Ada Fandi yang mengawasi pergerakan Arlesa dan Maysa dari jauh, di cafe zona tengah renovasi ulang. Arlesa mengarahkan agar sesuai gambar. Desain hampir sama dengan salah satu cafe mewah milik kerajaan wandara.
"Kamu suka 'kan kalau desain begitu?" tanya Arlesa."Aku suka, ini beda dari yang lain, mewah banget ya," sahut Maysa."Gala, kamu suka dek?" tanya Arlesa.Arlesa menendang pintu itu dengan keras, hingga pintu kamar hotel rusak, dia ingjn meloloskan diri jeratan nafsu Suni. Arlesa segera keluar dari hotel itu lalu masuk ke dalam mobil. Suni yang di tinggalkan makin murka. Baru kali ini dia di tolak oleh pria yang golongan dari jin. Dia mengambil ponselnya. "Arlesa sudah keluar tapi aku sempat menmbuat video, kita gagal," ujarnya pada Fandi. Fandi memukul pintu mobilnya. Kini dia harus menjalankan rencana darurat, yaitu mematahkan tulang Arlesa. " Kalian siap-siap, ha itu ikuti mobil putih itu, kita buat cacat pengemudinya malam ini. Kedua mobil itu menyusul mobil Arlesa. Ketika tiba di jalan yang sepi, mobil Fandi mencegat jalan Arlesa. Suami Maysa itu menginjak rem mendadak. "Mau apa mereka," gumamnya melihay sekelompok orang turun dari dua mobil itu membawa balok dan benda tajam. Fandi hanya berdiam dalam mobilnya. Dia ingin menyaksikan suami Maysa ke
Dua minggu kemudian .. Cafe zona hampir rampung. Juga pembangunan mini market Arlesa dan Gus Alam sudah sebagian terbangun. Maysa hanya di sibukkan di rumah meninggu Arlesa. Memasak atupun sekedar baca buku. Kata Arlesa, dia ingin memiliki istri ibu rumah tangga seperti bunda Risaninya. Maysa juga sudah memiliki asisten rumah tangga yang di dapat oleh Gus Alam. Hanya dia yang menemani Maysa di rumah kala Arlesa dan Gus Alam sedang tak ada di rumah. Kadang juga Bu Rohma mengunjungi anaknya saat di sela waktu kesibukannya mengurus rumah makan. Maysa sedang nonton tv, tapi tiba-tiba Oesk .. oek . Dia mual, segera dia menuju ke kamar mandi untuk tamu. Menumpahkan segala isi lambungnya. Kepalanya berkunang-kunang. Pusing. "Ah, aku masuk angin ini," gumamnya. "Bu Maysa sakit?" tanya Mbok Siti. " Hanya masuk angin Mbok," jawab Maysa. Wanita guratan keriput itu menuntun Maysa ke atas kamarnya. Maysa mereba
Arlesa kembali ke rumah, menenteng barang belanjaan yang di beli untuk Maysa. Dia mengetuk pintu tapi tak ada yang membukakan untuknya. Saat Arlesa memutar kenop pintu, dia terkejut melihat mbok Siti terbaring di lantai dengan tangan kaki yang terikat. "Mbok, siapa yang melakukan ini?" tanya Arlesa seraya membantu mbok Siti melepas ikatan yang melilitnya. Mbok Siti menangis. " Ada tiga yang datang ke rumah ini, perempuan dan laki-laki, dia menculik bu Maysa," paparnya. Arlesa segera berlari ke atas kamar. Dia melihay kamar mereka sudah kosong. Selimut jatuh ke lantai, di lihatnya jepitan rambut Maysa yang juga terjatuh di lantai. "Maysa .. arrhgghh kalian menculik istriku!" Arlesa mengeram. Di benaknya hanya dua orang yang ia curigai, Fandi dan Suni. Di menelpon Gus Alam dan juga Gala agar segera melapor ke polisi. Arlesa turun ke bawah kembali. "Mbok, jaga rumah, aku akan mencari Maysa,"  
Maysa bangun dari pingsannya. Dia mengerjap. Menjalarkan mata ke setiap sudut ruangan. Itu ruang bawah tanah tapi di bentuk seperti rumah. Dia segera ke kamar mandi. Dia memuntahkan lagi semua makanannya. Di meja makan, ada makanan yang tersedia. "Aku dimana ini," gumamnya. Maysa melihat di sekelilingnya tak ada cela untuk keluar. Bahkan jendela pin tak ada. "Arlesa aku takut .." lirih Maysa seraya mengusap perutnya. "Tolong keluarkan aku dari sini," pinta Maysa. Dia yakin di luar sana ada seseorang yang di kerahkan si penculik untuk menjaganya. Kepala Maysa pusing lagi. Dia berlalu ke kamar mandi. Mual dan muntah seperti biasanya. Dia menangis tersedu-sedu seraya memanggil nama Arlesa. Berharapa suaminya itu mendengarnya. "Tolong buka!" Maysa berteriak. Maysa memukul-mukul pintu besi itu tapj tak ada satupun yang menyahut dari luar. "Arlesa, aku disini."
