Share

MOMENT

Hari berlalu perlahan Ina sudah mulai membaik, dia sudah bisa melewati masa-masa kritisnya, namun sekaranng dia kembali murung dan menyendiri.

“Ina,, masuk yuk, nanti kamu bisa masuk angin kalau duduk disini.’’ujarku menghampirinya yang duduk diatas ayunan dibalkon kamar kami ini.

“Ina mau disini dulu mas,”lirihnya, aku mendekat dan merangkulnya.

“Tapi ini sudah malam sayang?”ucapku lagi, dia tampak sedikit berdengus dan berkata.

“Ya udah,”ujarnya, aku menuntunnya untuk masuk.

“Kamu istirahat ya, Ina butuh apa? Biar mas ambilkan.”dia menggeleng perlahan dengan melihat wajahku dalam, aku mengelus pipinya hingga membelai rambutnya,

“Taka pa sayang, kehilangan itu juga bagian dari hidup. Kamu gak boleh kayak gini, kita pasti bakal punya anak lagi nanti”ujarku, Rara mendegup dengan tatapan mata berkaca-kaca.

“Apa kemungkinan yang lainnya mas tentang hidup,

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status