Harap membaca dengan bijak. Berisi konten yang menggerahkan.
Keduanya masih saling melumat tanpa ampun, sampai napas mereka sama-sama habis dan membuat Kejora memisahkan diri dan meraup oksigen sebanyak-banyaknya. Napasnya terengah-engah. Tanpa sadar ia menjauh, berdiri di pinggir ranjang dan tangannya meremas bajunya sendiri karena malu.
Entah kenapa, Andromeda merasa semakin membutuhkan Kejora. Dia ikut berdiri, tangannya merengkuh pinggang Kejora dan menariknya untuk bisa semakin dekat dengannya.
Kejora tersontak begitu ada dorongan di tubuhnya sampai dia menempel kembali di dada bidang milik Andromeda. Merasa inilah waktunya, akhirnya dengan pelan dan selembut mungkin Andromeda menundukkan wajahnya dan mengecup bibir merah Kejora sekilas, mencoba kembali mengingat rasanya. Seulas senyum tipis tersungging di bibir Andromeda. Dengan halus dia melumat bibit gadis di pelukannya dan memeluknya semakin rapat sampai tidak tersisa semili pun jarak
Kejora seperti terserang listrik dan hawa tubuhnya kian memanas. Wanita itu terlentang sempurna di hadapan Andromeda dengan tubuh yang sudah polos. Kejora tak melawan, wanita itu sudah seperti jelly yang tak bisa melakukan apa pun demi menghentikan aksi yang Andromeda lakukan pada tubuhnya. Rakus! Kejora baru menyadari kalau lelaki kaya itu memiliki kerakusan dahsyat seperti ini. Kejora merasakan jilatan dan gigitan di area lehernya. Memberikan sensasi menggelitik setiap kali Andromeda melakukannya. Dan jangan lupakan telapak tangan lelaki itu yang masih setia meremas buah dadanya tanpa henti. Ketika Andromeda selesai dengan lehernya, lelaki itu langsung mengecup tubuh Kejora dari atas hingga bawah tubuh Kejora. Kejora meremang. Tidak pernah sekali pun ia berada di posisi ini dalam kurun waktu lama. Tapi jika boleh diingatkan kembali, ia sudah pernah mengalami bagian seperti ini sebelumya. Ohhh … sial. Apakah Andromeda a
Andromedalupa diri dibuatnya.Andromedabisa merasakan bagaimana milik Kejorayang sangat berbeda seolah-olah dirinya menemukan sesuatu yang dicari oleh hasratnya. Perasaan bangga saat Andromedamerasakan bahwa dia adalah pria yang kini ada untuk wanita di bawah kungkungannya itu. Kejoramenahan desahannya, lama-lama dia terhanyut dalam pusara gairah yang diciptakan oleh Andromedadan mereka sama-sama mencapai klimaksnya dengan perasaan yang sulit digambarkan. Andromedamencapai titik puncaknya tak hanya satu kali malam itu. Dia berkali-kali memuntahkan laharnya di dalam milik Kejora. *** Andromedaduduk di atas ranjang dengan punggung yang menyandar pada kepala ranjang. Di sampingnya Laangen sudah tertidur pulas karena lelah melayani Andromedayang liar dan kelaparan. Andromedamenatap Kejorayang tidur memunggunginya. Tubuh atas Kejoratidak tertutupi selimut karena An
Kejora mengerjap-kerjap kan matanya. Kelopaknya perlahan terbuka karena memang cahaya yang menyeruak masuk tanpa sopan dan mengganggu sesi tidurnya. Dia berbalik dan telentang sambil menutupi matanya dengan lengannya yang terlipat di atas wajahnya. “Hm ….” Dia menggeram, merasakan bagaimana tubuhnya merasa pegal bukan main. Dia berusaha duduk dan bersandar di ranjang. Mendadak memorinya terputar pada kejadian sebelumnya. Dengan kedipan matanya yang teratur seolah tengah memutar kolase film yang ada di dalam pikirannya. Bagaimana dia yang begitu panas, mengerang di bawah tubuh Andromeda. Dengan bibir yang tak berhenti memanggil nama Andromeda tanpa malu. “Ya Tuhan, apa yang telah kulakukan?” erangnya lantas menutupi wajahnya sendiri. Merasa malu dengan tingkah lakunya. Dia hanya bisa mengutuk kelakuannya saja, jika mengingat apa yang terjadi semalam dan tadi pagi. “Kenapa kau bertingkah begitu, Jora … kau mendadak
Kejora turun ke dapur, menyaksikan bagaimana Andromeda tengah memunggunginya dan tengah menggunakan dapurnya saat ini. Trak! Trak! Trak! Dia mematung saat melihat pria itu tengah memotong sesuatu melihat tanda pergerakan tangannya yang teratur. Bahkan suara pisau yang beradu dengan bahan sayuran dan telenan pun terdengar ramai dan menandakan si koki sangat ahli. Kejora tersenyum, memikirkan bagaimana Andromeda bisa melakukannya dengan lihai. Mengingat kejadian panas semalam membuatnya memanas sampai ke wajahnya. Darahnya berdesir hebat saat dirinya bahkan sudah mengumpul di wajahnya begitu pikirannya mengenang kejadian itu. Oke, tenang! Gadis itu mantap menghembuskan napasnya. Lantas dirinya pun menarik ujung sudut bibirnya dan membentuk senyuman si bulan sabit. Kakinya melangkah dengan tenang menuju dapur, tak menimbulkan suara sampai Andromeda tak menyadari kehadirannya. Sreettt …. Dalam sekejap, tangannya terselip dan
