Dante POV END
Dante mengecup bibir gadisku, aku terperanjak dibuatnya. Dari tempatku berdiri aku bisa melihat apa yang saja ia lakukan pada gadis manisku yang sedang tidak berdaya karena sedang di buai oleh mimpi indahnya. Apa yang sebenarnya dilakukannya?! Dia semakin memperdalam ciumannya dan aku bisa melihat ia mulai memasukkan lidahnya ke dalam mulut Lylia dan mempermainkannya perlahan. Suara kecapan dan lenguhan keluar dari peraduan kedua bibir mereka.
"Son, biarkan dia tertidur." Ucapku menahan rasa panas di dadaku yang ingin meledak karena melihat tindakan nekat anakku sendiri.
Nico terus memperdalam ciumannya bahkan mulai membuka kancing baju pasien gadisku. Lylia mulai mengernyitkan dahinya saat kepala Nico mulai menyusuri leher dan bahu polos Lylia. Gadisku bahkan tidak memakai pakaian dalamnya hari ini.
Aku bisa melihat
Author POV Matahari menyapa ketika Lylia membuka matanya. Dante tampak sudah sibuk dengan Harley dan salah satu sekertaris pribadinya yang membawa berkas yang harus ditanda tangani Dante. Lylia mencoba memperbaiki posisinya untuk duduk di kasur pengunjung tempatnya tertidur di pelukan sang Daddy. Harley yang melihat gerakan Lylia segera berjalan mendekatinya.. "Good morning." Sapa Dante melihat sang Sugar telah terbangun dari mimpinya. "Good morning. Thank you tuan Harley." Ucap Lylia pada Harley yang membantu memeganginya. Harley hanya tersenyum dan segera membawakan segelas air minum untuk Lylia. "Sejam lagi Dokter akan menemuimu, segeralah bersiap." Ucap Dante yang merasa dihiraukan. "Baiklah." Lylia segera berjalan menuju kamar mandi setelah ia menghabiskan segelas air putihnya. Begitu Lylia menutup pintu kamar mandi, Dante telah menyelesaikan segala keperluannya dengan s
Nicholas POV"Keluar." Perintahku pada Marie yang sedang tertidur di kasurku sambil memainkan ponselnya sembari menunggu kedatanganku."Ada apa? Papa lo juga tidak berkomentar apa-apa tadi. Terus kenapa lo jadi kayak gini?" Balasnya terduduk tidak terima setelah aku kembali dari pelarianku mengejar bayangan Dad dan Lylia yang menghilang di balik pintu."Keluar!" Aku meninggikan suaraku.Mengingat tatapan kaget dan tampak jijik yang tersirat dari Lylia saat melihatku, membuat emosiku tidak stabil. Ekspresinya mengingatkanku pada tatapan ketakutannya malam itu, saat masih berada di cengkraman Dosen mesum itu. Seolah meminta pertolongan, tapi kali ini, di matanya, akulah si Dosen mesum itu."Kenapa sih, Nic?! Ayolah lanjutkan! Padahal tadi sudah seru..." Ucap Marie meraih tanganku.Aku menepisnya."Jangan terbawa suasana, Marie! Gue ngelakukan ini semua demi melindungi Lylia!""Ya terus kenapa?! KENAPA NI
⚠️be wise⚠️ ⚠️this scene's going to be 18+⚠️ Lylia POV Ada sensasi dingin yang menjalar di tubuhku saat ini. Perlahan lahan sensasi dingin itu menyentuh pipiku yang hangat lalu berjalan turun ke leher dan bahuku. Oh, aku sepertinya sedang mencium sesuatu yang sangat lembut. Saking lembutnya membuatku ketagihan untuk terus menciumnya. Tak lama ada yang merengsek masuk ke dalam mulutku. Bukan makanan tapi lebih ke hal yang kenyal dan basah. Aku sadar, sepertinya seseorang sedang menciumku. Siapa lagi kalau bukan Daddy. Hanya dia yang selalu melakukannya dan kubiarkan dia melakukan hal yang sudah biasa ini. "Nghh..." Lenguhanku lolos begitu saja ketika dengan gampangnya saat tangan dinginnya itu membuka bradan membebaskan kedua gunung kembarku yang memadat. Telapak tangannya yang begitu dingin memberikan sesasi yang sangat geli saat ia bermain main dengan kedua gunung kembarku. Lidahn
