DDrrrtttt
Dddrrrtttt
Alena yang sedang duduk santai di teras rumah mengangkat telponnya yang berbunyi.
Dia melihat layar hpnya mengintip siapa yang menelpon, terlihat di layar telponnya muncul nama Kapten Japar. Dia tersenyum karen tahu pasti kasus misterius sebab Japar salah satu polisi yang sering meminta bantuannya ketika penyelidikan mereka menemui jalan buntu.
"Hallo kapten..." Alena menyapa begitu mengangkat telponnya.
"Alena kamu dimana?, aku bisa minta bantuan lagi nggak" Kapten Japar langsung bertanya kepada Alena.
"Aku lagi di di rumah kapten, ada apa?" Alena balik bertanya.
"Bisakah kamu mampir sebentar ke pekuburan yang ada di komplek perumahan Astra Giri, ada kejadian aneh di sini," jawab Kapten Japar dari seberang.
"Baik Kapten aku akan kesana," jawab Alena sambil menutup telponnya.
"Ada apa non?"
Ketika Alena dan Bagus sampai di hotel kepunyaan Tante Santi mereka melihat kalau dari depan hotel itu terlihat seperti rimba belantara. Sementara ada bagian rimba itu yang menjadi bagian tengah hotel seperti sebuah istana.Keseluruhan bagian hotel itu di tutup kabut warna hitam sehingga sangat wajar kalau tamu tidak mau datang atau yang sudah datang ingin pindah karena merasa seperti berada di sebuah kuburan.Begitu masuk kedalam hotel Alena melihat tante Santi menunggu di lobi, dia di temani beberapa orang karyawan yang masih bertahan. Sementara tamu tidak ada satu orangpun yang ada."Beginilah keadaannya sekarang, sehingga membuat hotel ini merugi dari hari ke hari," Tante Santi menjelaskan keadaannya kepada Alena."Wajar tidak ada yang menginap tante yang pasti hotel ini ada yang menutupi. Entah orang yang iri pada tante atau memang ada kekuatan gaib yang menghuni tempat ini," jawab Alena mengata
Dengan cepat Alena menghantamkan sinar merah di tangan kirinya yang berbentuk tali kepada dua pengawal Dewi Mayat sementara tangan kanannya terus menghantam Dewi Mayat.Duuuaaarrrr!!!Ledakan keras terjadi memekakkan telinga, untung ruangan itu berupa ruangan yang kedap suara jadi ledakan keras tidak sampai terdengar keluar.Pengawal Dewi Mayat yang terkena hantaman Alena keduanya terjatuh dengan seluruh tubuhnya gosong dan mengepulkan asap.Sementara Dewi Mayat gontai berdirinya, setelah menyeimbangkan tubuhnya dia menghardik galak kepada Alena.Alena sendiri setelah suara ledakan terseret mundur berapa langkah namun tetap dalam posisi berdiri, melihat Dewi Mayat menjadi marah dia menyalurkan kembali kekuatan bercahaya merah pada kedua tangannya.Dewi Mayat yang amarahnya sudag memuncak langsung kembali menyerang Alena dengan bola-bola api yang keluar dari t
Suara ledakan keras menggelegar di tempat itu yang membuat semua orang menutup telinganya sebab suara itu terasa memekakkan telinga mereka.Bagus yang tadi mengalami benturan tenaga gaib nampak berdiri dengan gontai dia merasakan sebuah aliran energi itu sangat menekannya, namun belum sempat dia berdiri sempurna, sebuah serangan energi hitam muncul lagi mengincar dirinya.Kali ini Bagus tak punya pilihan lain, dengan cepat dia melipat gandakan kekuatan jin miliknya sebelum melepas pukulan yang mempunyai cahaya berwarna ungu dari tangannya, tepat bersama dengan melesatnya cahaya ungu yang di lepaskan oleh Bagus, dari belakang tubuhnya terlihat juga bergerak cepat sebuah sinar berwarna merah yang membantu pukulannya menghantam sinar hitam yabg datang.Booommm!Ledakan keras terjadi lagi, tubuh Bagus yang terjajar beberapa langkah kebelakang, namun segera berhenti karena tertahan oleh seseorang yang sudah berdiri di belakangnya."Non Alena...." Bagus
