Reyhan menemui pihak bank, ia mengatakan jika keluarga Nicolas tidak pernah mengajukan pinjaman, apa lagi sampai menggadaikan perusahaan RN GRUP. Tetapi Reyhan begitu terkejut dan tidak bisa berkata-kata, saat pihak bank menunjukkan berkas-berkas pengajuannya, bahkan surat-surat perusahaan RN GRUP kini ada pada pihak bank. Yang paling membuat Reyhan terkejut, semua berkas-berkas pengajuan adalah berisi tanda tangannya sendiri.
"Maaf pak, saya tidak pernah datang ke mari untuk mengajukan pinjaman" bantah Reyhan.
"Memang pak, bukan bapak yang datang ke mari, tetapi manajer perusahaan RN GRUP, yaitu bapak Rian Winata" jawab pihak bank.
"Kenapa kalian memberikannya ? Kalian kan sudah tahu siapa pemilik dari perusahaan itu" kesal Reyhan. Ia tidak habis pikir kenapa pihak bank bisa memberikan pinjaman sebanyak itu kepada Rian.
"Kami tidak berhak untuk menolak pinjaman itu pak. Sebab semua berkas-berkas memenuhi syarat. Seperti tanda tangan pemilik dan surat-sur
Waktu menunjukkan pukul 5 lewat 30 menit, di mana saat ini Roy sudah kembali ke kediaman Nicolas, ia membuka jas hitam yang melekat di tubuhnya dan membuka arloji yang melingkar di tangannya. Rasa lelah membuat ia menjatuhkan bokongnya di atas sofa. Satu hari ini ia mengikuti meeting dua kali bersama klien, hal itu sangat menguras tenaga pria tampan itu.Vivi yang berbaring di atas ranjang dan berpura-pura tidur ! Mengharapkan kalau suaminya itu akan menyentuhnya atau sekedar mengecup keningnya, tetapi harapannya itu tidaklah terjadi, karena Roy memejamkan matanya dan tertidur di atas sofa.*Apa yang aku pikirkan, mungkinkah terjadi secepat ini ?* Bisik dalam hati Vivi. Ia berpikir kalau Roy sengaja menjauhinya, biasanya setiap Roy pulang dari kantor, ia pasti mengecup kening Vivi walaupun ia sedang tidur."Huk...huk..." Vivi sengaja batuk, untuk mencari perhatian Roy. Tetapi tidak ada reaksi dari suaminya itu, pria tampan itu tetap saja tertidur pulas bahkan ia
Setelah mendapat telepon dari ayahnya tadi malam ! Pagi ini Reyhan bergegas menuju kantor polisi untuk bertemu dengan Fadil. Ia merasa kecewa karena alamat yang diberikan Fadil adalah alamat palsu, di sana tidak ada yang bernama Mita, justru di sana hanyalah sebuah bangunan tua yang sudah lama tidak berpenghuni.Saat ini Reyhan sudah duduk bersama Fadil di ruang khusus pengunjung, dengan posisi berhadap-hadapan."Untuk apa kamu datang, bukankah baru 2 hari yang lalu kita bertemu ?" Ucap Fadil kepada ReyhanReyhan menatap Fadil, seperti seorang serigala yang siap untuk mencabik-cabik mangsanya "aku rasa kamu sudah tahu tujuanku datang kemari" jawab Reyhan"Aku bukan para normal yang bisa mengetahui apa yang ada dalam hatimu. Jadi bicaralah dengan jelas" cibir Fadil"Ternyata kamu begitu bodoh, sehingga kamu berusaha untuk menyembunyikan seorang wanita yang sudah menyebabkan ayahmu kecelakaan" sindir Reyhan dengan tersenyum sinis.
"ceritanya panjang. Sebenarnya tanah itu adalah milik keluarga Wirawan dan Bella itu adalah adik perempuan saya. Setelah Bella menikah, ayah saya memberikan tanah serta bangun itu kepada Bella dengan perjanjian tidak bisa dijual, karena rumah itu adalah peninggalan dari Opa dan Oma. Tetapi setelah Bella meninggal dunia, rumah itu diambil alih oleh putrinya dan di jual kepada seseorang dengan surat palsu, dan orang yang membelinya menjadikan rumah itu sebagai tempat prostitusi dan tempat praktek untuk mengugurkan kandungan. Itu sebabnya rumah itu menjadi sengketa. Aku sudah mengurusnya, tetapi belum selesai sampai saat ini karena surat aslinya ada di tangan keponakan saya. Dan keponakan saya itu tidak tahu di mana saat ini" jawab pria tua itu."Kalau boleh tahu siapa nama keponakan bapak ?""Sasmita" jawab pria itu"Ow, jadi bapak tidak tahu di mana keberadaan Sasmita ?""Saya kurang tahu pastinya. Tetapi akhir-akhir ini aku mendengar kabar kalau dia tingg
