Jenderal Ming mengayunkan pedangnya dengan cepat dan dalam 10 jurus saja, musuh- musuhnya sudah berhasil ia lumpuhkan. Hanya tinggal jenderal Yu yang masih berdiri menantangnya.
"Semua anak buahmu sudah tewas, lalu kau masih terus berdiri disana?"kata Ming dengan pedang yang terhunus. Jenderal Yu sebenarnya sudah terluka parah. Namun, sebagai seorang panglima tertinggi, pantang baginya untuk meninggalkan medan perang, terlebih jika anak buahnya sudah tewas lebih dahulu."Aku masih kuat untuk bertarung satu lawan satu denganmu. Jadi, lebih baik kita lanjutkan pertempuran ini."Jenderal Yu pun maju dan langsung menyerang jenderal Ming dengan sisa kekuatannya. Mereka pun saling menyerang dengan pukulan dan jurus pamungkas mereka. Sebagai Jenderal kepercayaan Kaisar Lee, Jenderal Ming tentu memiliki tenaga dalam yang luar biasa. Terlebih ilmu pedangnya pun belum ada tandingannya. Dalam waktu singkat Jenderal Yu mulai terdesak, dan akhirnya tanpa dapat dihindari lagi, pedang Jenderal Ming pun menebas leher Jenderal Yu tanpa ampun. Dan, pasukan Kaisar Lee di bawah pimpinan Jenderal Ming pun pulang dengan membawa kemenangan.
Dengan mengibarkan panji kerajaan Horio pasukan yang dipimpin Jenderal Ming tiba di alun-alun ibukota disambut langsung oleh Kaisar Lee. Dan, pesta kemenangan pun diadakan untuk menghormati keberhasilan Jenderal Ming.
"Kau memang luar biasa! Hidup Jenderal Ming dari Horio!" puji Kaisar Lee bangga pada Jenderal perang kesayangan sekaligus adik tirinya itu. Jenderal Ming hanya tersenyum kecil. Dia memang terkenal sebagai Jenderal yang berhati es. Sangat jarang tersenyum, selalu serius dan fokus dengan segala titah Kaisar.Setelah pesta penyambutan usai, Jenderal Ming pun pamit untuk kembali ke tempat tinggalnya yang terletak tidak jauh dari istana Kaisar. Kediamannya tentu saja di jaga oleh para prajurit khusus. Seperti halnya Kaisar, Jenderal Ming mendapatkan perlakuan istimewa dan juga memiliki dayang yang siap melayani segala kebutuhannya. Malam ini, ia ingin mengunjungi kekasihnya Yue. Yue adalah seorang kepala dayang yang bertugas melayani segala keperluannya. Pertama kali Ming bertemu dengannya, Ming sudah merasa jatuh hati.
Dan, mereka pun menjalin hubungan cinta. Seperti biasa, Yue menghidangkan makan malam untuk Ming. Namun, malam itu Ming menyuruh dayang dan pengawal yang lain untuk keluar. Ia hanya ingin berduaan dengan Yue untuk melepas rindu.
"Aku jadi merasa tidak enak. Bagaimana jika hubungan kita berdua sampai terdengar oleh Kaisar, yang mulia Jenderal?" tanya Yue lirih. Ming tersenyum, lalu mengusap wajah Yue dengan lembut."Kaisar tidak akan marah. Aku akan memintamu kepadanya. Dan, aku yakin Kaisar akan merestui hubungan kita ini, sekarang mendekatlah kemari, supaya aku bisa memelukmu," ujar Ming.Yue pun melangkah mendekati Jenderal Ming. Dan Jenderal berwajah tampan itu langsung membawa Yue ke dalam pelukannya. Menghujani wajah cantik kekasihnya itu dengan kecupan- kecupan penuh cinta.