Amin yang sudah duduk bersila tersentak kaget, tiba-tiba timbul rasa kecut di hatinya muncul, dia menjadi kecut dan ingin kembali saja ke rumah.Namun dia terngiang kembali lagi perkataan dukun yang dia temui kemaren sore di rumah sang dukun."Ingat, sekali kamu masuk kamu tidak akan keluar, jika kamu sudah duduk bersila tidak boleh mundur lagi atau kamu akan mati oleh penghuni pohon beringin, jika kamu lulus mengadakan tapa semalaman maka kamu akan mampu mencapai apa yang kamu inginkan," Suara sang dukun terngiang membuat dia menjadi mantap, rasa takut yang masuk perlahan sirna oleh tekadnya yang kuat.Amin merupakan seorang kuli bangunan di daerah Maskarebet, dia di kenal sebagai laki-laki miskin sehingga dia selalu di hina oleh warga yang rata-rata kaya.Ditambah lagi di wilayah Maskarebet ini dia mencintai seorang gadis cantik yang bekerja pada perusahaan besar di Kota Palembang, namun Amin tidak
Alena segera mempercepat langkahnya mendekati jendela namun tidak mendapati orang di sana.Kemudian dia keluar dari kamar, di luar dia melihat seorang pemuda sedang berbicara dengan ibu bayi yang hilang.Nampaknya dia memberikan sejumlah uang kepada ibu itu dalam jumlah yang besar, Alena yang masih mengaktifkan kekuatan gaibnya melihat bayangan sosok lain di samping orang itu.Sementara badan pemuda itu seperti di selimuti kabut berwarna gelap yang menutupi dari kepala sampai ujung kaki.Alena berjalan melewati orang itu menuju luar rumah, semakin jelas dia melihat sosok gaib seram yang mendampingi pemuda itu."Siapa orang yang memberikan uang kepada ibu si bayi itu?" tanya Alena kepada warga yang berkumpul di luar."Ohhh itu nak Amin, dia termasuk orang terkaya baru yang ada di sini, beberapa waktu yang lalu dia menjalankan bisnis di Kota Palembang dan bisnisnya berhasil, sehingga dia bisa menjadi orang paling kaya di sini. Selain itu dia j
Tepat tengah malam di belakang rumahnya di atas lapangan berumput, Alena duduk bersila menghadap Risa.Di atas halaman rumput itu terdapat kembang tujuh rupa yang sudah di masukan kedalam wadah seperti baskom warna putih.Tak jauh dari tempat Alena melaksanakan ritual, pada bangku dari kayu duduk Bagus sambil senyum-senyum bersama dengan Tante Sinta yang tak bisa menyembunyikan ketegangan yang terlihat di mukanya.Alena yang melihat jam sudah tengah malam mendengar suara Risa yang bergetar merasa ketakutan."Aku takut, aku merasa ada sosok seram yang mendekatiku dari jauh," Risa dengan suara bergetar tiba-tiba berkata kepada Alena.Mendengar perkataan Risa, Alena tidak menjawab dia hanya memejamkan matanya, kemudian setelah matanya terbuka dengan cepat Alena menempelkan tangannya pada kepala Risa.Sinar merah keluar dari tangan Alena, sekitar lima belas menit
Mendengar teriakan keras itu semua orang yang tadi memukul Amin berhenti semua mereka melihat Amin sudah terkapar tak daya."Sekarang kita bakar rumahnya," laki-laki itu berkata dengan keras.Mendengar teriakan orang itu semua warga setelah mengikat tubuh Amin langsung berduyun-duyun menuju rumahnya.Tanpa dapat di cegah rumah besar yang baru saja selesai Amin bangun itu menjadi amukan si jago merah.Hanya makan waktu sekitar setengah jam rumah itu habis di lalap api dan hanya menyisakan puing-puingnya saja, masyarakat yang tadi beringas kini tersenyum puas.Satu jam kemudian polisi datang mengambil tubuh Amin yang sudah di penuhi darah mengering, dua hari kemudian kabar dari rumah sakit sampai. Amin yang menjadi korban amukan masa menjadi gila dan harus di pindah ke rumah sakit jiwa.********Malam hari udara malam bertamba
Alena berjalan mendekati orang yang tadi berkata."Maaf mas, apakah mas pernah ketemu sama orang ini?" tanya Alena kepada orang yang berbicara tadi."Iya mbak, semalam kami sama-sama berteduh di perempatan di ujung sana, tapi waktu hujan masih lebat dia pergi bersama seorang wanita, kami juga bingung kenapa dia pergi sementara hujan masih sangat deras, namun anehnya orang itu seperti tidak merasakan kehujanan sama sekali," Orang yang di tanya Alena menjelaskan apa yang dia tahu."Apakah mas tahu ciri wanita yang di bonceng orang yang meninggal itu?" tanya Alena lagi."Iya mbak," jawab orang itu yang kemudian menjelaskan ciri-ciri wanita yang dia lihat bersama korban.Alena setelah mendengar cerita dari orang itu berjalan mengitari kuburan itu.******Malam hari suasana sangat hening angin seakan-akan berhenti berhembus, dimalam itu hanya