Rajab ingin membawa anak dan istrinya menyeberang dunia segera. Diam-diam mereka melewati pintu belakang istana. Membawa harta benda untuk kelanjutan hidup."Kita akan tinggal di dunia manusia," kata Rajab pada istrinya sembari menggendong Shera.Sementara Arlesa mencari letak goa dimana Maysa di sembunyikan. Anak Ratu Risani itu memang lembut, tapi bila menyangkut miliknya di ganggu seseorang maka kekejamannya melebihi singa."Pangeran sepertinya goanya di sembunyi oleh panglima Rajab," ujar pengawalnya."Hanya ayah yang bisa mengatasi ini," gumam Arlesa.Ilmu tatuk silap hanya di ketahui oleh raja juga panglima, itu pun hanya bisa di lakukan sebanyak dua kali masing-masing pemiliknya."Panggil ayah sekarang juga," titah Rexa.***********Di goa, masih ada Maysa yang sudah lemah karena kehabisan cairan, air minumnya sudah habis. Janin di dalam perutnya mulai pula melemah.
Malam tiba, Maysa masih di larang untuk keluar dari kamar. Kata Arlesa dia harus memiliki kesehatannya. Pelayan kelyar mengantarkannya makanan yang dia inginkan. Istri Arlesa itu membalas dendam atas dua hari kemarin dilandanya.Sejat tadi siang, ada tiga ekor ayam bakar sudah habiskan. Dua kilo daging sapi panggang dan berbagai cemilan penutup lainnya. Para pelatan istana terkesima melihat nafsu makan ibu hamil itu begitu membludak."Kalian keluar ya, aku mau mandi," kata M
Arlesa mulai bersiap-siap ke pameran yang di adakan di universitas kerajaan. Melihat suaminya tampan dengan kemeja biru, Maysa bersiul menggoda."Suamiku tampan sekali," ujarnya."Terima kasih istriku," ucap Arlesa."Kamu tidak mau ikut? kak Fitri kata kak Rexa ikut," lanjut Arlesa."Tapi .." Maysa sebenarnta malas ke cara seperti itu karena mualnya kadang tiba-tiba menyerang."Disana ada Kaluandra, kamu bisa foto sama dia," papar Arlesa."Aku ikut," sergah Maysa."Kamu fans sama Kaluandra ya?" tanya Arlesa.Maysa mengeleng lalu mengerutu dalam hati. ' Fans apa? aku tidak ingin kau bisa mengambil kesempatan dengan temanmu itu.'Maysa mulai berdandan. Dia dandani Ratu Risani. Hijab berwarna salmon dengan terusan yang sangat cantik, membuat istri Arlesa itu kian menawan.Maysa segera ke ruang tamu istana, disana ada suaminya menunggu dan Rexa beserta Fitri. Mata Arlesa begit
Mereka sudah pulang dari acara itu. Sebelum Maysa menyusul Arlesa masuk ke kamar, tanganya di tarik oleh Fitri."Maysa, kamu hati-hati ya, ada calon perebut lagi yang mengintai kamu," ujar Fitri berbisik."Siapa? Kaluandra maksud Kak Fitri?" tanya Maysa menebak."Ha, itu kamu tahu, semoga kamu baik-baik ya, aku tidak ingin kamu dan Arlesa bisa renggang." Fitri sedih bila cinta Arlesa dan Maysa harus di uji lagi."Iya sih Kak, tapi aku tidak akan membiarakan itu, besok kita ke salon istana, kita perawatan ya," pinta Maysa."Sip, kita hempaskan perempuan yang ingin merebut." Fitri pamit dari Maysa. Dia juga menuju ke kamarnya.Maysa melihat Arlesa berselonjor di atas sofa."Kamu lelah?" tanyanya pada suaminya."Tidak, cuma ngantuk saja."Arlesa bangkit menarik istrinya. "Sayang temani aku istirahat ya," pinta Arlesa."Iya; aku bersihkan badan dulu ya."Set