Raisa, Dita dan Linda (Pov Author)Setelah mendengar berita kematian Chandra, Raisa sebenarnya menjadi sedikit shock, namun dia mencoba menutupi hal itu dari sang Ibu. Karena dia tak ingin ibunya yang kini dalam keadaan hamil itu, menjadi semakin terpuruk jika tau Raisa shock. Raisa tau jika kematian Chandra di sebabkan karena penyakit yang sama dengannya, dan kapan saja penyakit itupun dapat merenggut nyawanya juga.Meski diliputi kecemasan, entah mengapa sama seperti Chandra, dia masih belum ingin bertaubat kepada Allah. Justru hatinya malah semakin dendam pada Dita. Padahal jika mau merutut ke awal sebenarnya dia sendirilah yang salah, dan ini merupakan teguran dari Allah, agar dia mau kembali ke jalannya, atau bahkan mungkin ini sebuah karma atas semua yang dia lakukan dahulu. Memang hidayah Allah tak bisa di tebak kapan menyambangi umatNya, namun ketika nafas masihlah ada, semoga hidayah itu nenemuinya."Sa, Ibu pingi
Raisa Kini Telah Kembali (Pov Author)Hari ini adalah hari yang di tunggu-tunggu oleh Raisa, karena pagi ini, orang suruhan Bos nya itu, akan membebaskan Raisa dengan uang jaminan yang tentunya berjumlah ratusan juta itu. Dengan sebuah perjanjian Raisa akan melakukan sebuah pekerjaan untuk orang yang di panggilnya Bos itu."Bu, hari ini aku keluar dulu ya. Ibu yang tenang di sini. Tak sampai satu bulan aku akan menjemput Ibu juga. Aku akan bekerja dan mengumpulkan uang, untuk membebaskan Ibu dari kurungan ini," ucap Raisa pada Bu Mirna."Memangnya kamu mau kerja apa Sa? Hingga dalam satu bulan bisa mendapatkan uang banyak untuk mengeluarkan aku dari sini?" jawab Bu Mirna lemah."Ada deh, Bu. Pokoknya Ibu yang tenang di sini, nggak usah mikir macam-macam. Di buat enjoy saja. Satu bulan itu nggak lama kok Bu. Nanti kita akan berkumpul di rumah lagi, bersama dengan dede
Pov Author (Raisa Hamil Lagi)Seminggu setelah keluar dari dalam penjara, dan menyelesaikan empat misi pengiriman barang itu, Raisa berniat ingin mengunjungi Ibunya di rutan pagi itu.Uang seratus juta sudah dalam genggamannya, tinggal melakukan misi tambahan dan minggu depannya, sudah pasti dia bisa menjemput Ibunya di sana, dan bisa berkumpul kembali di rumah.Setelah mandi, dia merasakan perutnya sangat mual, dan ingin muntah saja. Dia curiga kalau dia tengah hamil, karena dia tak pernah mendapatkan haid sama sekali, sedangkan terakhir kali melakukan hubungan badan dengan Om Ferry-pelanggannya-dia tak memakai pengaman, dan seperti biasa di keluarkan di dalam.Namun Raisa juga ragu, karena sebelum main dengan Om Ferry pun, dia melakukan hubungan dengan pelanggan lainnya pun tanpa pengaman. Jadi dari pada harus terus penasaran, maka Raisa pun akan segera berangkat ke apotek untuk membeli alat pengetes kehamilan itu.
Aku Tak Mau Di Sini (pov Bu Mirna)Setelah Raisa keluar dari sini, aku mulai bingung, dan seperti orang linglung. Aku tak pernah punya teman di sini, hanya Raisa saja yang selama ini menjadi temanku. Yang ada juga musuhku bertebaran di mana-mana, bahkan dua pegawaiku dulu, kini juga jadi rivalku, memang dasar merek itu tak tahu diri.Jujur aku sebenarnya tak ingin di sini, apalagi di tinggal sendirian oleh Raisa. Tetapi tak mungkin aku mencegah putri tunggalku itu untuk mendapatkan kebebasannya. Biarlah dia yang lebih muda yang bebas duluan, sementara aku di siji akan selalu menunggu saat-saat anakku itu menjemputku."Nah gitu dong, pokoknya Ibu harus semangat dan yakin , aku akan secepatnya membebaskan Ibu dari sini. Ingat jangan buat masalah lagi dengan para napi yang lain, saat ini Ibu itu sedang hamil. Ingat itu!"
