Wanita Tangguh Itu Harus Kuat (Pov Author)
"Sudahlah semua bisa diatur, yang penting sekarang juga kita harus ke sana!" ucap Dita dengan nada tinggi pada Leo.
Mendengar Bosnya sudah sedikit emosi, Leo pun langsung berbalik arah menuju ke rumah Raisa. Entah mengapa dalam pikirannya, saat ini Raisa sedang membutuhkan bantuan. Selama dalam perjalanan, berulang kali dia mencoba menelepon Raisa namun tak ada jawaban.
"Le, agak kencengin dikit nyetirnya!" ucap Dita.
"Maaf ya Bu, dia itu 'kan dulu telah merebut suami Bu Dita, kenapa kok bisa baik banget gitu sih sama dia? Kayak teman dekat deh. Kalau saya jadi Bu Dita sih, malah akan sangat senang sekali jika dia dapat musibah. Karena dulu dialah akar dari masalahnya, hingga pernah membuat nyawa Bu Dita dalam bahaya loh." ucap Leo pada Dita.
"Heh, ngawur kamu itu. Nggak boleh begitu! Itu kan masa lalu, semua sudah berlalu
Semua Karena Takdir (Pov Author)Membaca kedua chat itu, membuat Raisa berpikir untuk menceritakan semua masalhnya pada Dita. Namun dia takut dan malu, karena dulu telah menorehkan banyak luka di hati wanita itu.Raisa berpikir, kenapa Dita bisa sebaik itu kepadanya? Padahal dia selalu berusaha menyakitinya. Berkali dia menyakiti Dita, tapi nyatanya Dita selalu berhasil selamat dan malah selalu menang. Sepertinya keberuntungan selalu berpihak padanya.Jadi Raisa berpikir untuk membiarkan saja chat dari Dita itu. Biarlah masalah ini ditanggungnya sendiri, dan tak perlu rasanya Dita tahu masalah itu. Dia tak ingin menyeret Dita dalam masalahnya. Sudah cukup selama ini, dia membuat Dita hidup dalam kesengsaraan.Dia juga malu, masak iya dulu pernah menyakitinya dan merebut suaminya, kini malah mau minta tolong padanya. Rasanya kok tidak pantas sama sekali sih. Raisa lalu melanjutkan lagi pekerjaannya dan mema
Satu Masalah Besar Sudah Usai (Pov Author)"Astaghfirullah, masalah seberat itu kamu tanggung sendiri. Sekarang juga kamu telepon orang yang kau sebut bos itu! Minta nomor rekeningnya! Sekarang juga akan kubayar uang tiga ratus lima puluh juta itu! Cepat Sa, nggak ada tapi-tapian!" ucap Dita tegas seperti biasanya.Raisa berpikir keras saat itu, dia sebenarnya sangat mau dibantu oleh Dita, tapi bingung, harus dengan apa nanti dia mengembalikan uang sebanyak itu pada Dita? Serangkan umurnya pun belum tentu bisa sampi cukup panjang untuk mengembalikan uang itu."Nggak Dit. Tadi kan sudah kubilang, aku nggak mau dibantu, aku cuma cerita saja kan. Terima kasih sudah mendengar ceritaku," ucap Raisa sambil tersenyum."Kukira hanya orang jahat saja, yang setelah mendengar ceritamu tak mau membantu. Sudah nggak perlu sungkan, uang segitu nggak ada artinya kok buatku, hehehe. Cepetan Raisa telepon orangnya!"
"Kebahagiaan dicapai melalui tiga hal: 1) Bersabar ketika diuji, 2) Bersyukur ketika menerima nikmat, dan 3) bertaubat atas dosa-dosa." – Ibn al-QayyimKebersamaaan (Pov Author)Raisa menggelengkan kepala, sambil berkata namun masih dengan menunduk," masa depanmu pasti cemerlang Dit, tapi berbeda denganku. Masa depan terlihat sangat suram bagiku," ucap Raisa lirih.Mendengar perkataan lirih Raisa itu, Dita langsung menoleh, "kok kamu jadi pesimis gitu? Ingat Sa, pasti akan ada pelangi setelag hujan. Aku sangat yakin kehidupan kami kedepannya itu akan sangat lebih baik. Kamu akan menemukan pasangan yang baik pula, yang bisa membimbingmu dan mendukung hijrahmu ini," ucap Dita sambil memegang bahu Raisa."Aku tak akan mungkin berumah tangga lagi,Dit. Aku punya banyak kekurangan, kurasa tak akan ada satu laki-laki pun di dunia ini yang mau men
"Bertobatlah kamu sekalian kepada Allah wahai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung." - Q.S An Nur: 31*****************************************Cobaan Lagi Untuk Raisa (Pov Author)Seminggu sejak hari dimana Dita membebaskan Raisa dari bos yang berada dalam tahanan itu, Raisa kini tinggal bersama Dita di Kediri, namun dia bekerja di pabrik kelapa yang berada di Jombang. Karena jaraknya yang terlalu jauh, maka nanti setelah acara pernikahan Linda dan Leo usai, rencananya Raisa akan tinggal di panti asuhan saja. Kebetulan di sana banyak kamar kosong dan juga agar sedikit bisa membantu merawat anak-anak yang kurang beruntung itu.Raisa dengan tekun belajar, tentang bidang pekerjaan yang digelutinya, yaitu adminisatrasi perkantoran. Dan dia tak ingin membuat kecewa Dita, jadi dia terus-dan terus memperbaiki diri.
