Share

Bab 43-Mimpi yang Jadi Kenyataan

Saat Baskara membuka matanya dia terkejut karena tidak berada di kamarnya melainkan disebuah ruangan serba putih yang paling dibencinya. Dia juga baru menyadari bahwa tangannya sudah dipasang infusan.

"Siapa yang membawaku ke sini? Aku harus pergi dari sini." Pemuda itu langsung mencabut paksa infusannya, tetapi kondisinya masih lemah bahkan untuk sekedar berdiri.

Kalau saja seseorang terlambat menangkap tubuhnya yang limbung, mungkin Baskara sudah merasakan dinginnya lantai rumah sakit ini.

Baskara mengangkat kepalanya untuk melihat siapa yang menangkapnya. Pupil matanya membesar ketika dia tau siapa orang itu.

"Ayah," gumamnya. “ini benar Ayah?

“Babas bodoh! Tidak mungkin lah,” pemuda itu berdebat dengan pikirannya sendiri.

"Mau ke mana? Kondisi kamu masih lemah," ucap pria dewasa itu seraya membantu Baskara kembali ke ranjangnya.

Pemuda itu masih saja tergeming seraya terus menatap wajah ayahnya tanpa berkedip. Wa

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status