Bibir Nova menegang, untuk sesaat tidak tahu harus berkata apa.Setelah beberapa lama, Nova bertanya, "Oh, sudah mati?"Nova menanyakannya tanpa perasaan.Namun, ini adalah satu-satunya pertanyaan yang ingin dia tanyakan sekarang.Simon menggelengkan kepalanya. "Sayang sekali Yasmin belum mati."Nova tertawa, lalu mengangguk dengan tenang. "Sayang sekali."Simon mengerutkan kening sambil memandangnya."Bu Nova, kakakku memang berencana untuk meninggalkan Yasmin sendirian, tapi ketika Yasmin memaksanya seperti ini, kakakku jadi mengingat masa lalu, jadi nggak akan begitu saja melihat Yasmin mati seperti ini."Nova tiba-tiba mengerti maksud pertanyaan Brian tadi malam.Mungkin Brian akan memberinya kesempatan terakhir.Jika dirinya mau kembali.Seperti yang dijanjikan, Brian akan mengabaikan Yasmin.Namun, jika dirinya menolak.Jangan salahkan bahwa Brian akan terus melindungi Yasmin.Nova mencibir.Sebenarnya, Brian seharusnya sudah mengetahui jawabannya sebelum datang.Brian datang buk
Nova melihat surat itu dengan tatapan dingin di matanya.Dia tahu Brian pasti akan ikut campur dalam masalah ini.Namun, Nova pikir Brian hanya akan menggunakan koneksinya untuk mengurangi hukuman Yasmin atau memberikan jaminan langsung setelah hasil akhir persidangan keluar.Tidak disangka Brian bahkan tidak mau membiarkannya menuntut Yasmin.Brian benar-benar melindungi Yasmin.Dia tidak ingin berdebat lagi dengan pria ini.Setelah membaca surat itu dua kali, Nova langsung merobeknya dari tengah.Brian hanya memperhatikan gerakannya, ekspresi dinginnya dan tidak berubah sama sekali.Namun, tidak ada yang tahu bahwa hatinya sudah merasa lega.Dia tidak ingin putus dengan Nova begitu saja.Setidaknya, saat ini mereka masih bisa menjalin kontak."Bu Nova, apa maksudmu?"Brian memandangnya dengan mata membara.Ada secercah harapan di matanya yang tidak mudah dideteksi.Mungkin Nova menyesalinya?Mungkin Nova tidak benar-benar ingin keluar dari perusahaan?Nova merobek perjanjian itu menj
Mata Nova sedikit menyipit.Thoriq terlalu mudah menyetujuinya, yang membuatnya selalu merasa tidak nyaman.Namun, Nova memikirkan semua kemungkinan yang bisa dipikirkan.Nova masih tidak mengerti kenapa Thoriq bersikeras mengizinkannya bergabung dengan perusahaannya.Nova berhenti sejenak lalu mengatakan syarat yang ketiga."Aku ingin menandatangani perjanjian pembiayaan ekuitas denganmu.""Apa?" Thoriq mengerutkan kening.Nova tidak ragu-ragu, langsung meletakkan perjanjian itu di depan Thoriq.Thoriq tertawa setelah membacanya. "Nona Nova yakin? Tujuan ini nggak mudah untuk dicapai. Kalau kamu sangat membutuhkan uang, katakan saja. Rudy dan aku bisa meminjamkannya padamu. Mungkin Nona Nova nggak bisa mendapatkan perjanjian ini."Alis Nova menunjukkan tekad yang kuat, wajah cantiknya saat ini menatap Thoriq dengan penuh kegigihan.Nova tertawa lalu berkata, "Dicoba saja belum, kenapa langsung bilang nggak bisa?"Thoriq memandang Nova dengan perasaan campur aduk. Setelah beberapa saat
"Brian, apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu membiarkan mereka masuk?"Yasmin tidak bisa menyembunyikan kepanikan di matanya.Zelda juga merasa cemas di sampingnya."Ya, Pak Brian, kenapa kamu membiarkan mereka masuk? Yasmin belum pulih, dokter bilang jangan sampai Yasmin stres lagi."Brian hanya bersandar di pintu sambil menatap mereka dengan dingin."Yasmin, seperti yang kubilang sebelumnya, kalau kamu melakukan kesalahan, kamu harus menanggung akibatnya. Kalau kamu bisa lepas dari semua tanggung jawab dengan bunuh diri, maka nantinya apa pun yang kamu lakukan, kamu hanya perlu bunuh diri saja?"Brian benar-benar tidak bisa mengabaikannya, tapi masih harus memberi Yasmin pelajaran.Yasmin memandang Brian, matanya dipenuhi rasa tidak percaya.Dia tidak pernah menyangka Brian akan memaksanya membayar akibatnya setelah dirinya mencoba bunuh diri.Yasmin tiba-tiba merasakan gelombang kebencian di hatinya.Ini semua karena Nova,Jika bukan karena Nova, mana mungkin Brian bisa memperlakukann