Takdir Yang Mempertemukannya (Pov Author)"Tolong! Tolong! Tolong!"Melihat hal itu, kedua pria itu malah tertawa jahat , dan dengan cepat mereka menganggkat tubuh Raisa masuk ke dalam kebun tebu itu.Raisa masih saja terus berontak saat kedua laki-laki muda yang sudah gelap mata itu membawa tubuhnya makin masuk kedalam rimbunya tanaman tebu itu. Hingga kemudian mereka menjatuhkan tubuh Raisa ke tanah, sakit, pasti itulah yang kini dirasakan Raisa. Sekuat tenaga dia mencoba untuk berdiri, namun kaki kanannya sangat sakit sekali. Raisa hanya terus berteriak minta tolong dan berdoa dalam hati, agar ada yang menolongnya."Heh, jangan teriak terus! Sakit telingku mendengarnya! Mau teriak sampai suaramu habis pun tak akan ada yang mendengarnya!" Pria yang berperawakan tinggi itu kini tengah duduk di samping Raisa sambil mengikat kedua tangan Raisa.Sementara itu, pria yang berperawakan pendek,
Takdir Yang Mempertemukannya (Pov Author)Rendy beruusaha membuka matanya, namun rasa nyeri di punggungnya makin terasa. Matanya kemudian menyusuri tempat di mana dia berada kini. Ah rumah sakit, pikirnya. Ada selang infus menancap di tangannya, juga ada selang oksigen di hidungnya, dan korden warna biru laut memutarinya, sebagai menyekat dengan ranjang lain. Dia masih ingat sekali kejadian apa saja yang terjadi sebelum dia pingsan. Lalu di mana gadis cantik itu? Bagaimana keadaannya saat ini?Rendy kemudian mencoba bangun, namun ternyata punggungnya terasa nyeri sekali. Saat meraba punggungnya yang terluka itu, ternyata luka itu kini telah di perban, berarti dia telah mendapatkan perawatan insentif. Tapi berapa lama kira-kira dia pingsan? Dan di mana Pak Sardi kini?"Pak Sardi! Suster!" teriak Rendy lirih, karena dia tak mau suaranya mengganggu pasien lain."Pak Pardi...Suster!" Sekali l
Dita Ngunduh Mantu (Pov Author)Raisa kini telah siuman, namun dia masih merasakan kepalanya yang pusing. Matanya di kerjap-kerjapkan. Dia bingung dengan keberadaanya saat ini. Terakhir kali dia ingat sedang berada di kebun tebu bersama dua orang pria jahat itu. Namun kini dia telah berada di sebuah ruangan, dan dia sangat tahu bahwa ini adalah sebuah ruangan di rumah sakit."Suster...suster!" teriak Raisa lirih."Eh, si cantik sudah bangun toh! Suster!"Suara Sardi yang memang ada di balik kelambu dan kini menengok Raisa itu, membuatnya sontak terkejut."Siapa Anda?" ucap Raisa."Jangan takut Nduk, aku sopirnya Den Rendy, orang yang sudah menyelamatkan dan membawamu kesini. Tuh dia, sama denganmu dia kini terbaring karena luka besar di punggung saat menyelamatkanmu tadi," ucap Sardi sambil menunjuk ke ranjang Rendy yang saat ini tengah tertidur setelah m
Lisa (Pov Author)Acara resepsi pernikahan Linda dan Leo di gelar sangat meriah di kediaman Dita. Pancaran kebahagiaan terpampar jelas di wajah kedua pengantin baru itu. Leo terlihat sangat mencintai istri cantiknya itu. Meskipun Linda memiliki masa lalu yang tak baik, namun Leo tetap setulus hati mencintai istrinya.Dita juga sangat bahagia, karena hari ini Raisa juga bisa hadir, namun pria yang menolongnya belum bisa, karena lukanya terlalu dalam. Dita berharap semoga secepatnya Raisa juga bisa menyusul Linda dan menemukan seorang pria yang benar-benar bisa mencintai Raisa apa adanya.Dita mulai saat ini tak memperbolehkan Raisa kerja jauh lagi, biarlah Raisa menjadi asisten pribadinya saja untuk memmbantu menjaga Ryan saat sedang bepergian. Mengingat saat ini Raisa juga tengah hamil muda, Dita tak ingin hal buruk terjadi pada sahabatnya itu lagi. Apapun akan di lakukan Dita agar Raisa bisa selalu sehat dan bahagia, hing