Enjoy!
-----Sinar matahari telah nyaris sejajar di atas kepala ketika para undangan yang berusia muda sepakat untuk naik ke yacht milik Zev. Sementara para orang tua memilih menikmati fasilitas resort yang berada di pulau.
Para sepupu, adik Gavriel serta tiga kakak Starley mengenakan celana pendek yang membuat tubuh atletis penuh lekuk otot mereka tampak mengkilat diterpa panas matahari. Sedang para wanita pun mengenakan bikininya masing-masing.
“Uh! Mamacita!” goda Grayden seraya berseru ketika Liora baru saja naik ke atas yacht dengan menggendong Vierra.
Drayden, saudara kembar identik Grayden menambahkan dengan siulan yang membuat mereka yang sudah berada di yacht terkekeh, tetapi tidak dengan Gavriel.
Liora menggelengkan kepala oleh tingkah dua pembalap yang selalu menjadi pembangkit pesta itu. Di sana, Liora mengenakan bikini two piece berwarna merah yang dib
Enjoy!-----“Aku tak butuh pulau!” kata Liora tegas ketika Gavriel naik ke yacht untuk mengganti kaki katak. Vierra sudah beralih ke gendongan Starley.Gavriel duduk dan mulai memasang kaki katak yang lebih panjang agar nanti lebih memudahkannya bergerak, sekaligus berefek dalam membuatnya mampu menghemat oksigen, karena tak terlalu membutuhkan banyak upaya untuk berenang.“Aku tahu, tetapi aku yang butuh.” Gavriel mendongak dan memasang kaki satunya.Kening Liora mengernyit. Terlebih Gavriel yang masih begitu tenang, sedang ia merasakan panik.Setelah kaki katak itu terpasang sempurna, Gavriel bangkit, lalu membingkai sisi leher sang wanita yang membuat ibu jari pria itu menyentuh bibir bawah Liora. Jemari itu membuat gerakan lembut serupa pijatan di tengkuk, seakan tak membutuhkan kata untuk meredakan ketegangan di wajah wanita cantik itu.“Aku butuh senyummu seperti tadi.
Enjoy!----- Yacht milik Zev kembali ke resort saat petang. Harusnya Liora dapat membuang rasa lengket di tubuhnya akibat terpaan sinar matahari berjam-jam lalu dengan mandi air dingin di bawah shower, tetapi ia harus mendapati kekesalan ketika air di kamar mandinya tak keluar. Bahkan AC pun tak bisa menyala. Namun, rasa lapar mendesaknya bersiap, sehingga ia terpaksa hanya berganti pakaian untuk makan malam bersama keluarga besar di pulau. Ia berharap setelah makan malam, petugas resort segera membenahi ketidaknyamanan di kamarnya. Terlebih ia merasa kasihan pada anaknya jika tak dapat tidur dengan nyaman setelah ini. Kekesalan yang Liora bawa sejak di bungalow tadi kian bertambah ketika Liora memaksakan menjaga jarak dengan Gavriel. Ia tak ingin suasana hatinya semakin buruk dengan kecurigaan sang ayah. Apalagi ia dan Gavriel tak memiliki hubungan apa pun. Liora malas jika harus memperdebatkan tentang hal yang belum
Enjoy!-----Gavriel menyandarkan satu lengannya di dinding kamar, sementara tangan dan mata pria itu tertuju pada ponsel yang berisikan sebuah pesan masuk dari Daniel.‘Done,’ tulis Daniel di pesan itu.Ponsel di tangan Gavriel pun segera kembali masuk ke dalam saku celana pendeknya. Pesan itu merujuk pada sudah ditransfernya uang ke masing-masing rekening orang yang telah membuat air dan AC di kamar Liora tetap tak berfungsi hingga sampai saat yang Gavriel inginkan.Pandangan Gavriel kemudian merangkak pada Liora yang sedang memakaikan piama pada Vierra di atas ranjang. Wanita itu sendiri sudah berganti piama satin burgundy dengan sentuhan renda hitam. Potongan atas berbentuk camisole, sedang bawahnya berupa celana pendek yang hanya sampai menutupi bokong.Kulit putih Liora begitu kontras dengan piama yang melekat di sana. Harusnya piama itu bermodel biasa seperti pada umumnya, tetapi semua itu terasa berbe
Enjoy!-----Pupil Liora melebar, tetapi kemudian ia cepat-cepat memalingkan pandangan ke tempat jatuhnya cahaya bulan di atas laut. Napas Liora menderu akibat perkataan Gavriel yang membuka luka lamanya.“Vierra adalah anak kandung Rose, bukan? Wanita yang mengaku sahabatmu, tetapi melukaimu,” tambah Gavriel.Seketika itu pula Liora kembali teringat pada momen-momen kritis Rose di dalam ambulans. Bagaimana saat itu Liora tak panik? Sahabat satu-satunya terkena luka tembak dalam keadaan mengandung delapan bulan. Ada dua nyawa di ambang kematian di hadapannya saat itu.Namun, Rose pergi lebih dahulu sebelum ambulans sampai di rumah sakit. Ingatan turut membawa Liora ketika ia terduduk menangis seorang diri dengan baju dan tangan yang bersimbah darah di depan ruang operasi. Vierra terpaksa harus lahir prematur secara caesar.“Ia tak bermaksud melukaiku. Terlebih Vierra hanya bayi tak berdosa.”
