Menyebalkan. Sekali menyebalkan akan tetap menyebalkan.
Apa lelaki itu tidak paham kalau dua hal tersebut penting bagi Chloe? Setiap bagian tubuhnya adalah sesuatu yang penting untuk Chloe jaga, lantas dengan mudahnya Juan meminta maaf setelah apa yang dia lakukan pada bagian tubuhnya? Tanpa izin? Saat Chloe dalam keadaan lemah? Apa yang telah dilakukan Juan padanya benar-benar tidak mencerminkan kewibawaan sebagai seorang dosen.
Tega-teganya membentak pula. Itu yang paling sulit Chloe terima. Meskipun Chloe sadar kalau dia juga terkesan keterlaluan, tapi dia seperti itu juga karena Juan. Kalau saja Juan tidak datang siang hari itu, pasti hal semacam ini tidak akan terjadi. Bukankah sudah sepantasnya Chloe marah? Bukankah juga sudah sepantasnya Juan menerima jika dia salah? Bukannya justru terus membela diri dan menganggap apa yang telah terjadi adalah
Ucapan Juan barusan menimbulkan rasa merinding yang seketika merayap cepat di area sekitar tengkuk. Wajah Chloe tidak benar-benar terangkat untuk bertemu dengan wajah Juan, tapi bola matanya berhasil terlepas dari satu titik, kemudian berlarian ke kiri dan ke kanan.Tanpa disangka-sangka, Juan menurunkan tubuhnya. Berjongkok dimana salah satu pahanya menjadi tumpuan salah satu lengannya. Wajahnya pun mendongak. Berupaya menemukan mata Chloe. Chloe yang mendapati Juan tiba-tiba berada di bawahnya, berhenti bernapas sejenak dan mematung. Matanya justru melebar. Tidak tahu harus berpaling bagaimana lagi. Seolah ke mana pun mata Chloe pergi, dia akan selalu menemukan Juan.“Sekali-kali saya yang mendongak buat lihat kamu,” cetus Juan semakin membuat Chloe berdengap.Barulah Chloe mengangkat wajahnya. Menyiba
Tanpa berpikir panjang lagi, Chloe mencoba bangun dari posisinya, tapi …."Aw!" pekiknya saat tahu beberapa helai rambut panjangnya tersangkut di kancing kemeja Juan. Chloe pun berusaha mengutak-atik rambutnya yang tersangkut dan tanpa sadar pergerakan jarinya justru menggelitik dada Juan. Belum lagi gerak panik Chloe—terutama dengan posisi tubuhnya yang menungging di antara dua kaki Juan—yang tanpa sengaja menimbulkan tekanan juga gesekan di suatu bagian yang tidak semestinya diperlakukan demikian.Oh, sial, batin Juan melenguh.“Hei, Chloe!”“Maaf! Tapi ini susah!” seru Chloe panik sambil masih terus berupaya melepas rambutnya.
Jadi, bagaimana? Otak bagian kiri Chloe bertanya.Udah jelas ajakan Juan lebih menarik—bukan menarik, tapi lebih membantu dibanding dengan ajakan Sam yang sebenarnya dia sendiri juga ngga yakin akan mencari buku itu di mana, jawab otak bagian kanan.Tapi, gimana dengan perihal ‘ngga akan dekat-dekat lagi dengan Juan’? Karena menerima ajakan Juan itu sama saja dengan mendekatkan diri lagi padanya.Iya, sih, tapi buku itu penting juga. Demi bisa menghadapi ujian minggu depan.Ocehan kedua sisi otaknya akhirnya berhenti.
