot mata orang-orang di sekitar parkiran tertuju kepada sang pengemudi tampan berbadan kokoh yang tidak lain dan tidak bukan adalah Nicholas Prime."Silahkan Adikku sayang." Ucapnya Nico sembari membukakan pintu mobil untuk gadis idamannya."Eh? Makasih Kak, tapi sebenarnya tidak perlu bertingkah berlebihan gini juga. Aku malu dilihat orang!""Udah biarin aja. Hari pertama kembali ke kampus ya harus semangat dong." Nico mencubit pipi Lylia yang mulai melangkahkan kakinya keluar dari mobil.Suara para gadis yang sedang bergerombol di sekitar mereka kian bergemuruh, membuat hati Lylia semakin tidak nyaman."Kak aku pergi dulu ya, malu!!"Nico tersenyum menahan tawa.
Author POV"Sky, It's okay.Ada gue. Selama lo nggak sendiri, bajingan itu nggak akan berani ngedeketin lo." Sheena mencoba menenangkan Lylia dengan menepuk-nepuk punggung gadis yang sedang berdiri kaku itu.Lylia yang masih terdiam kemudian mengikuti arahan Sheena menuju ke kelasnya.Bimbingan dimulai dengan pembahasan mengenai teori dasar yang disampaikan oleh Mark, seorang pria matang dengan usia sekitar 30an yang belum menikah dan terus menebarkan pesonanya ke seluruh penjuru kampus. Beberapa gadis yang belum terlalu mengenalnya berhasil jatuh ke dalam pesona Mark yang maskulin itu. Namun tidak bagi Lylia dan Sheena yang terlihat tegang dan waspada pada setiap lirikan mata Mark yang sepertinya sedang meneliti sekelilingnya.Sheena dan Lylia pernah menjadi korban asusila dosen bejatnya ini. Karena perawakan Sheena
*Please be wise**18+ scenes inside*...Lylia POVAku terjebak di ruangan pribadi Mark setelah ia berhasil mengambil kesempatan untuk mendorong tubuhku masuk ke dalam wilayah kekuasaannya. Kini posisi kami berdua sedang duduk bersampingan di sebuah sofa."Apa kamu baik-baik saja?" Ucapnya menepuk pundakku.Sebisa mungkin aku mengatur nafas yang kini mulai masuk tidak beraturan ke paru-paruku."Lylia, saya khawatir dengan kamu. Apa kamu baik-baik saja?" Ia menempelkan telapak tangannya di dahiku karena aku masih duduk diam dan tidak menjawab pertanyaannya sama sekali."Kalau kamu tidak mau menjawab, apa perluaku yang memeriksamu?" Bisiknya di telingaku dengan suara sensualnya."Tidak, Pak!" Aku yang mulai panik lalu segera berdiri menghindarinya.
Dante POV BUGH!!! Satu tinjuan keras mendarat di perut rata Kai yang berusaha menahan dirinya agar tidak tersungkur. Aku meluapkan emosiku setelah melihat langsung kondisi Lylia yang terbaring lemah di salah satu ruang VVIP rumah sakitku. Secepat mungkin aku menuju jet pribadiku, meninggalkan pekerjaan yang belum sepenuhnya selesai hanya untuk melihatnya secara langsung setelah mendapatkan kabar dari Kai. Tidak kusangka hal yang menjijikkan seperti itu menimpa gadis polosku yang baru saja sembuh dari perlakuan kasar Alicia. Kulampiaskan sekali lagi pukulan ke wajah Kai yang masih terus mempertahankan ekspresi datarnya. BUGH!!! Ada sedikit rasa puas yang meredam emosiku saat kulihat sudut bibir Kai mulai mengeluarkan darah segar. Aku menghembuskan nafas kasar. Ku bakar rokokku dan mengibaskan tanganku menyuruh Kai keluar ruangan. Kai menunduk pamit lalu meninggalkan aku dan gadisku di kamar. Kembali lagi ku lihat muka manis gadisku yang lebam dan terluka di beberapa sisi. Matan