Share

35. Permen Karet

Aku berjalan dengan malas menuju gerbang utama. Entah sampai kapan aku harus melakukan ini. Padahal sudah kubersihkan setiap hari. Masih ada saja sepah permen karet yang berserakan. Aku merutuk dalam hati. “Dasar anak-anak bandel,” rutukku sendiri sambil memungut sepah permen karet yang sudah menempel di jalan.

            Tak jauh dari tempatku. Aku tak sengaja melihat tiga orang anak laki-laki sengaja membuang sepah permen karet ke jalan. Meludah pula. Apa mereka tak melihatku yang sibuk membersihkan ulah mereka?

            “Hei kalian!” seruku sambil melangkah mendekat. “Kau tidak lihat aku sibuk membersihkan sepah permen karet di sini? Buanglah di tempat yang di sediakan!” kataku seperti menggurui sembari menunjuk tiga buah tempat sampah tepat di samping mereka. “Kau buta atau bagaimana? Sejelas itu tempat sampah ada di samping. Masih saja buang sembaran

Vaya Diminim

Setelah sekian lama.... akhirnya up bab baru. Selamat membaca,, jangan lupa tinggalkan jejak yaa... Vote dan tambahkan ke dalam pustaka. Salam hangat.

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status