Tiga hari telah berlalu, di mana kediaman Nicolas masih terasa sepi, sebab Reyhan belum kembali dari Prancis. Pria tampan itu masih berjuang untuk mencari manusia yang sudah berani mengusik kebahagiaan keluarganya. Ia juga sudah berjanji tidak akan kembali ke Indonesia sebelum menemukan Mita dan Rian.Pagi yang mendung ini, Reyhan dan ketiga temannya sedang bersiap-siap melanjutkan perjalanan untuk mencari Mita dan Rian. Satu malam ini mereka menginap di salah satu rumah warga yang ada di desa Manggar. Mereka pergi setelah berpamitan kepada pemilik rumah, Reyhan memberikan uang dalam amplop kepada pemilik rumah sebagai tanda terima kasih karena sudah berbaik hati memberikan mereka tumpangan untuk istirahat."Han, kalau menurut peta ! Tempatnya tidak jauh dari sini" ucap salah satu teman Reyhan"Benarkah ?" Sahut Reyhan. Ia memperhatikan satu lembar kertas yang ada di tangan temannya itu, benar saja ! Tempat mereka saat ini sudah berada di titik yang tidak
Suara nyaring ponsel, membangunkan Zeira di pagi hari. Wanita satu anak itu tersenyum lebar saat melihat nama yang muncul di layar ponselnya. Jarinya dengan cepat mengusap yang berwarna hijau di layar benda pintar itu."Hallo mas" sapa Zeira"Iya sayang, bagaimana kabar kamu dan anak kita ?" Suara bariton dari seberang sana."Baik mas. Mas kenapa sudah tiga hari tidak menghubungiku ? Aku merasa cemas tahu" gerutu Zeira. Sebab dua hari ini Reyhan tidak menghubunginya."Iya sayang, selama tiga hari ini, kami menginap di desa Manggar, di sana enggak ada jaringan sayang" jelas Reyhan."Ow.... Mas Carles juga sudah bicara seperti itu sih. Terus, sekarang mas di mana ?""Sudah di rumah Daddy, tapi besok rencananya mas ke sana lagi" jawab Reyhan"Kalau mas sudah merasa capai, enggak usah pergi lagi mas. Biarkan saja pihak yang berwajib mencarinya" Zeira melarang Reyhan untuk kembali ke desa itu. Ia merasa kasihan kepada suaminya.
Reyhan bersiap-siap untuk pergi ke desa Manggar, Setelah seseorang menghubunginya dan mengatakan kalau villa yang ia cari selama tiga hari ini sudah ditemukan. Ia hanya pergi bersama sopir dan seorang bodyguard. Richard sempat melarangnya karena waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Tetapi Reyhan mengabaikan ucapan ayahnya, ia tidak ingin membuang kesempatan ini, rasa dendamnya kepada Mita membuat ia tidak kenal waktu dan lelah. Setelah berpamitan mereka langsung berangkat.Butuh waktu 12 jam untuk mereka tiba di sana. Reyhan langsung menuju tempat tinggal orang yang memberikan informasi kepadanya."Apa bapak sudah melihat villanya ?" Tanya Reyhan."Sudah pak. Saya sudah tahu di mana tempatnya" sahut pria itu"Bagaimana bapak bisa sampai ke sana ?" Tanya Reyhan. Ia begitu penasaran, karena sudah 3 hari yang lalu ia dan ketiga temannya dari sana ! Tetapi mereka tidak menemukan adanya tanda-tanda villa atau rumah."Kemarin ketika saya pulang member
Dua hari telah berlalu, Mita dan Rian sudah diamankan di kantor polisi, saat ini mereka sedang dalam proses pengembalian ke Indonesia. Sedangkan Reyhan baru saja kembali dari rumah sakit, goresan yang ada di lehernya tidak begitu dalam. Tetapi luka yang di lengannya cukup dalam. Saat Mita terjatuh, pisau yang ada di tangannya mengenai lengan Reyhan. Hal itu membuat Reyhan dirawat di rumah sakit. Dan selama dua hari dirawat di rumah sakit, Carolina selalu setia menemaninya. Wanita cantik itu bahkan tidak masuk kantor hanya untuk menemani Reyhan."Mari saya bantu ?" Tawar Carolina saat Reyhan ingin turun dari atas tempat tidur."Enggak usah, saya bisa sendiri" tolok Reyhan dengan lembut. Sebenarnya ia merasa tidak nyaman karena Carolina selalu memberikan perhatian kepadanya."Nanti kamu jatuh Han" protes Carolina. Ia berusaha untuk menyentuh Reyhan. Tetapi pria tampan satu anak itu menolaknya"Enggak, yang sakit di tangan bukan di kaki. Jadi aku bisa jalan
Suara kicau burung menandakan kalau hari sudah mulai pagi. Bulan telah menyembunyikan cahayanya kini telah di gantikan dengan sinar matahari. Seorang wanita cantik sedang menikmati udara segar di balkon kamarnya, ia membentangkan kedua tangan dan memejamkan mata sambil menarik napas dalam-dalam. Zeira mengerutkan kening saat matanya melihat mobil sport berwarna hitam masuk dari gerbang. Mobil mewah itu hanya bisa keluar dari garasi saat Reyhan memakainya."Siapa yang memakai mobil mas Reyhan ?" Ucap Zeira kepada dirinya sendiri. Ia memperhatikan saat mobil sport itu berhenti tepat di depan pintu mansion. Bibirnya yang semula tertutup rapat kini terbuka lebar, saat melihat seseorang keluar dari dalam mobil. Kaki mungilnya berlari dengan kencang keluar dari kamar lalu menuruni anak tangga."AW....." Jerit Reyhan, karena Zeira tiba-tiba memeluknya dengan erat."Mas...." Rengek Zeira sambil memeluk Reyhan, ia menumpahkan air matanya di dada suaminya itu.