"Kau jangan terlalu mencintaiku. Aku takut suatu hari kau akan kecewa, Jenderal," ujar Yue lirih. Ming menatap kekasihnya itu"Adakah yang kau sembunyikan dariku?""Aku tidak berani mengatakan sekarang. Tapi, satu hal yang jangan pernah kau ragukan, yaitu cintaku. Aku sangat mencintaimu."Ming tersenyum penuh cinta. Dia memeluk Yue dengan erat seolah tak ingin terpisahkan lagi.
"Lusa, Kaisar menyuruhku kembali ke medan perang. Aku harus melawan kerajaan Yuan. Kaisar Guan sudah memberikan tantangan. Kaisar sendiri kali ini akan turun tangan. Maukah kau menungguku pulang. Dan, setelah pertempuran selesai aku akan kembali dan menikahimu."Yue mengelus dada Ming dengan lembut. Matanya menatap dengan sayu. Perlahan Ming mengecup bibir mungil Yue dan melumatnya penuh cinta. Yue pun terhanyut dan membalas lumatan sang Jenderal, cinta sudah membutakan keduanya.
"Ming, bolehkan aku memanggilmu begitu?"tanya Yue. Ming mengangguk. "Calon istriku boleh memanggilku apa saja.""Aku menyerahkan diri kepadamu. Lakukan apa saja terhadapku, aku akan pasrah menerima,"ujar Yue sambil menatap penuh cinta."Kau yakin? Apapun yang aku mau? Kau percaya kepadaku?""Aku percaya kepadamu. Lakukanlah saja."Ming pun tanpa menunggu lagi, menggendong Yue dan membawa ke peraduannya. Mereka pun melalui malam itu dengan penyatuan diri. Yue menyerahkan mahkota miliknya ke tangan sang Jenderal dengan penuh sukacita. Menikmati setiap penyatuan dan pelepasan sang Jenderal yang berulang-ulang didalam rahimnya. Pasrah dan menerima. Hingga mereka pun kelelahan dan tertidur sambil berpelukan.
Namun, saat terbangun di pagi hari , Ming tidak menemukan Yue dalam pelukannya. Bahkan tidak menemukannya dimanapun. Bahkan kepala pengawas dayang istana pun sedang mencarinya. Ming merasa Yue memang sengaja memintanya untuk melakukan hal itu semalam. "Dia menyembunyikan sesuatu,"gumam Ming. Namun, Jenderal Ming tidak dapat berlarut- larut karena masalah wanita. Ia harus bersiap untuk penyerbuan ke Kerajaan Yuan. Sejak dulu Horio dan Yuan memang selalu berperang. Namun, kali ini Kaisar Lee bertekad untuk menaklukkan Yuan. Terlebih Jenderal perang mereka yaitu Jenderal Yu sudah terkalahkan.
Dan, ternyata Kaisar Lee mempercepat penyerbuan. Karena menurut kabar ada mata- mata yang sudah menyusup ke istana dan saat ini mata- mata itu pasti sudah menyampaikan rencana penyerbuan ke Yuan. Maka Kaisar memerintahkan hari itu juga mereka berangkat untuk menyerbu Yuan dengan kekuatan penuh. Kali ini, Kaisar langsung yang memimpin penyerbuan.
Dan, benar saja. Saat pasukan mereka tiba, Yuan sudah bersiap-siap. Namun, kekuatan kerajaan Horio jauh lebih kuat. Dalam semalam kerajaan Yuan sudah berhasil di taklukkan. Kaisar Lee pun menangkap semua keluarga kaisar Guan.
"Menyerahlah dan bergabung dibawah pemerintahan Horio maka kalian akan bebas, aku akan mengampuni nyawa kalian. Bahkan, aku akan mengambil adikmu sebagai selir di istanaku," ujar Kaisar Lee.Namun, Kaisar Guan menatap Kaisar Lee masih dengan keangkuhan nya sebagai seorang Kaisar.
