Share

Bab 31

Kaluna

Papa menatap tajam ke arah Rayan, bahkan matanya tidak berkedip. Sementara Rayan malah menundukkan kepalanya. Dia seolah malu ditatap seperti itu. Sungguh seperti bukan Rayan yang biasanya.

"Ada apa? Kenapa hari ini kamu kalem sekali?" tanyaku heran, tapi Rayan hanya tersenyum tipis. Dia sama sekali tidak menggubris perkataanku.

"Ada apa denganmu hari ini? Beda banget," gerutuku heran.

Mas Langit menepuk lengan kananku. "Jangan katakan apapun dulu, itu tandanya Papa sedang marah," bisiknya membuatku tidak habis pikir.

"Papa tidak pernah marah kalau ada aku," balasku berbisik juga.

"Ya, itu, marahnya diam." Mas Lahir kembali berbisik.

Aku hanya ber oh ria. Aku pikir papa memang tidak pernah marah padaku atau di depanku, ternyata marahnya diam seperti ini. Baru tahu, aku pikir tempe. Ah, apa, sih, yang aku katakan ini.

Efek mendengar Mas Al ditahan dan gak bisa keluar, aku sangat bahagia. Tandanya sekarang aku bisa menjalani hidup dengan bebas. Aku bisa makan apapun yang aku ingi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status