Dante POV Lampu malam ibu kota menerangi perjalanan kami berdua sampai ke halaman istanaku. Malam sudah sangat larut saat aku membawa tubuh gadisku yang kini sedang tidur terlelap di pelukanku saat turun dari mobil. Harley segera membukakan pintu utama rumah untuk menyambut kedatanganku. "Selamat datang, Tuan." Sapanya menunduk.Tanpa membalasnya aku terus berjalan melenggang masuk ke dalam rumah. Tampak sosok Nicholas yang sedang berjalan turun dari tangga mendekatiku dengan tatapannya yang jelas sekali tidak menyukai kedatanganku. "Sejak kapan kamu pulang, Nico." Tanyaku. Nico hanya terdiam tanpa berniat menjawab pertanyaanku dan hanya memperhatikan tubuh Lylia yang masih tertidur lelap di pelukanku. Merasa di acuhkan aku mencoba melenggang masuk untuk menuju ke lantai dua dan melaluinya namun langkahnya berhasil menahan tubuhku berjalan lebih jauh lagi. "Biarkan aku yang membawanya." Ucapnya sesaat sebelum menatap tajam ke arah mataku yang sedari
Nicholas POV Aku membuka mataku saat kudapati tubuh Lylia masih terbaring di sebelah dengan tangannya berada di atas dadaku yang sedang tidur terlentang. Aku tersenyum dan mencium tangan dan pipinya. Aroma bangun tidurnya begitu membuatku semakin mabuk kepayang. Bagaimana bisa wanita ini membuat aroma memabukkan seperti itu? Ia mengernyitkan dahinya dan mencoba membuka matanya. "Morning Daddy..." Sapanya mengusap mata yang masih tertutup itu. "Good morning, Ly.." Balasku membuat aktivitasnya terhenti seketika dan membuka paksa matanya.Ia segera terduduk dan melihat sekitar ruanganku dengan wajah paniknya."What's wrong, Ly?" Aku ikut terduduk di sampingnya. Tampak jelas ia mencoba menahan ekspresi paniknya itu. "Eh Kak Nico. Kirain di kamarnya-" Ia menghentikan ucapannya. "Siapa? Daddy?" Tebakanku membuatnya menggigit bibir. "Tell me the truth, Ly. Ada hubungan apa di antara kalian? Sejak kapan kamu memanggilnya Daddy?"
Author POVDante berjalan membawa tubuh Lylia yang terbungkus selimut Nico kembali ke kamarnya. Ia menutup pintu kamar dengan kakinya lalu terduduk di sofanya dengan tubuh Lylia yang berada di pangkuannya. Lylia menyentuh pipi Dante dan menatap kedua bola mata tajam Daddy nya yang masih di selimuti rasa emosi."Daddy, maafkan aku.." Pinta Lylia.Mata Dante hanya menatap bola mata coklat Lylia da
Author POVSore harinya kafe tampak semakin ramai dengan kedatangan beberapa pengunjung pegawai kantoran yang masih ingin menghabiskan waktu mereka dengan menikmati jam pulang kantor bersama dengan rekan kerja mereka. Lylia yang baru pertama kali melihat kondisi seperti ini jelas sangat senang di buatnya. Teman kerjanya tampak sibuk melakukan tugasnya masing-masing dan dia juga sesekali ikut terbawa suasana kafe yang tampak riuh namun menyenangkan ini di balik mesin kopi canggih milik kafe Dante."Asian Dolce Latte satu, Nona." Ucap seorang pria dengan nada beratnya.
Author POVMalampun menjelang, situasi kafe memang sedang ramai meski jam sudah menunjukkan pukul 10 petang. Para pengunjung kini di dominasi oleh para pekerja muda yang ingin menikmati malam yang tenang dengan masing-masing laptop dan gadget di hadapan mereka. Kafe tempat Lylia memang terbuka 24 jam, oleh sebab itu pegawai di bagi menjadi 3 shift, pagi-siang dan malam, untuk memenuhi kebutuhan pelanggan."Hot Americano satu." Ucap seseorang bernada bariton yang mengagetkan Lylia yang tengah asik berbincang dengan Sheena.