Enjoy!-----Playlist Suggest: Love Is A Bitch-Two FeetTubuh Liora tersentak halus kala menyadari Gavriel baru saja membawanya dalam gendongan. Kedua tangan Liora segera merengkuh leher Gavriel, begitu pula kedua kakinya, sedang mata sebiru sapphire pria itu terus menali pandangan.Bersama dengan itu, di luar sana hujan turun bersama guntur. Seolah mengepung Liora dan Gavriel untuk tetap berada di bungalow dan saling mengisi ruang rintik di bagian diri terdalam.Liora merasakan betapa tangguhnya pria itu membawa tubuhnya ke luar kamar mandi. Jemari Liora merangkak, menyugar rambut gelap Gavriel yang bergelombang, lalu berhenti mengusap pipi yang terasa sedikit kasar dari rambut-rambut pendek yang tumbuh di sekitar rahang Gavriel. Rasa kasar itu justru menggelitik telapak tangan Liora dan membuat ia tak ingin berhenti mengusap.Semakin mata perak Liora menyusuri wajah sang bos
Apa setiap paragraf di bab ini bisa terisi komen? Kalau iya, bab selanjutnya bakal segera meluncur malam ini.Enjoy!-----Seberkas belaian yang berubah menjadi belaian kasar nan tekun itu merusak dunia Liora di detik itu juga. Liora mendongak, memohon pertolongan pada derasnya hujan di luar sana, karena tubuhnya tersengat hebat. Jemari lentik miliknya mengapai-gapai alas ranjang.Sedang Gavriel terus menyapu sepanjang dan sedalam rasa menakjubkan yang menguasai lidahnya. Aroma mawar merah ini mendidihkan darah, membuat denyutan keras yang menjalari seluruh tubuhnya.“Aku merasakanmu, Cara mia. Aku menikmatimu. Aku menyukaimu,” bisik Gavriel di dalam sana dengan kepalanya yang terasa hendak pecah. Bibirnya merapat, menghisap, mengigit lunak hanya demi ia dapat merasakan Liora sepenuhnya di dalam jiwa, mematrinya di ruas diri.Tubuh Liora gelisah, tetapi genggaman tangan Gavr
Makasi banyak yang udah nyerbu tiap paragraf dengan komen :* Meski beberapa ada yang ilang karena eror system. Sesuai janji, selamat lanjut baca. Lope u! Enjoy!----- Nyawa Gavriel seakan melayang, tetapi bagian terdalamnya terjerat oleh himpitan mawar wanitanya yang mengikat. Diri Gavriel di bawah sana terpenjara dan ia menginginkan terus terpenjara, sehingga ia melesak perlahan dengan penuh tekad dan cinta. “Liora, kau begitu hangat, kau begitu mengikat!” Gavriel menggeram di tengah gulungan rasa nikmat yang sesak. “Gavriel ….” Liora mengigit bibirnya sendiri, merintih rapuh dan bahagia karena diri teristimewa itu menjelajahinya di sana. Memenuhinya yang sempit dan sunyi. Bibir keduanya berseteru keras, mengawali gerak lamban yang perlahan menuntut. Gavriel merengkuh leher dan pinggang Liora. Mata mereka saling berpandangan rekat, sedang diri pria itu di bawah sana terus menghujani Liora oleh
Enjoy!-----“Apakah kau rutin meminum pil pencegah kehamilan?” tanya Gavriel ketika ia sedang membantu Liora membersihkan diri di kamar mandi.“Ya. Maaf aku lupa memberitahukanmu sebelumnya,” tutur Liora merujuk pada Gavriel yang tadi melepaskan diri di perutnya.“It’s ok.” Gavriel mengecup bibir Liora ringan.Setelahnya, tak ada lagi kata yang mengiringi mereka. Usai sama-sama saling membantu membersihkan diri, Liora kembali mengenakan piamanya, sedang Gavriel memakai celana pendek dan memilih membalutkan jubah tidur. Keduanya meninggalkan kamar mandi dengan keadaan segar.Liora melangkah ke baby bassinet Vierra dan mengecek sang anak yang tampaknya begitu pulas tertidur. Liora membelai pipi bulat itu penuh sayang.“Kau pasti sangat kelelahan ya?” Liora tersenyum kecil. “Maafkan Mommy, Sayang. Mommy tak bisa terus melawannya.&