Enjoy!
-----Liora masih tak bisa memercayai dirinya sendiri. Kini ia sedang menatap pantulan tubuhnya di depan cermin. Gaun satin bermodel sheath menjuntai sampai menutupi sepatu high heel-nya.Ia menghela napas berat sebelum menggelengkan kepala, lalu menyibak surai golden blonde-nya yang hari ini ia gerai dengan tatanan ikal. Pundak Liora yang hanya terlapisi tali spaghetti, kini terpampang. Kulit putihnya begitu kontras dengan keseluruhan warna hijau pada gaun tersebut. Terlebih dengan model backless yang mencapai belakang pinggang.
Salah satu pelayannya telah mengabarkan bahwa Gavriel sudah menunggu di bawah. Liora lagi-lagi menemukan batinnya merutuki diri karena membiarkan mulutnya menyetujui kesepakatan Gavriel beberapa hari lalu. Andai ia tak mengambil keputusan secara emosional, mungkin ia dapat berpikir jernih seperti saat ini dan Gavriel tak akan berada di penthouse-nya seka
Enjoy!-----“Di mana pilotnya?” tanya Liora saat mereka tiba di helipad gedung, tetapi ia tak menemukan seorang pun di dalam helikopter milik Gavriel.“Kau sudah melihatnya.”Gavriel tersenyum geli dan membuat satu alis Liora terangkat, tak yakin. Tak mungkin pria itu yang mengemudikannya sendiri, bukan?Gavriel membukakan pintu cockpit untuk Liora dan membiarkan wanita itu dihantui tanya. Setelah turut membukakan pintu bagian belakang untuk Anna, Gavriel masuk ke helikopter.“Jangan menyentuh ini, Sayang.” Liora menarik tangan mungil Vierra yang mengarah pada banyaknya tombol di depan mereka.Bagi Vierra, semua ini pasti menarik, tetapi tidak bagi Liora sebagai ibu yang lebih cenderung was-was putrinya memencet tombol yang pasti tidak seharusnya.“Kemari, menghadap Mommy saja.” Liora mengubah posisi sang anak.“Cara mia
Enjoy!-----Dekorasi serba putih yang menjadi konsep utama pernikahan Adeline dan Daniel, menjadi pemandangan sepanjang mata Liora dan Gavriel di area mansion. Pria itu membawa Liora menemui kedua mempelai dan membuat Daniel sedikit terkejut melihat kedatangan kebersamaan mereka. Ada mimik geli dan ledekan di wajah Daniel yang membuat Liora heran.Namun, itu tak berlangsung lama karena orang demi orang, silih berganti menemui Gavriel dan menjabat tangan pria itu penuh rasa hormat. Gavriel justru tampak seperti sang pemilik di acara ini. Bahkan, Liora sampai mengernyit ketika beberapa dari mereka mencium punggung tangan Gavriel, seolah pria itu adalah orang suci. Percampuran bahasa Inggris dan Italia pun terasa begitu kental di telinganya sedari tadi.Liora benar-benar tak habis pikir, seorang bajingan seperti Gavriel dapat begitu dielukan. Liora sampai meminta Anna membawa Vierra pergi, karena ia sendiri pun tak nyaman berada di
Enjoy!-----Setiap denyut jantung Liora seolah denting detik hitungan mundur. Ia takut, tetapi juga ada getaran menanti yang membuat Liora merutuki diri.“Tunggu!” cegah Liora tiba-tiba dengan menarik mundur wajahnya.Mata Gavriel berlarian tanya, tetapi bibir pria itu terkatup menunggu. Liora mengembuskan napasnya dalam jumlah yang banyak, mencoba menghidupkan aliran darahnya yang terasa sudah kehilangan oksigen.“Bisakah kita berada di tempat lain? Kau juga harus menepati janjimu dan aku tak ingin menyedihkan di depan orang banyak.”Bibir Gavriel kemudian mengembangkan senyumannya yang khas. “Tentu. Cara mengulur waktu yang bagus, Cara mia. Namun, kau tak akan bisa terus menghindar,” ledek Gavriel yang tak selaras dengan nadanya yang begitu lembut.Liora memalingkan mata. Ia tahu dan ia sudah merasakan malu yang mengakar karena telah menyerahkan harga dirinya. Pr
Enjoy!-----Gavriel dengan cepat terpejam dan mengisi bibir yang ia dambakan itu dengan keras. Liora dapat merasakan tarikan napas Gavriel yang kuat, sekuat pria itu memeluknya saat ini.Bibir mereka beradu dengan kasar. Kedua tangan Liora yang semula berada di leher Gavriel, kini berlari pada sela-sela rambut gelap pria itu dan menjambaknya.Tak ada gerakan penuh kasih atau sekadar hasrat dari apa yang sedang Liora bagikan saat ini. Hanya ada kemarahan dan kekecewaan yang besar, hingga dadanya terasa sakit dan air mata yang terus menetes.Namun, Gavriel tak peduli. Entah apa pun yang sedang wanita itu rasakan, ia hanya peduli pada bibir menakjubkan seorang Liora yang sudah berulang kali membuatnya tak sabar dan menanti.Kasarnya cara bibir itu memperlakukannya justru terasa seperti sentuhan yang menggebu dan bergairah. Ia membawa tubuh Liora bangkit, tetapi ketika wanita itu ingin segera menghindar darinya,