"Sampai kapanpun, aku tidak akan menyerah di bawah kepemimpinan Horio. Kalau kau mau Yuan tunduk artinya kau harus mencari Kaisar yang baru. Dan, itu bukan aku!" seru Kaisar Guan tanpa takut."Baiklah kalau itu maumu. Pengawal, bawa seluruh keluarga Kaisar Guan ke alun- alun istana. Disana ada Jenderal Ming yang siap untuk mengeksekusi mereka semua dengan hukuman mati!" titah Kaisar Lee penuh amarah.Dan, seluruh keluarga Kaisar Guan pun diseret dan diarak menuju alun-alun istana. Wajah mereka ditutupi terlebih dahulu. Setelah di alun-alun nanti penutup wajah mereka akan dibuka supaya semua rakyat bisa melihat.
Kaisar Guan memiliki seorang istri dan seorang selir. Dia memiliki dua orang putra dari permaisuri dan seorang putra dari selirnya. Kaisar juga memiliki seorang adik lelaki dan seorang adik perempuan. Mereka semua dibawa ke alun-alun. Ya,Kaisar Lee memutuskan untuk membunuh semuanya, supaya kelak tidak ada yang menuntut balas dendam karena kematian keluarga mereka."Kalian rakyat Yuan. Kaisar kalian dan keluarganya sudah menentang perdamaian yang aku tawarkan. Maka, aku akan menjatuhi mereka dengan hukuman mati saat ini juga. Jenderal Ming akan memimpin eksekusinya di depan kalian saat ini juga sebagai peringatan jika masih ada di antara kalian yang melawan, maka kalian akan mendapatkan hukuman yang sama!!"seru Kaisar Lee.
Jenderal Ming langsung menghampiri Kaisar dan memerintahkan pengawal untuk membuka penutup wajah mereka semua. Dan alangkah terkejutnya saat penutup wajah adik bungsu Kaisar Guan terbuka. Jenderal Ming merasa dunianya runtuh seketika. "Yue..."gumamnya perlahan yang hanya bisa ia dengar sendiri. Ya, Yue lah ternyata mata-mata itu. Sang Kaisar rupanya memerintahkan adik bungsunya sendiri untuk menyusup dan menjadi mata-mata. Pandangan mereka bertemu. Hanya Ming yang tau bagaimana sesak dadanya saat ini.
Sesuai perintah yang di berikan Kaisar , eksekusi pun dimulai. Kaisar Lee terlebih dulu memenggal kepala Kaisar Guan. Dan menyerahkan sisanya pada Jenderal Ming. Satu persatu pedang Jenderal Ming mencabut nyawa seluruh anggota keluarga Kaisar Guan. Dan,tibalah saat akhirnya ia berada di hadapan Yue. Dengan air mata, di hampirinya gadis pujaan hati yang sangat ia cintai itu.
"Jika cinta kita tidak bisa bersatu di kehidupan sekarang, maka biarlah, menyatu di kehidupan mendatang, bunuhlah aku sekarang,Ming," ujar Yue. Kaisar Lee yang mendengar perkataan Yue sontak menoleh pada jenderal kesayangannya itu."Kau menjalin cinta dengan dia?" tanya kaisar Lee. Jenderal Ming hanya membungkuk memberi hormat. Dan dengan gerakan yang cepat tanpa di duga siapapun, dia memeluk Yue dan menusukkan pedangnya, sehingga mereka berdua menemui ajal bersamaan.
Jenderal Ming mengayunkan pedangnya dengan cepat dan dalam 10 jurus saja, musuh- musuhnya sudah berhasil ia lumpuhkan. Hanya tinggal jenderal Yu yang masih berdiri menantangnya.
