Lylia POV
"Jadi begitulah, terima kasih atas saranmu. Sekarang aku sudah tinggal bersama dengan Kakakku, Tuan Ronan." Ucapku pada Ronan yang sedang terduduk di kursi andalannya dekat dengan mesin kopiku.
"Awal yang bagus, semoga kalian bisa terus berbaikan." Balas Ronan yang terus menyesapi kopi buatanku.
Aku hanya tersenyum kecut mendengarnya. Baiklah, s
Author POV"Jadi begitulah Kak, alasan kenapa kami bisa bekerja di sini." Terang Sheena pada Ted saat Lylia berlari meninggalkan mereka."Aku tidak tau alasan apa sampai Kakak sekeluarga ninggalin dia sendirian menanggung beban. Tapi berkat kerja kerasnya, dia berhasil bangkit dari keterpurukannya sendiri. Jadi jangan terlalu keras sama Lylia ya Kak. Kasihan." Ucap Sheena memberikan segelas air pada Ted.
Author POVPintu utama kamar hotel Ted terbuka ketika ia selesai menekan tombolpassword . Ted berjalan masuk terlebih dahulu, disusul dengan Lylia yang segera mengambil sesuatu dari dalam kamarnya. Ted terduduk di sofa ruang tamu dan menyalakantelevisikarena denging di kepalanya cukup mengganggunya ketika suasana hening menyambunya. Ia mengadahkan kepalanya dan mengingat kembali rasa sakit yang Dante salurkan di rahangnya yang sepertinya sedikit bergeser ini.Lylia keluar d
Author POVLylia terbangun dari mimpi indahnya semalam. Dengan matanya sangat berat ia memaksakan diri untuk melihat sekelilingnya yang tampak tidak terlau asing ini. Benar saja, meihat dari interior kamar saat ini, ia yakin sedang tertidur di kamar Ted. Lylia terduduk seketika saat Ted membuka pintu kamarnya dengan sangat hati-hati."Oh? Sudah bangun? Kukira kau masih tidur." Ucapnya melihat Adiknya yang sedang duduk dengan wajah yang kebingungan."Kenapa-" Ucap Lylia yang segera menghentikan ucapannya karena tenggorokannya tersasa dangat kering dan menyiksanya.Ted yang melihat Adiknya sedang menyentuh tenggorokannya segera berjalan mendekat dengan sarapan dan segelas air air hangat yang ia bawa sedari tadi."Minum dulu..." Ucapnya kemudian memberikan segelas air pada Adiknya dan menyimpan sarapan paginya di nakas samping Lylia duduk.Lylia menuruti perintah Kakaknya. Ted ikut duduk di hadapan Adiknya dan melihat
⚠️this scene is going to be 18+⚠️Author POV"Daddy?" Sapa Lylia saat melangkah masuk ke dalam kantor Dante.Dante sedang tidak berada di meja kantornya seperti biasa. Lylia mengedarkan seluruh pandangannya ke dalam ruangan mencari sosok Daddynya, hingga ia masuk ke kamar yang memang menjadi tempat Daddynya beristirahat."Daddy!" Pekik Lylia yang segera berlari saat mendapati Dante sedang terkapar di kasurnya, masih lengkap dengan jas yang masih menempel di badannya. "Ada apa?" Tambahnya.
Lylia POV "APA?! MASA SIH?!!" Pekik Sheena saat kuceritakan semua yang terjadi tadi malam. "Shhhhttt! Diem Shen! Bisa gak sih nggak berisik gini." Aku membungkam mulut Sheena yang masih menganga itu. Sheena paham kemudian ikut melirik ke orang di sekitar kami yang mulai menatap kami risih.
Lylia POVSesampainya di hotel, mobil Kai langsung melaju kencang meninggalkanku setelah melihatku berhasil masuk ke lobby dengan selamat. Aku membuka pintu kamar hotel Ted setelah memasukkanpassworddan tidak kusangka. Mataku terpaku kulihat bayangan Ted yang sedang duduk di kursi makan seolah sedang menunggu kehadiranku.Kuurungkan niatku untuk berjalan langsung ke kamar. Setidaknya aku harus menyapanya terlebih dahulu, kan? Belum lagi ada banyak makanan yang terpampang di hadap
Author POV"Pagi Daddy..." Sapa Lylia saat pintu kantor ditutup oleh Kai begitu Lylia melenggang masuk."Morning, Baby Girl." Balas Dante merentangkan tangannya.Lylia jalan mendekati meja kerja Dante dan terduduk di pangkuan pria itu lalu membalas pelukannya. Dikecupnya singkat bibir sugar daddynya itu sebelum kembali memeluknya."Bagaimana tidurmu?" Tanya Dante memeluk gadisnya.Lylia mengeratkan pelukannya."Tidak nyenyak. Aku terlalu banyak berpikir." Ucap Lylia.Dante mengelus surai rambut Lylia."Ada apa?" Tanya Dante lembut.Lylia enggan melepas pelukannya dan terus menikmati sentuhan hangat Daddynya. Lama ia terdiam menikmati belaian itu dan Dante tidak keberatan dengan waktunya yang terbuang hanya untuk menenangkan gadisnya yang sedang di rundung banyak masalah mental belakangan ini."Daddy... Apa yang Daddy lakukan kalau aku tidak ada?" Tanya Lylia.Mendengar pertanyaan random Lylia itu, membuat Dante tiba-tiba menghentikan
Author POV"Permisi Nona..." Ted melambaikan tangannya pada seorang pegawai kafe yang sempat Lylia ajak bicara malam itu."Ya? Ada yang bisa saya bantu Pak?" Tanyanya."Dimana gadis yang bertugas di situ?" Tanya Ted menunjuk mesin kopi yang biasa Lylia pakai.