Share

29. Membingungkan

Aku tersenyum miring mendengar Bang Fahmi teekejut saat aku mengiyakan katan-katanya. Dia yang tadi nyerocos seperti kereta api, kini terdiam seribu bahasa. Mungkin dia tadi hanya akan menggertakku saja, tapi aku justru serius dengan yang dia ucapkan.

Mana mampu dia mengurus anak-anak yang super aktif itu. Sudah tebukti, dia hanya mampu bertahan dua hari. Sungguh berbeda sekali dengan Ammar, dia justru terlihat santai saat bermain dengan Faisal dan Fauzan. Eh ... kenapa aku jadi memuji Ammar terus.

"Maksud aku, kalau mau nitipin ke ibu saja, jangan ke Tante Anni, Mir. Kasian anak-anak."

"Bukan aku yang mau nitip, Bang, tapi mereka yang maksa mau nginap di rumah Oma. Kalau kamu kasihan sama mereka ya jemput aja, Mas. Yang penting kamu bilang dulu sama aku. Biar aku nggak kebingungan. Bukannya aku nggak mau ngurus anak-anak, Bang, tapi Tante Anni yang terlalu baik sama anak-anak, makanya Tante Anni sayang sama mereka. Seharusnya kamu bersyukur, Bang, keluarga kamu sayang samua sama Fa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status