"Semua anak buahmu sudah tewas, lalu kau masih terus berdiri disana?"kata Ming dengan pedang yang terhunus. Jenderal Yu sebenarnya sudah terluka parah. Namun, sebagai seorang panglima tertinggi, pantang baginya untuk meninggalkan medan perang, terlebih jika anak buahnya sudah tewas lebih dahulu."Aku masih kuat untuk bertarung satu lawan satu denganmu. Jadi, lebih baik kita lanjutkan pertempuran ini."Jenderal Yu pun maju dan langsung menyerang jenderal Ming dengan sisa kekuatannya. Mereka pun saling menyerang dengan pukulan dan jurus pamungkas mereka. Sebagai Jenderal kepercayaan Kaisar Lee, Jenderal Ming tentu memiliki tenaga dalam yang luar biasa. Terlebih ilmu pedangnya pun belum ada tandingannya. Dalam waktu singkat Jenderal Yu mulai terdesak, dan akhirnya tanpa dapat dihindari lagi, pedang Jenderal Ming pun menebas leher Jenderal Yu tanpa ampun. Dan, pasukan Kaisar Lee di bawah pimpinan Jenderal Ming pun pulang dengan membawa kemenangan.
Dengan mengibarkan panji kerajaan Horio pasukan yang dipimpin Jenderal Ming tiba di alun-alun ibukota disambut langsung oleh Kaisar Lee. Dan, pesta kemenangan pun diadakan untuk menghormati keberhasilan Jenderal Ming.
"Kau memang luar biasa! Hidup Jenderal Ming dari Horio!" puji Kaisar Lee bangga pada Jenderal perang kesayangan sekaligus adik tirinya itu. Jenderal Ming hanya tersenyum kecil. Dia memang terkenal sebagai Jenderal yang berhati es. Sangat jarang tersenyum, selalu serius dan fokus dengan segala titah Kaisar.Setelah pesta penyambutan usai, Jenderal Ming pun pamit untuk kembali ke tempat tinggalnya yang terletak tidak jauh dari istana Kaisar. Kediamannya tentu saja di jaga oleh para prajurit khusus. Seperti halnya Kaisar, Jenderal Ming mendapatkan perlakuan istimewa dan juga memiliki dayang yang siap melayani segala kebutuhannya. Malam ini, ia ingin mengunjungi kekasihnya Yue. Yue adalah seorang kepala dayang yang bertugas melayani segala keperluannya. Pertama kali Ming bertemu dengannya, Ming sudah merasa jatuh hati.
Dan, mereka pun menjalin hubungan cinta. Seperti biasa, Yue menghidangkan makan malam untuk Ming. Namun, malam itu Ming menyuruh dayang dan pengawal yang lain untuk keluar. Ia hanya ingin berduaan dengan Yue untuk melepas rindu.
"Aku jadi merasa tidak enak. Bagaimana jika hubungan kita berdua sampai terdengar oleh Kaisar, yang mulia Jenderal?" tanya Yue lirih. Ming tersenyum, lalu mengusap wajah Yue dengan lembut."Kaisar tidak akan marah. Aku akan memintamu kepadanya. Dan, aku yakin Kaisar akan merestui hubungan kita ini, sekarang mendekatlah kemari, supaya aku bisa memelukmu," ujar Ming.Yue pun melangkah mendekati Jenderal Ming. Dan Jenderal berwajah tampan itu langsung membawa Yue ke dalam pelukannya. Menghujani wajah cantik kekasihnya itu dengan kecupan- kecupan penuh cinta.
"Kau jangan terlalu mencintaiku. Aku takut suatu hari kau akan kecewa, Jenderal," ujar Yue lirih. Ming menatap kekasihnya itu"Adakah yang kau sembunyikan dariku?""Aku tidak berani mengatakan sekarang. Tapi, satu hal yang jangan pernah kau ragukan, yaitu cintaku. Aku sangat mencintaimu."Ming tersenyum penuh cinta. Dia memeluk Yue dengan erat seolah tak ingin terpisahkan lagi.