Sesal Selalu Di Akhir (Pov Author)"Kami dari Rutan Jombang, ingin memberitahukan , bahwa ibu Anda, Bu Mirna saat ini sedang sakit, sepertinya dia depresi. Saat ini dia sedang berada di RSUD. Jika ada waktu mohon datang untuk mengurus administrasinya dan menjenguknya. Terima kasih," suara laki-laki di seberang sana itu begitu tegas."Sebentar Pak. Ini nggak salah orang 'kan Pak," kata Raisa mencoba menyangkal."Sesuai informasi yang kami miliki, ini adalah nomer telepon keluarga pasien dan napi tersebut. Untuk lebih jelasnya silahkan datang ke rumah sakit umum saat ini. Terima Kasih."Tanpa menunggu lagi jawaban dari Raisa panggilan ini diakhiri. Langsung, dia pun melajukan motornya menuju ke rumah sakit. Dalam perjalanan itu, air mata menetes deras di pipinya. Sungguh dia benar-benar tak menyangka, jika Ibunya yang baru di tinggal seminggu itu, kini sudah mengalami
Pertaubatan Raisa (Pov Author)"Raisaaaaaaa!!""Raisaaaaaaa!!"Bu Mirna terus berteriak, memanggil nama anaknya, padahal, kini Raisa telah ada di sampingnya. Namun sepertinya Bu Mirna tak lagi mengenalnya."Huhuhu, Raisa...cepat bawa ibu pergi dari sini, Nak. Ibu tak mau di sini. Mereka semua jahat dan nakal sekali sama ibu. Bawa ibu pergi dari sini, Sa!" teriak Bu Mirna lagi.Raisa hanya terus saja menangis melihat keadaan Ibunya seperti itu, sambil tak henti mulutnya meminta ampunan kepada Tuhan.Hingga kemudian, datang empat orang perempuan dan seorang laki-laki, mereka adalah para dokter dan suster. Dengan sigap mereka berempat memegangi Bu Mirna dan ssang dokter langsung menyuntiknya. Beberapa saat kemudian akhirnya Bu Mirna diam dan kembali tertidur."Dok, apakah Ibu saya tidak bisa diajak ngomong sama sekali?" tanya Raisa pada dokter.
Pertaubatan Raisa 2 (pov Author)"Iya sebenarnya memang begitu, tapi melihatmu mengerjakaan misi utama yang sangat rapi itu, membuatku berubah pikiran! Jadi kamu wajib melakukan misi tambahan tersebut! Dan aku tak mau tahu alasan apapun! Jika tidak kau lakukan akan kubuat kamu menyesal! Kamu tahu kan, aku bisa melakukan apapun meski ragaku tengah berada di penjara?!""Kenapa bisa berubah seperti itu? Itu tidak masuk akal dan tidak adil! Dan yang pasti, aku tidak akan terima itu! Keputusanku sudah bulat, aku tak akan mau melakukan dosa lagi!""Punya nyali juga kamu ya! Kuberikankamu waktu berpikir sampai esok hari, aku tahu, saat ini kamu pasti butuh banyak uang, untuk mengeluarkan Ibumu yang saat ini tengah gila itu? Dan satu lagi, aku juga sangat tahu saat ini kamu sedang hamil, sama seperti Ibumu, tapi sayang tak ada yang tahu siapa ayah biologisnya. Pasti 'kan semua itu butu
Pov AuthorSetelah meminum obat yang diberikan Raisa, Bu Mirna pun kini tertidur lelap. Raisa berniat untuk keluar, tekadnya yang bulat untuk bertaubat dan tak mengambil misi itu, membuatnya berpikir untuk mencari pekerjaan. Tentunya sebuah pekerjaan yang halal, meski dia tahu gaji yang didapatnya akan sangat kecil. Tapi dia yakin, Allah akan selalu memberi pertolongan untuknya.Raisa menyusuri jalanan di kota Jombang itu dengan pelan, sambil tengok kanan-kiri barangkali di salah satu toko ada tulisan lowongan pekerjaan. Dengan ijazah SMA yang di milikinya, sebenarnya dia bisa saja bekerja di pabrik, yang pastinya gajinya lebih banyak, dari pada hanya seorang karyawan toko. Namun dia sadar, dia sedang sakit juga saat ini, tak mungkin kuat dengan sistem kerja pabrik yang harus kejar target. Apalagi saat ini dia juga sedang hamil, jadi tak boleh bekerja terlalu capek.Rencana Raisa besok adalah ingin mengembalika