“Jadi dari tiga orang yang masuk daftar cadangan, cuma Chloe aja yang akhirnya berkesempatan untuk jadi anggota himpunan, Pak.” jelas Sam di tengah keseriusan Juan melihat daftar nama anggota himpunan periode baru. “Saya kurang tau apa alasannya, tapi dua orang lainnta ngga temuin saya sama sekali.”Juan mengangguk samar. Menutup daftar nama yang sebelumnya dia lihat, lalu dikembalikannya lagi pada Sam.“Oke. Semoga semuanya bisa bekerja dengan baik.”“Iya, Pak,” sahut Sam dimana matanya tak sengaja menemukan lembaran esai milik Chloe di tumpukan paling atas buku-buku Juan yang berada di atas meja. “Bapak udah baca esai Chloe?”Juan berpaling dari laptop di depannya. Refleks matanya meluncur menuju esai ya
Sebuah bus keliling Seirios berhenti tepat di depan halte gerbang utama. Bersama dengan dua orang lainnya, Chloe turun, lalu lanjut melangkah keluar pintu gerbang. Jarang ada mahasiswa yang turun di halte ini kalau bukan karena ingin pergi ke luar kawasan Seirios. Ini pun juga baru pertama kalinya buat Chloe, karena selama tinggal di asrama, dia memang belum pernah pergi keluar—maksudnya, benar-benar keluar sendiri atau bersama Grace juga lainnya, ke tempat mana pun di luar Seirios, dengan menggunakan bus keliling—karena kalau menggunakan mobil, sudah pasti Chloe pernah, yaitu sewaktu Tuan Edgar menjemputnya pulang ke rumah dan juga … tentu saja, sewaktu mobil dua miliar Juan mengantarnya pulang ke asrama. Serta saat ini, saat mobil yang serupa tengah melaju pelan melewati gerbang utama yang terbuka lebar lalu berhenti tepat di depan Chloe.Beruntung sedang tidak ada teman-teman pe
Masih terlalu terkejut, tapi Chloe mengiakan perkataan Juan dengan anggukan kepala.“Good,” balas Juan. “Ayo turun.”Juan turun dari mobil terlebih dahulu. Disusul Chloe yang pikirannya masih melayang di sekitar mobil. Bertanya-tanya siapakah ‘dia’ yang dimaksud oleh Juan? Jadi, yang mengetahui identitas Juan sebagai grim reaper bukan cuma Chloe? Memang Chloe tidak pernah bertanya apakah ada manusia lain yang mengetahui identitasnya atau tidak, tapi mengetahui jika Chloe bukan satu-satunya orang yang tahu, entah kenapa terasa tidak terlalu menyenangkan.Tunggu,
“Kapan itu tepatnya? Aku lupa.” Nathan bertanya pada Juan. Barulah Juan berganti posisi menyilangkan lengan di depan dada. Satu kakinya juga diturunkan.“Udah terlalu lama buat diingat,” jawab Juan tidak membantu.“Ah, begitu,” sahut Nathan. “Yang pasti saat aku masih berumur delapan tahun.”Delapan tahun? Chloe terperanjat dalam diam.Kedua orang tua Nathan meninggal dan dijemput oleh Juan sewaktu dia berumur delapan tahun dan sekarang dia sudah setua ini? Maksud Chloe, memangnya Juan sudah menjalankan tugasnya sebagai grim reaper sejak kapan? Jujur saja memang tidak pernah terpikirka
Chloe mengeratkan cengkeraman tangannya pada pinggiran buku yang diletakkan di atas kedua paha. Kedua mata besarnya melekat pada mata Juan.Sebenarnya Juan menunggu tanggapan dari Chloe, tapi perempuan itu hanya terdiam sambil terus menatap. Dari sanalah Juan tahu bahwa pembahasan ini tampaknya terlalu berat baginya.“Tapi Bapak sama sekali ngga kelihatan tua,” komentar Chloe pada akhirnya. Nada suaranya melemah.Juan tersenyum tipis. “Karena fase kehidupan manusia ngga berlaku di malaikat maut, Chloe,” jawabnya. “Kami semua stuck di fase terakhir kami.”“Memangnya apa fase terakhir Pak Juan?” tanya Chloe segera. "Kenapa bisa