"Lusa, Kaisar menyuruhku kembali ke medan perang. Aku harus melawan kerajaan Yuan. Kaisar Guan sudah memberikan tantangan. Kaisar sendiri kali ini akan turun tangan. Maukah kau menungguku pulang. Dan, setelah pertempuran selesai aku akan kembali dan menikahimu."Yue mengelus dada Ming dengan lembut. Matanya menatap dengan sayu. Perlahan Ming mengecup bibir mungil Yue dan melumatnya penuh cinta. Yue pun terhanyut dan membalas lumatan sang Jenderal, cinta sudah membutakan keduanya.
"Ming, bolehkan aku memanggilmu begitu?"tanya Yue. Ming mengangguk. "Calon istriku boleh memanggilku apa saja.""Aku menyerahkan diri kepadamu. Lakukan apa saja terhadapku, aku akan pasrah menerima,"ujar Yue sambil menatap penuh cinta."Kau yakin? Apapun yang aku mau? Kau percaya kepadaku?""Aku percaya kepadamu. Lakukanlah saja."Ming pun tanpa menunggu lagi, menggendong Yue dan membawa ke peraduannya. Mereka pun melalui malam itu dengan penyatuan diri. Yue menyerahkan mahkota miliknya ke tangan sang Jenderal dengan penuh sukacita. Menikmati setiap penyatuan dan pelepasan sang Jenderal yang berulang-ulang didalam rahimnya. Pasrah dan menerima. Hingga mereka pun kelelahan dan tertidur sambil berpelukan.
Namun, saat terbangun di pagi hari , Ming tidak menemukan Yue dalam pelukannya. Bahkan tidak menemukannya dimanapun. Bahkan kepala pengawas dayang istana pun sedang mencarinya. Ming merasa Yue memang sengaja memintanya untuk melakukan hal itu semalam. "Dia menyembunyikan sesuatu,"gumam Ming. Namun, Jenderal Ming tidak dapat berlarut- larut karena masalah wanita. Ia harus bersiap untuk penyerbuan ke Kerajaan Yuan. Sejak dulu Horio dan Yuan memang selalu berperang. Namun, kali ini Kaisar Lee bertekad untuk menaklukkan Yuan. Terlebih Jenderal perang mereka yaitu Jenderal Yu sudah terkalahkan.
Dan, ternyata Kaisar Lee mempercepat penyerbuan. Karena menurut kabar ada mata- mata yang sudah menyusup ke istana dan saat ini mata- mata itu pasti sudah menyampaikan rencana penyerbuan ke Yuan. Maka Kaisar memerintahkan hari itu juga mereka berangkat untuk menyerbu Yuan dengan kekuatan penuh. Kali ini, Kaisar langsung yang memimpin penyerbuan.
Dan, benar saja. Saat pasukan mereka tiba, Yuan sudah bersiap-siap. Namun, kekuatan kerajaan Horio jauh lebih kuat. Dalam semalam kerajaan Yuan sudah berhasil di taklukkan. Kaisar Lee pun menangkap semua keluarga kaisar Guan.
"Menyerahlah dan bergabung dibawah pemerintahan Horio maka kalian akan bebas, aku akan mengampuni nyawa kalian. Bahkan, aku akan mengambil adikmu sebagai selir di istanaku," ujar Kaisar Lee.Namun, Kaisar Guan menatap Kaisar Lee masih dengan keangkuhan nya sebagai seorang Kaisar.
"Sampai kapanpun, aku tidak akan menyerah di bawah kepemimpinan Horio. Kalau kau mau Yuan tunduk artinya kau harus mencari Kaisar yang baru. Dan, itu bukan aku!" seru Kaisar Guan tanpa takut."Baiklah kalau itu maumu. Pengawal, bawa seluruh keluarga Kaisar Guan ke alun- alun istana. Disana ada Jenderal Ming yang siap untuk mengeksekusi mereka semua dengan hukuman mati!" titah Kaisar Lee penuh amarah.Dan, seluruh keluarga Kaisar Guan pun diseret dan diarak menuju alun-alun istana. Wajah mereka ditutupi terlebih dahulu. Setelah di alun-alun nanti penutup wajah mereka akan dibuka supaya semua rakyat bisa melihat.