Brian menatap Simon dengan dingin."Simon, apa kamu sudah bosan hidup?"Melihat Brian sangat marah, Simon segera tutup mulut.Namun, setelah beberapa saat, Simon masih berkata, "Kak, Bu Nova benar-benar baik. Mengenai manik-manik untuk ulang tahunmu, Bu Nova berlutut sepanjang siang dan malam di kuil untuk berdoa, hanya karena dia mendengarnya ada manik-manik yang sangat efektif untuk menjagamu tetap aman. Apa menurutmu Yasmin bisa melakukan ini?"Brian tiba-tiba berhenti merokok.Dia berbalik untuk melihat Simon."Apa katamu?"Simon berhenti sejenak dan berkata, "Aku bilang, Yasmin nggak akan melakukan itu! Bukankah sekilas sudah jelas siapa yang memperlakukanmu dengan baik?"Brian hanya memedulikan satu hal lagi."Manik-manik apa?"Simon terkejut dan menjawab, "Hadiah ulang tahunmu. Bukankah Bu Nova memberikannya padamu?"Jakun Brian berguling dua kali dan terus mengerutkan kening.Brian tiba-tiba teringat ketika mengemas koper Nova beberapa hari yang lalu, memang ada untaian manik-m
Dalam sekejap, raut wajah Brian menjadi suram.Cindy bahkan tidak berani menangis lagi."Pak Brian, bos baru saja mengundurkan diri, baru saja pergi dari sini."Brian terkejut.Setelah itu, segera berjalan keluar.Setelah meninggalkan departemen pemasaran, Brian menelepon Nova dengan nomor kantornya.Setelah keluar dari perusahaan, Nova masuk ke mobil Michael.Michael datang untuk memberitahunya perkembangan terkini kasus ini.Ketika melihat ada telepon, Nova mengerutkan kening.Michael tertawa dan berkata, "Brian?"Nova mengangguk."Angkat saja, siapa tahu dia ingin memberitahumu tentang kasus ini."Nova melihat ponselnya yang terus berdering.Akhirnya mengangkat teleponnya."Pak Brian."Brian mengerutkan kening saat mendengar panggilan terhadapnya ini.Namun, sekarang Brian terlalu malas untuk berdebat dengannya tentang hal ini lagi. "Nova, kamu belum mendapatkan persetujuanku, siapa yang mengizinkanmu mengundurkan diri?"Nova terkekeh, ternyata Brian meneleponnya untuk menanyakan ha
Rudy mengerutkan kening dan menatap ayahnya."Kenapa melarangku untuk mengejarnya?"Mata Thoriq berkedip, lalu berbalik dan berjalan menuju kantor."Kamu nggak akan berhasil, jadi jangan sia-siakan usahamu. Lebih baik kamu pergi kencan buta dengan pasangan yang sudah ibumu atur.""Ayah, bukan seperti itu yang Ayah katakan saat pergi ke Kota Jimaun."Rudy mengatakan ini lalu tiba-tiba berhenti."Jujur saja, apa Ayah yang jatuh cinta pada Nova? Kalau nggak, kenapa ngotot sekali menyuruhnya datang ke sini? Bahkan lebih ngotot dariku."Thoriq memelototinya dan menjawab."Pergi!"...Nova naik taksi ke rumah sakit setelah keluar dari Grup Northy.Sebelum masuk ke gerbang rumah sakit, tiba-tiba seseorang menempelkan senjata tajam ke punggung bawahnya.Sengatan tajam hampir menusuk punggung bawahnya.Nova tiba-tiba terkejut.Ada bau alkohol yang tidak sedap.Setelah itu terdengar tawa ganas Gary, "Kalau kamu berani berteriak, aku akan membunuhmu sekarang juga!"Tubuh Nova kaku."Gary, apa mau
Pakaian Nova berlumuran darah.Brian mengangkatnya dan saat melihat luka di lehernya, ekspresinya berubah menjadi sangat suram.Brian menatap Gary yang sedang mengejar ke arah sini.Matanya terlihat seperti bisa membunuh!Saat Gary pertama kali melihat Brian, hatinya bergetar.Namun, Gary segera teringat bahwa Brian sudah berpisah dengan Nova."Pak Brian, kamu sudah berpisah darinya, jadi kamu nggak akan ikut campur urusannya lagi, 'kan?"Brian tidak berkata apa-apa.Gary menjadi lebih berani!Nova terkejut.Dia mendorong Brian menjauh dan ingin pergi.Brian merasakan penolakannya dan ekspresinya menjadi semakin jelek.Brian mengangkat tangannya dan menariknya kembali.Setelah itu, Brian menendang dada Gary.Jeritan Gary bergema di gang.Gary muntah darah dan langsung pingsan.Nova kembali menatap Gary dengan wajah pucat.Melihat Gary pingsan, Nova pun merasa lega.Nova mengangkat tangannya untuk menutupi luka di lehernya.Setelah merasa sedikit tenang, Nova berkata pada Brian, "Terima