Arya mencoba untuk menanyakan apa yang akan mama Laras katakan.
"Begini, aku memiliki teman. Awalnya dia bertemu dengan seorang wanita yang cantik. Lalu, dia hampir tidak sengaja menabrak wanita itu. Dia membantu wanita itu dan ternyata dia baru sadar bahwa pertemuan dia itu hujan yang pertanyaan kalinya. Wanita itu terlihat sangat sedih dan sedang mengejar kakaknya yang sedang marah. Teman aku ini mengikuti wanita itu dan mendengarkan pembicaraan wanita itu dan kakaknya. Ternyata wanita itu akan dijodohkan dengan kekasih kakaknya sendiri. Wanita itu sudah menolak perjodohan itu tapi keluarga dia tetap melakukan perjodohan itu. Tema aku ini memutuskan untuk menjadi kekasih wanita itu tanpa wanita itu ketahui. Teman aku ini langsung datang ke rumah wanita itu dan membuat wanita itu dan keluarganya saat terkejut sebagai dia mengaku sebagai kekasih dari wanita itu. Padahal mereka adha orang asing dan tidak mengenal satu sama lain. Tapi teman aku ini merasa sangat nyaman de
"Benarkah? Apa kamu serius?" tanya Aluna. "Tentu saja aku serius, aku tidak mungkin berbohong." Jawabku. Arya sampai di depan rumah dan mengetuk pintu. "Itu pasti Arya! Aku permisi, kakak. Aku harus membuka pintu." kataku sambil meninggalkan Aluna. Aku menghampiri Arya dan seseorang mengajak dia pergi tapi mama dan nenek langsung mengajak Arya masuk ke dalam ruang dahulu. "Ayo masuk! Sebelum pergi, kalian harus sarapan." Kata mama. "Itu benar, kamu tidak boleh kelaparan nanti kamu bisa sakit." Kata nenek. Mereka berdua langsung bersikap sangat manis kepada Arya. Aku merasa ada yang aneh dengan semua ini. "Ada apa ini? Kenapa kalian begitu terlihat aneh?" tanyaku. "Tidak, memangnya kenapa?" tanya mama. "Aneh saja." Jawabku. "Arya ini sudah seperti cucu bagi nenek. Dia itu pria yang sangat baik." Kataku. "Mama setuju de
Saat aku melihat di sekitar rumah sakit ternyata ada dokter Dirga. Arya sebagai menjual itu di depan dokter Dirga. Dokter Dirga juga langsung masuk ke dalam rumah sakit."Kamu melihat dia, bukan? Dia sudah jelas sangat cemburu terhadap aku. Dia itu menyukai kamu dan aku tidak menyukai itu. Aku tidak suka dengan pria yang mencoba mendekati kamu. Aku lebih tidak suka jika mereka memiliki perasaan lebih terhadap kamu." Kata Arya."Tapi kenapa?" tanyaku."Sebab aku ini kekasih kamu. Tidak mungkin kamu dekat dengan pria lain. Nanti keluarga kita akan merasa curiga terhadap hubungan kita berdua. Aku tidak ingin mengecewakan mereka semua. Aku yakin kamu juga berpikir seperti aku." jawab Arya sambil terlihat gugup.Aku sudah berharap bahwa Arya akan mengatakan sesuatu yang penting dan sangat aku harapkan. Ternyata dia mengatakan itu hanya untuk menjaga hubungan ini supaya keluarga kami tidak tahu. Aku ini menang terlalu banyak berharap."
"Baik, aku tidak akan membahas dia lagi. Tapi kenapa kami seperti marah?" tanyaku."Tidak, aku hanya tidak menyukai jika kamu membicarakan orang itu. Kamu tidak boleh membicarakan pria lain selain aku." Jawab Arya.Aku terkuat dan merasa bingung sebab aku tidak boleh membahas pria lain selain Arya. Itu membuat aku merasakan perasaan yang sangat aneh. Seperti merasa menjadi kekasih Arya yang sesungguhnya."Kenapa kami diam saja?" tanya Arya."Aku hanya berpikir tentang perkataan kamu. Kenapa aku tidak boleh membahas pria lain selain kamu?" tanyaku."Sebab aku ingin seperti itu." Jawab Arya."Begitu." Kataku.Waktu berlalu, Arya harus pergi lagi le kantor."Waktu cepat berlalu jika bersama kamu, aku ingin sekali kamu bekerja di kantor aku." Kata Arya."Memangnya kenapa? Kenapa aku harus bekerja di kantor kamu?" tanyaku."Supaya aku bisa terus melihat dan bersama
"Benar, Arya sudah menceritakan semuanya." Kataku."Apa kamu tidak membenci aku?" tanya Elo."Aku tidak memiliki hak untuk membenci kamu. Itu masa lalu kalian berdua. Menurut aku kalian berdua yang harus menyelesaikan semuanya. Aku tidak berhak ikut campur. Tapi aku akan mendukung kalian berdua untuk kembali berteman. Sebab tidak ada kata mantan teman." Jawabku."Kamu benar, aku mengerti alasan Arya memilih kamu menjadi kekasih dia. Jika aku yang lebih dahulu mengenal kamu, pasti aku juga akan mencintai kamu." Kata Elo.Aku sangat terkejut mendengar perkataan Elo. Dia mengatakan sperti itu kepada aku. Aku merasa tidak nyaman tapi aku tidak mungkin mengatakan itu secara langsung. Aku tidak enak terhadap pak Andi."Kenapa kamu diam saja?" tanya Elo."Tidak apa apa, kak Elo adalah orang yang baik." Jawabku."Kamu mengatakan itu kepada aku setelah mengetahui apa yang sudah aku lakukan kepada Arya.