Kaisar Guan memiliki seorang istri dan seorang selir. Dia memiliki dua orang putra dari permaisuri dan seorang putra dari selirnya. Kaisar juga memiliki seorang adik lelaki dan seorang adik perempuan. Mereka semua dibawa ke alun-alun. Ya,Kaisar Lee memutuskan untuk membunuh semuanya, supaya kelak tidak ada yang menuntut balas dendam karena kematian keluarga mereka."Kalian rakyat Yuan. Kaisar kalian dan keluarganya sudah menentang perdamaian yang aku tawarkan. Maka, aku akan menjatuhi mereka dengan hukuman mati saat ini juga. Jenderal Ming akan memimpin eksekusinya di depan kalian saat ini juga sebagai peringatan jika masih ada di antara kalian yang melawan, maka kalian akan mendapatkan hukuman yang sama!!"seru Kaisar Lee.
Jenderal Ming langsung menghampiri Kaisar dan memerintahkan pengawal untuk membuka penutup wajah mereka semua. Dan alangkah terkejutnya saat penutup wajah adik bungsu Kaisar Guan terbuka. Jenderal Ming merasa dunianya runtuh seketika. "Yue..."gumamnya perlahan yang hanya bisa ia dengar sendiri. Ya, Yue lah ternyata mata-mata itu. Sang Kaisar rupanya memerintahkan adik bungsunya sendiri untuk menyusup dan menjadi mata-mata. Pandangan mereka bertemu. Hanya Ming yang tau bagaimana sesak dadanya saat ini.
Sesuai perintah yang di berikan Kaisar , eksekusi pun dimulai. Kaisar Lee terlebih dulu memenggal kepala Kaisar Guan. Dan menyerahkan sisanya pada Jenderal Ming. Satu persatu pedang Jenderal Ming mencabut nyawa seluruh anggota keluarga Kaisar Guan. Dan,tibalah saat akhirnya ia berada di hadapan Yue. Dengan air mata, di hampirinya gadis pujaan hati yang sangat ia cintai itu.
"Jika cinta kita tidak bisa bersatu di kehidupan sekarang, maka biarlah, menyatu di kehidupan mendatang, bunuhlah aku sekarang,Ming," ujar Yue. Kaisar Lee yang mendengar perkataan Yue sontak menoleh pada jenderal kesayangannya itu."Kau menjalin cinta dengan dia?" tanya kaisar Lee. Jenderal Ming hanya membungkuk memberi hormat. Dan dengan gerakan yang cepat tanpa di duga siapapun, dia memeluk Yue dan menusukkan pedangnya, sehingga mereka berdua menemui ajal bersamaan.
Seorang pemuda berusia kira- kira 20 tahun sedang berjalan menuju ke halte bis terdekat. Ia baru saja pulang bekerja. Tiba- tiba seorang gadis kecil yang sedang berjalan bersama ibunya menarik tangannya saat ia akan menaiki bis yang baru saja datang. "Kakak, maukah kau mengikuti saran dariku?"tanya bocah kecil itu. "Ada apa adik kecil?" "Jangan naik bis yang ini. Naik saja bis yang berikutnya." "Kenapa? Aku sudah sangat lelah." "Ak-aku, sudahlah kak, percayalah pada ucapanku. Tunggulah saja disini dulu. Aku mohon..." Dae Ho, nama pemuda itu akhirnya menuruti gadis kecil itu. Ia pun duduk kembali. Namun, baru saja ia duduk,tiba- tiba terdengar ledakan. Bis yang hampir saja ia tumpangi tadi terbakar. Suasana seketika menjadi ramai. Beberapa orang langsung menelepon polisi dan pemadam kebakaran. Dae Ho menatap gadis kecil itu penuh tanda tanya. Bagaimana bisa, apakah gadis kecil itu bisa melihat masa depan?
