Seperti yang Vivi harapkan, wajah Zeira berubah menjadi merah merona. " Dia bukan mertuaku, aku dan pak Reyhan hanya menikah kontrak, tidak ada rasa cinta diantar kami. Jika tidak karena utang ayah ? Aku tidak akan pernah menikah dengannya. Aku sangat mencintai Royhard" ucap Zeira dengan mata yang berkaca-kaca.
Vivi merasa bersalah."maaf Ra...aku hanya ingin menggodamu, aku tidak bermaksud untuk membuat kamu bersedih" sambil merangkul punggung Zeira dengan erat. Saat Vivi melepaskan pelukannya dia melihat Bara sedang berbicara dengan Rian.
"Ra, kamu datang dengan siapa?"
"Saya kemari hanya sendiri, ada apa Vi?" Ucap Zeira dengan bingung saat melihat wajah Vivi berubah menjadi tegang.
"Tidak apa-apa, tetapi kalau aku tidak salah, pria itu kan sopir pak Reyhan" ucap Vivi sambil mengarahkan satu jari rampingnya kearah Bara dan Rian.
Zeira mengalihkan tatapannya kearah jari Vivi. "Ya itu paman Bara, mengapa dia ada di sini?"
"Mana aku tahu, karena itu aku bertanya, kamu datang dengan siapa ?". Zeira belum sempat menjawab Vivi, tiba-tiba suara Rian terdengar dari arah pintu."Zeira pak Bara datang untuk menjemput kamu."
Jantung Zeira berdebar saat mendengar apa yang Rian katakan. Dia merasa Reyhan akan memarahinya saat tiba di rumah. Dengan rasa takut dia langsung melangkah mendekati Bara, tanpa menjawab Rian. "Iya paman, apa tuan Reyhan yang meminta paman untuk menjemput aku?"
"Iya Nyonya, karena sebentar lagi tuan besar akan tiba"
Zeira melangkah terlebih dahulu dan di ikuti Bara. Bara bisa melihat langkah Zeira yang begitu terburu-buru.
Saat mereka di perjalanan, Bara melihat wajah Zeira yang semakin pucat dan gelisah dari kaca spion. "Ada apa Nyonya?" Akhirnya Bara memberanikan diri untuk bertanya.
"Tidak apa-apa paman" Zeira berusaha tersenyum. Sesungguhnya dia ingin bertanya kepada Bara, namun dia tidak berani.
Setelah 45 menit mereka pun tiba di kediaman Nicolas. Zeira melihat Reyhan sedang berdiri di depan pintu utama dengan wajah dingin. Hal itu membuat Zeira semakin takut, tetapi dia memberanikan diri keluar dari mobil dan melangkah menuju pintu dengan kepala tertunduk. "Maaf tua" ucap Zeira dengan tiba-tiba.
Reyhan merasa bingung dengan Zeira. "Mengapa dia meminta maaf" ucap dalam hatinya. Lalu iya berjalan menuju ruang keluarga tanpa menjawab Zeira.
Saat Reyhan pergi dari pintu, Zeira menghela napas dengan kasar. Lalu ia melangkah menaiki anak tangga menuju kamarnya. Saat dia masuk ke kamar tamu yang selama 2 bulan ini ia tempati. Dia melihat Siti dengan 2 pelayang lainnya sedang merapikan tempat tidur dan lemari. "Bibi apa yang kalian lakukan ?" Ucap Zeira dengan tiba-tiba yang membuat ke 3 pelayan itu terkejut.
"Tuan Besar sebentar lagi akan tiba Nyonya, tuan akan tinggal di kamar ini." Zeira merasa malu kepada dirinya sendiri. Dia lupa kalau dia akan tidur di kamar Reyhan sampai Richard kembali ke Prancis. Zeira tersenyum lalu pergi, dan masuk ke dalam kamar Reyhan.
Setelah 5 menit ia duduk di atas sofa yang ada di dalan kamar Reyhan, tiba-tiba pintu terbuka, dan Reyhan muncul dari balik pintu. Reyhan melihatnya dengan tatapan dingin."kenapa kamu tidak mandi"
Zeira menundukkan kepalanya dan berdiri dari sofa, lalu bergegas masuk ke dalam kamar mandi, tanpa melihat wajah Reyhan.
Setelah 30 menit berlalu, namun Zeira belum keluar dari kamar mandi."Kenapa wanita itu tidak keluar-keluar" ucap Reyhan. Lalu ia mengetuk pintu kamar mandi.
"Iya tuan" jawab Zeira dari dalam kamar mandi.
"Sudah 30 menit berlalu, apa kamu belum selesai, Daddy sebentar lagi akan tiba"
"Saya sudah selesai tuan, tetapi saya lupa membawa handuk, saya tidak berani keluar. Apa tuan bisa membantu untuk memberikan saya handuk?"