Saat Elo sedang mengunci pintu kamarnya. Ada seseorang yang mengetuk pintu. Saat Elo membuka ternyata itu adalah ibunya."Mami!" kata Elo sambil tersenyum."Elo! Sayang! Kamu sudah terbangun dari koma?" tanya mami Elo."Benar mami, aku sudah bangun dan besok aku akan pulang ke rumah. Kita akan segera memulai kembali hidup yang baru. Mami senang, bukan?" tanya Elo."Tentu saja, keadaan mami membaik setelah mendengar kabar ini dari pakai kamu." Jawab mami Elo."Benar itu, mami kamu langsung dinyatakan sembuh. Dia hanya ingin melihat kamu sadar kembali." Kata pak Andi."Terima kasih papi, aku tidak menyangka mami akan dibawa untuk menemui aku sekarang. Aku pikir aku akan bertemu mami nanti. Sebab aku harus banyak berlatih di sini. Aku juga mulai bisa berjalan tapi belum berlari." Kata Elo."Semua juga perlu proses, sayang. Yang terpenting adalah kamu sadar dan kembali ke hidup mami. Mami senang sekali.
"Beda bagaimana?" tanyaku."Beda, dia langsung sangat hangat dan juga perhatian sekali. Itu sudah jelas bahwa dia mencintai kamu, Mia. Mungkin dia belum menyadari perasaan dia atau dia malu untuk mengatakan bahwa dia mencintai kamu. Aku yakin dia mencintai kamu, Mia." Jawab suster Wulan."Jangan mengatakan itu! Arya bukan orang yang pemalu. Dia selalu mengatakan jika dia menyukai atau tidak menyukai sesuatu kepada aku. Dia selalu melarang aku untuk dekat dengan pria lain. Dia juga selalu menyuruh aku melakukan apa yang aku sukai selama itu baik. Itu artinya dia bukan orang yang pemalu." Kataku."Kamu salah, itu artinya dia sangat mencintai kamu. Dia cemburu saat melihat kamu bersama pria lain. Dia juga ingin membuat dirinya terlihat pengertian untuk kamu dengan membebaskan kamu melakukan sesuatu yang kamu sukai. Kamu harus banyak belajar dari aku." Kata suster Wulan.Mendengar perkataan Wulan membuat aku semakin berharap banyak kepada Ar
Saat waktunya pulang, Arya sudah berada di depan rumah sakit. Dia pasti datang untuk menjemput aku. Sebenarnya aku malas pulang bersama Arya tapi dia pasti akan memaksa aku. Tapi aku tidak bisa yakin terhadap Arya. Aku takut dia memang masih mencintai wanita itu."Mia!" teriak Arya.Aku terus berlari menuju jalan. Tapi Arya mengejar dan menahan aku. Dia menarik tangan dan memeluk aku."Lepaskan aku!" kataku."Kamu kenapa? Ada apa dengan kamu?" tanya Arya."Sudah menjauh dari aku!" Jawabku."Apa maksud kamu itu? Apa yang telah terjadi?" tanya Arya sambil bingung."Aku ingin pulang sendiri." Jawabku."Kenapa? Kenapa kamu mendadak ingin pulang sendiri?" tanya Arya."Aku hanya ingin sendiri. Apa aku perlu memberikan alasan untuk itu?" tanyaku sambil merasa kesal."Perlu." Jawab Arya."Kenapa? Memangnya kamu siapa?" tanyaku."Aku.. Ak
Saat sampai di depan gerbang, Arya menggendong aku lagi. Dia membawa aku sampai ke depan rumah."Sudah turunkan aku!" kataku."Kenapa? Kenapa aku tidak boleh membawa kamu sampai ke kamar kamu?" tanya Arya sambil tersenyum."Jangan! Aku bisa dimarahi oleh papa dan semuanya. Kamu membuat aku malu sebab semua orang melihat kita berdua. Kenapa harus malu?" tanya Arya."Tentu saja malu, aku tidak suka jika kamu terus bersikap seperti ini." Jawabku."Baik, aku tidak akan melakukan itu lagi. Jangan sampai kamu tidak suka! Kamu tidak bisa menjauh dari aku." Kata Arya."Aku masuk ke rumah." Kataku.Saat masuk ke dalam rumah, Arya mencium kening aku."Selamat malam, Kekasihku!" kata Arya."Selamat malam, Arya!" kataku.Arya pergi dari depan rumah aku. Aku sampai tidak bisa berhenti tersenyum. Semua keluarga aku langsung bertanya kepada aku. Aluna sampai di rumah dengan t