Kim Young Ju atau 888 menimang amplop dengan warna hitam di tangannya. Tutup amplop itu memiliki segel berwarna merah. Cap langsung dari raja Langit. Perlahan ia membukanya. Amplop itu berisi data seseorang. Nama dan tempat tanggal lahir, profesinya dan bagaimana kehidupannya. Juga, bagaimana ia akan menemui kematian. Ia melihat tanggal kematiannya, masih dua hari lagi dari sekarang. Namun, sesuai prosedur dua hari sebelumnya, para malaikat maut sudah harus membayangi jiwa manusia itu disisa- sisa harinya menjelang kematian. 888 melangkah ke kamar sebelah. Saat akan mengetuk pintu Chin Hae atau 444 tiba- tiba membuka pintu kamarnya. "Kau ini seperti manusia saja," omel 888. 444 hanya melongo, "Hah? Aku keluar dari kamarku apa harus menembus pintu? Aku tidak memakai pin ku," jawab 444. 888 mendengus sebal dan ia menyerahkan amplop di tanga
Kim merasa tidak tega melihat Eun Tak yang kelihatan sangat terpukul. Ia memeluk sahabatnya berusaha untuk memberikan kekuatan dan semangat. "Hyun Jae, bisakah kau duduk di ruang makan saja? Ada yang mau ibu bicarakan dengan bibimu, tidak apa kan Eun kalau dia menunggu di sana?" "Tentu, ayo bibi antar. Kebetulan bibi baru saja membuat kue beras. Kau pasti menyukainya." Hyun Jae mengangguk dengan mata berbinar-binar. Dan ia mengikuti langkah Eun Tak menuju meja makan. Eun Tak memberikan beberapa potong kue dan segelas susu coklat untuk Hyun Jae. Kemudian, dia kembali ke sofa untuk berbincang dengan Kim. 888 menatap Hyun Jae dengan tatapan tajam dan dingin. Hyun Jae ternyata bukanlah gadis penakut. Dia balas menatap 888 dengan tajam juga. "Kenapa kau mau mengambil jiwa bibi Eun?"tanya Hyun Jae perlahan. Dia tidak ingin suaranya sampai terdeng
Kim merasa tidak tega melihat Eun Tak yang kelihatan sangat terpukul. Ia memeluk sahabatnya berusaha untuk memberikan kekuatan dan semangat. "Hyun Jae, bisakah kau duduk di ruang makan saja? Ada yang mau ibu bicarakan dengan bibimu, tidak apa kan Eun kalau dia menunggu di sana?" "Tentu, ayo bibi antar. Kebetulan bibi baru saja membuat kue beras. Kau pasti menyukainya." Hyun Jae mengangguk dengan mata berbinar-binar. Dan ia mengikuti langkah Eun Tak menuju meja makan. Eun Tak memberikan beberapa potong kue dan segelas susu coklat untuk Hyun Jae. Kemudian, dia kembali ke sofa untuk berbincang dengan Kim. 888 menatap Hyun Jae dengan tatapan tajam dan dingin. Hyun Jae ternyata bukanlah gadis penakut. Dia balas menatap 888 dengan tajam juga. "Kenapa kau mau mengambil jiwa bibi Eun?"tanya Hyun Jae perlahan. Dia tidak ingin suaranya sampai terdeng
Kim menyentuh bahu Eun Tak perlahan. "Aku akan membantumu untuk membayar hutang-hutangmu. Aku masih memiliki sedikit tabungan. Jika digabungkan dengan penjualan rumah ini mungkin cukup membayar tiga perempat dari hutang itu. Dan kau bisa tinggal bersama kami. Itu akan jauh lebih baik," ujar Kim."Aku tau, itu adalah tabungan pendidikan untuk Hyun Jae,kan? Mana mungkin aku bisa memakainya. Tidak, aku tidak bisa. Itu milik Hyun. Aku tidak bisa,Kim.""Aku