Namun tidak ada jawaban, dia berpikir kalau Reyhan sudah keluar dari kamar. Saat dia membuka pintu kamar mandi, matanya bertemu dengan mata Reyhan. Zeira berteriak karena terkejut melihat Reyhan, ia refleks dengan cepat menutup pintunya kembali
Sementara Reyhan hanya diam dan menikmati melihat pemandangan yang ada di hadapannya, dan dia merasa ada yang tidak beres di dalam celananya."Sial dia sengaja membangunkan macan tutul" ucap Reyhan saat melihat ada benjolan di celana boxer nya.
"Buka pintunya" ucap Reyhan dari balik pintu.
"Tidak aku tidak mau"
"Buka.... Apa kamu tidak mengerti" suara Reyhan terdengar marah. Sehingga Zeira terpaksa membuka pintu dan menutup tubuhnya dengan pakaina kotor yang bekas ia pakai tadi.
Saat dia membuka pintu, tiba-tiba Reyhan menarik lengannya dan melemparnya ke atas tempat tidur. Lalu menindihnya dari atas."Kamu yang membangunkannya, kamu harus bertanggung jawab. Ucap Reyhan dan meremas kedua gundukan besar yang ada di dada Zeira.
*
*
*
*
*
Zeira berusaha menolak Reyhan, namun dia tidak sanggup. Saat Reyhan sedang menikmati bibir tipis Zeira, tiba-tiba ponselnya yang terletak di atas meja kecil yang berada di samping tempat tidur berbunyi. Sontak membuat gairah Reyhan menghilang, dia menghentikan aksinya dan berdiri dari tubuh mungil Zeira. Saat dia melihat layar ponselnya nama yang muncul * Daddy * "Hallo Daddy. Apa Daddy sudah tiba di bandara ?" Ucap Rian saat menerima telepon dari Richard sambil berjalan menuju balkon kamarnya. "Ya Daddy baru tiba di bandara, tetapi aku akan ke apartemen dulu untuk mengantar adikmu Royhard" "Oke Daddy" lalu ia memutuskan sambungan teleponnya. Saat ia masuk kedalam kamar, dia melihat Zeira sudah berpakaian rapih. "Apa aku menyuruhmu untuk berpakaian ?" Ucap Reyhan dengan tiba-tiba sambil menarik pinggang ramping Zeira. "Ti...ti...tidak tuan, saya berpikir....." Dia belum selesai berbicar
Zeira berusaha untuk tersenyum namun tangannya gemetar. Dia berusaha untuk melepaskan tangannya dari genggaman Reyhan."Lepaskan tanganku" ucap Zeira dengan lembut. "Kita harus terlihat romantis, agar Daddy tidak curiga, apa kamu mengerti?" Zeira hanya membalas dengan senyum di bibirnya. "Kapan Daddy tiba?" Ucap Reyhan sambil merangkul Richard. "Sudah sekitar 20 menit, ayah tidak mengantar adikmu ke apartemen, dia di jemput temannya ke bandara. Jadi ayah langsung pulang bersama Bara" ucap Richard setelah melepaskan pelukannya dengan Reyhan. "Oohhh iya Daddy. Ini istriku, menantu Daddy" dia merangkul pundak Zeira dengan sebelah tangan kanannya. Zeira gugup namun dia tetap tersenyum."Saya Zeira paman istri mas Reyhan" dia sangat bingung harus memanggil apa kepada Reyhan, namun tiba-tiba kata mas itu terlintas dipikirannya. Richard menyambut tan
Setelah 45 menit berlalu, akhirnya Zeira selesai menyiapkan sarap dan di bantu para pelayan. Lalu ia menghidangnya di atas meja makan. Sementara Reyhan bisa mencium aroma masakan Zeira dari arah meja makan. Lalu ia berdiri dan melangkah menuju meja makan. Tidak lama tiba-tiba Richard turun dari lantai atas dan bergabung bersama merekam, saat ia tiba, dia masih melihat celemek yang menggantung di leher jenjang Zeira yang menutupi dada sampai setengah dari pahanya."Aromanya sangat menggugah selera, Daddy sudah tidak sabar lagi ingin mencicipinya." Ucap Richard saat duduk di bangkunya. Dengan sigap Zeira menghidangkan satu piring nasi goreng di hadapan Richard dan Reyhan. Dia tidak menduga kalau Richard akan menyukai nasi goreng yang ia masak begitu juga dengan Reyhan. Mereka sama-sama menghabiskan nasi goreng yang ada di dalam piringnya tanpa ada yang tersisa. Setelah selesai sarapan Reyhan ter
