Share

Rutinitas

Afroja. Yah, tempat dimana Meira bertahta. Dengan mahkotanya, sebagai identitas bahwa ia adalah pemimpin. Mahkota yang penuh kilau itu dipakainya. Jangan lupakan rompi kebesarannya. Ia berjalan menuju singasana dan duduk disana.

"Deas! Apa ada masalah disini selama aku tak ada?" Tanya Meira.

Dengan berkeringat dingin, Deas berdiri dihadapan Yang Mulia. Bibirnya tergigit olehnya. Ia ingin berkata, tapi takut. Begitulah.

"sejauh ini tidak ada, Yang Mulia." Deas masih dengan posisi berjongkoknya. Ia masih was was dengan pertanyaan selanjutnya yang akan dilontarkan Meira.

"Aku tak yakin dengan itu. Sudah berapa kepala yang kau sikat?"

Akhirnya pertanyaan itu keluar. Deas jelas sedang menahan tangis. Jika ia mati sekarang, siapa yang akan memberi makan anaknya?

"T-tidak ada Yang Mulia. Negeri aman." Jawab Deas dengan gugup.

"Kalau begitu pergilah! Kau pikir aku bodoh! Lain kali jangan ulangi. Kau tau kan apa yang kau dapat jika melanggar p

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status