tidak apa- apa. Kau tidak bisa terpuruk seperti ini. Ayolah, izinkan aku untuk membantumu." Eun Tak menunduk sedih. Belum lagi kering air mata akibat kehilangan suaminya, kini masalah lain datang melanda. Eun Tak menghela napas panjang berulang-ulang. "Ak-aku tidak tau apa yang harus aku lakukan saat ini. Tapi, mengenai tawaranmu biar aku pikirkan lagi.""Pikirkanlah lagi, Eun. Aku tidak masalah jika kau tinggal bersama kami. Hyun Jae pasti juga akan merasa senang jika kau tinggal ber
888 mengejar Hyun Jae yang berjalan pergi meninggalkannya. Dia berusaha menghentikan langkah gadis berusia 13 tahun itu."Hei, gadis kecil! Tunggu dulu, kau ini pemarah sekali!" ujar 888 sambil menarik tali tas yang dibawa Hyun Jae hingga mau tak mau dia menghentikan langkahnya."Paman ini mau membuatku jatuh ya? Apa salahnya jika menghentikanku dengan menarik tanganku," omel Hyun Jae. 888 langsung menatap penuh rasa bersalah, membuat Hyun Jae mencebikkan bibirnya kesal."Aku tidak mau menyentuhmu karena aku bisa melihat semuanya. Termasuk bisa melihat bagaimana dirimu di kehidupanmu sebelumnya.""Memangnya kenapa jika kau bisa melihat semua itu? Apa itu salah?" 888 menggaruk pucuk hidungnya yang tidak gatal. "Sebenarnya tidak masalah, tapi aku tidak mau. Nanti kau bertanya bagaimana kehidupanmu sebelumnya,hal itu tid
Tak terasa waktu berjalan dengan cepat,888 sedang membantu Hyun Jae saat Kim Min Jae dan Eun Tak pulang. Kim tampak terkejut melihat 888 sedang menyirami tanaman bunga miliknya sementara Hyun Jae menyapu halaman mereka."Wah, ada tamu rupanya? Bukankah, anda yang pernah bertemu di bus tempo hari?" sapa Kim. 888 tersenyum dan menganggukkan kepalanya."Betul nyonya, saya Kim Young Joo.""Ah ,ya aku ingat namamu. Apakah kau tinggal di sekitar sini? Bagaimana kalian bertemu?""Paman Young Joo tadi membantuku,bu. Ia menolongku dari beberapa anak nakal yang menggangguku," jawab Hyun Jae dengan cepat. Kim tersenyum, ia langsung menghampiri 888 dan menyentuh bahunya. "Terimakasih sudah membantu Hyun," ucapnya tulus. 888 tersentak, ia terdiam sejenak. Selama beberapa saat ia melihat kehidupan Kim di masa lalu,seketika hatinya merasakan kerinduan yang teramat sangat."
888 mondar mandir sejak pagi membuat 444 merasa jengah dan risih."Hyaa! 888 kau tidak bisa diam? Apa kau harus berjalan mondar mandir seperti itu sampai sore nanti? Kita harus segera berangkat.""Apa dia akan membenciku? Kemarin kita akan mengambil Eun Tak, kali ini ibunya. Bagaimana perasaan Hyun? Dia akan kehilangan ibunya. Apa Eun akan menjaganya nanti?" 444 mengerutknan dahinya. "Sejak kapan kau begitu peduli dengan perasaan manusia? Apalagi hanya seorang gadis kecil berusia 13 tahun?""Ah, kau ini banyak bertanya," gerutu 888 sambil melangkah menuju pintu lemari yang biasa mereka gunakan berteleportasi. Tentu saja 444 merasa heran bukan kepalang. Biasanya 888 akan mengajaknya berjalan terlebih dahulu ke lobby bawah baru kemudian mereka pergi. Kenapa kali ini? Haah, memang malaikat maut yang aneh, batin 444 kesal. Saat ti