Lalu Zeira kembali ke balkon, dia dengan cepat menekan tombol ponselnya dan mencari nomor Vivi. Tidak lama teleponnya terhubung. " Hallo Vi, aku bisa menemani kamu makan siang" ucap Zeira dengan penuh semangat. "Benarkah ? Woa ini pasti menyenangkan" ucap Vivi dari balik ponselny dengan tidak kalah semangat. "Di mana kita makan siang ?" Tanya Zeira dengan penasaran. "Tenang saja nanti aku kirim alamatnya, oke ? Dandan yang cantik ya ?" Ucap Vivi sebelum ia memutuskan sambungan teleponnya. Setelah itu dia langsung mengirim pesan kepada Roy. * Roy Zeira baru sajah menghubungi aku. Katanya dia di izinkan majikannya. Oh iya kita akan makan siang di mana ? Kamu belum memberitahu aku.* Sementara Roy saat itu sedang di kamar mandi. Saat dia mendengar suara nada pesan masuk di ponselnya, dia langsung keluar dari kamar mandi. Dan melihat ada pesan masuk dari vivi. Dia sangat bahagia saat membaca isi p
"Aku sangat merindukanmu" Ucap Zeira sambil melepas pelukannya. "Jangan menagis love, aku datang hanya untukmu" ucap Roy sambil menyapu kedua jarinya di pipi mulus Zeira. Vivi sangat terharu melihat Zeira dan Roy, bahkan dia ikut meneteskan air mata."Hem" Vivi berdehem untuk memecah kesedihan di dalam rungan itu. "Maaf Vi" ucap Zeira sambil tersenyum. "Tidak apa-apa, aku sangat menyukai pertunjukannya, ini bahkan lebih menarik dari drama Korea " Vivi mencoba menggoda Zeira. Setelah dua jam mereka menghabiskan makan siang bersama. Tiba-tiba ponsel yang ada di dalam tas mini Zeira mengeluarkan suara, dia dengan sigap mengeluarkan dari dalam tasnya." Kamu di mana ? Saya rasa jam makan siang sudah selesai " Isi pesan singkat yang di kirimkan Reyhan. Wajah Zeira berubah menjadi muram, dia masih ingin bersama Roy. "Ada apa love, pesan dari siapa ? Kenap
Setelah Taxi yang ia naiki tiba di kediaman Nicolas, Zeira menghela napas dengan kasar, lalu ia melangkah masuk ke dalam rumah, dia merasa takut untuk masuk ke dalam kamar, akhirnya dia pergi ke ruang keluarga. Namun tidak disangka Reyhan ada di sana. Zeira membulatkan matanya melihat Reyhan yang saat itu juga sedang melihatnya, Mereka saling pandang pandangan. "Maaf tuan, tadi saya setelah makan siang saya langsung menemui ayahku, aku sudah lama tidak bertemu denganya, kebetulan tempat kami makan tidak jauh dari rumah ayah." Ucap Zeira dengan rasa takut. "Hm" jawab Reyhan dengan singkat, lalu ia pergi meninggalkan Zeira dan masuk ke dalam kamarnya. Setelah Reyhan pergi, Zeira bisa bernapas dengan legah, tetapi ia merasa bingung kenapa Reyhan tidak marah. Lalu ia meraih ponselnya dari dalam tas untuk melihat apa isi pesan dari Reyhan.*Kamu sudah di mana* isi pesan dari Reyhan sebanyak 12 kali. "Hah hany
"Tuan muda, Nyonya tadi sudah pergi, kata Nyonya ada urusan penting." "Hm" jawab singkat Reyhan. Lalu ia mulai menikmati sarapannya. Seperti biasa keluarga Nicolas tidak pernah berbicara di saat makan. Hanya ada dentingan sendok yang terdengar di ruangan itu. "Daddy akan kembali ke Prancis hari ini, penerbangan Daddy pukul 11. Masalah perjodohanmu dengan Chintia, sudah Daddy bicarakan dengan kedua orangtuanya. Tetapi saya rasa Chintia tida menerima kalau kau sudah menikah dengan wanita lain. Sebab saat Daddy berbicara dia tidak menjawab, bahkan dia langsung pergi. Daddy berharap kalau pernikahan ini bukan lah semata-mata hanya untuk mendapatkan warisan. Tetapi Daddy berharap kamu menikah dengan Zeira karena dasar cinta." Ucap Richard dengan tiba-tiba saat Reyhan akan berdiri dari kursinya. Reyhan menghela napasnya dengan perlahan, "Apa Daddy meragukan pernikahanku ?" "Bukan begitu. Deddy hany
"Aku serius Bro, wanita itu terlihat cantik, dan menarik, saya sempat melihat matanya berwarna biru, benar-benar sempurna." "Sudah.... lupakan wanitamu itu, bagaimana kalau kita makan siang di luar, aku sudah lama tidak makan di kafe milikmu." "Siap..... Let's go" ucap Carles dengan semangat. ******* Sementara Zeira hanya menagis di dalam Taxi menuju rumah sakit, air matanya tidak bisa berhenti mengingat apa yang di katakan Reyhan, dia berharap semoga ia cepat hamil, agar dia terbebas dari pria yang selalu menghinanya itu. Setelah tiba di rumah sakit, dia bersikap tegar dan terlihat biasa saja. Dia setia menanti di depan pintu kamar operasi. *Ting-nong* suara pesan masuk dalam ponsel Zeira. Dia mengusap layar ponselnya dan membaca isi pesan dari Roy "Love apa kita bisa bertemu ? Aku sekarang berada di kafe two love." Dia langsung membalas pesan Roy."Maaf sayang aku tidak