Enjoy!----- Pergi dari hadapan Gavriel nyatanya tak memberikan kedamaian yang seperti sempat Liora rasakan sebelum mengenal pria itu. Seminggu berselang dari pertemuan mereka pun, rasa dan segala sentuhan itu masih berbekas tajam dalam diri Liora. Meskipun beberapa jam selalu berhasil membuatnya lupa karena fokus kerja yang menuntut. Batin Liora selalu memohon tanya. Mengapa harus Gavriel? Mengapa harus pria itu yang membunuh Alex? Mengapa pula tubuhnya harus bereaksi sehebat itu jika Gavriel yang menyentuhnya? āMaafkan Mommy, Sayang,ā bisik Liora pada Vierra setiap kali ia teringat akan malam itu. Bahkan ketika ia meminta Grayden untuk datang ke penthouse-nya seperti biasa, pria itu tak berhasil menghapus jejak Gavriel dan Liora pun justru tak lagi menikmati percintaan mereka seperti biasanya. Betapa ia merasa begitu buruk ketika pelepasan itu ia raih setelah membayangkan Gavriel di dalam dirinya. Ia
Enjoy!-----“Aku sekali lagi minta maaf karena telah merusak rencana yang telah kau buat untuk kita,” kata Liora pada Hunter ketika mobil Bentley Bentayga milik pria itu melaju meninggalkan gedung tempat penthouse Liora tinggal.“Oh jangan merasa bersalah. Aku justru senang dapat menemanimu menemui sahabatmu.” Hunter melirik dengan senyum ringan nan lembutnya yang selalu mendamaikan.Seolah mengisyaratkan bahwa tak ada yang perlu Liora risaukan saat bersamanya.Setidaknya itu yang Liora rasakan sehingga Liora pun membalas senyuman itu dengan tulus.Kali ini Liora kembali melihat mata jernih berwarna hijau milik Hunter tanpa sekat kacamata. Kemeja dengan tiga butir kancing yang terbuka, kian menambah kesan santai daripada setelan jas pria itu biasanya. Namun, tetap tidak dapat menghindarkan dari cetakan lekuk otot lengan pria itu yang atletis."Ini peringatan satu tahun ke
Enjoy!-----“Apakah kau memiliki kerabat yang sudah mempunyai anak?” tanya Liora ketika melihat Hunter yang tidak kaku berinteraksi dengan Vierra digendongan pria itu.Mereka baru saja keluar dari mobil dan sedang memasuki area pemakaman. Keduanya berjalan bersisihan dengan Liora yang memegang karangan bunga.Siang ini tak begitu terik, beberapa awan menyembunyikan cahaya matahari. Seolah turut berkabung atas peringatan satu tahun meninggalnya Rose.“Tidak. Aku hanya memiliki paman dan bibi di Australia. Aku pikir mereka terlalu tua untuk memiliki anak lagi.”Hunter terkekeh yang membuat Liora merasa konyol dengan pertanyaannya. Wanita itu pun turut tertawa kecil. Hunter lalu meraih satu tangan Liora yang bebas dan menggandengnya.“Mengapa?” tambah Hunter.“Tidak, aku hanya kagum dengan caramu berinteraksi dengan Vierra. Aku rasa ia menyukaimu. Vierra t
Enjoy!-----CL Season Resort, Moorea, France Polynesia-France. 10.25 AM GMT Buliran pasir pantai sehalus serbuk segera menyambut kaki Liora yang beralaskan sandal. Ia baru saja turun dari dek kayu yang sempat menyambutnya setelah yatch milik keluarga Quinton berlabuh. Pandangan Liora yang bertabirkan kacamata segera dipertemukan dengan pohon-pohon kelapa, membingkai bangunan-bangunan resort milik Crossleight yang mempunyai sentuhan gaya tradisional dari atap-atap jerami.Ia kemudian berpaling, menjelajahkan mata peraknya pada sepanjang pantai dan perairan jernih pulau yang serupa surga ini. Ia tersenyum lebar. Sudah berapa lama ia tak berlibur ke tempat seperti ini? Namun, kini akhirnya ia memiliki kesempatan meski itu untuk acara pernikahan Starley dan Zev.Dress berwarna kuning dengan bagian slit nyaris mencapai pangkal paha yang sedang Liora kenakan segera berayun gemula