Menjadi penerus bukanlah keinginan dari setiap anak. Begitu pun bagi Andromeda. Dia tak pernah menginginkan dirinya menjadi penerus keluarga Angkasa Jaya dan memimpin perusahaan. Itu adalah hal yang paling dia hindari, kalau bukan karena ketamakan beberapa orang yang mengincar perusahaan tentu dia tak akan mau melakukannya dengan cuma-cuma. Kesalahannya adalah dia mau diminta kembali dan pulang. Menetap di London merupakan solusi terbaik baginya saat itu dan sampai sekarang. Pria itu mendesah lelah. Dia sudah berada di kamar hotel, mematikan gawainya dan membiarkan dirinya menyulut sepuntung rokok dengan nikotin yang pekat. Setidaknya, solusi agar dirinya tetap waras adalah dengan zat aditif ini. Dia hanya duduk berdiri di balok, memandangi halaman luas hotel yang ditempatinya dan menyesap setiap asap rokok yang keluar karena proses pembakaran. Rasa sesak karena asap mulai memenuhi paru-parunya adalah hal biasa, dia merasakannya sebagai
“Kau kenapa Mike? Sakit?” cecar Kejora yang merasa khawatir saat Mike membukakan pintu apartemen baginya. “Untuk apa lagi kau datang? Sudahlah, kita bukan siapa-siapa,” sela Mike yang memilih untuk berdiri saja, tak berminat kembali berbaring di kamarnya. Sebelumnya …. “Ehm … Jora, kau dipanggil oleh Pak Gustav,” seru manajernya yang kini berada di belakangnya. Astaga naga! Pria berkepala pelontos itu seringkali muncul tiba-tiba di belakangnya. Kalau dirinya memiliki jantung yang lemah mungkin sudah melayang nyawanya. “Ada apa ya Pak?” tanyanya sambil berusaha untuk sopan. “Saya juga tak tahu, kesanalah jika kamu ingin tahu,” timpal pria itu dengan juteknya. Semakin semena-mena saja dia saat Kejora dirasa dekat dengan Gustav. “Barangkali jabatanmu naik,” celetuknya. Kejora mengangguk pasrah. Dia yang baru saja terkena lemparan bom karena memang menabrak CEO kini malah dipanggil menghadap de
Kejora harus puas diperlakukan seperti orang asing oleh Mike. Pria itu bahkan tak mau sekadar menatapnya sama sekali. Dia harus puas dengan ketusnya pria itu menjawab ucapannya dan dia juga harus puas dengan segala tingkah tak peduli yang Mike tunjukkan. Dia melenggang masuk, mengabaikan Mike yang berdiri dengan bersedekap di dada. Mengingat dia bahkan tak percaya jika Kejora mendatanginya. “Bahkan sebelumnya kau tak pernah mau berkunjung ke sini,” ketus Mike. Kejora tersenyum, tentu Mike tak bisa melihat senyumannya. Karena dia memunggungi pria itu dan kini tengah menaruh apa yang tadi dibelanjakannya di supermarket bawah. “Kamu tidak seharusnya berada di sini dan kini mengutak-atik dapurku juga,” imbuh Mike dengan kesal. “Hm.” Dia tak percaya seorang Kejora tak peduli dengan ucapannya. Benar-benar menyebalkan. “Jora, katakan saja siapa yang memintamu ke sini!” sentak pria itu dengan wajah yang su
Mike harus mengakui, memang dirinya tak bisa berpaling dari Kejora. Bahkan saat dirinya diputuskan oleh wanita itu, dia masih saja memikirkannya. Apa yang kurang darinya sampai Kejora lebih memilih pria lain? Apakah memang hati bisa sekejam itu? Dia hanya diam, berbaring miring dengan berbantalkan lengannya sendiri sambil terus melihat Kejora yang rupanya jatuh tertidur sambil duduk. Bagaimana bisa setelah mereka tidak ada status apa pun akhirnya wanita itu datang dan memperhatikannya? Kenapa Kejora seolah-olah bertingkah layaknya mereka tengah saling memberikan perasaan? Memberikan harapan yang tak bisa digapainya sama sekali. Dia membiarkan gadis itu menikmati tidurnya. Sedangkan dirinya sendiri hanya menikmati ruangan sunyi tanpa suara. Memang masih terlalu pagi untuk bangun, jam 3 pagi adalah waktu pasar tradisional yang beroperasi. Bukan manusia perkotaan seperti dirinya. Mike mengingat semua perhatian yang d