Share

Bab 43

Lastri dan Abimanyu menyusuri jalan setapak yang mengarah ke Bukit Sa’i. Wanita itu terus menyeret anaknya agar menjajarkan langkah, ia ingin segera sampai di puncak bukit untuk menghilangkan pengaruh Hartanto pada Abimanyu.

“Tidak bisakah kita berjalan pelan?” tanya Abimanyu tampak kepayahan, kondisi tubuhnya belum sepenuhnya normal seperti semula.

“Tidak! Kita harus segera sampai di atas sana.” Lastri tidak memedulikan bagaimana wajah Abimanyu yang mulai memucat. Yang ada dalam pikirannya hanya satu, yaitu segera sampai di puncak bukit untuk mengembalikan ingatan Abimanyu.

Sebelumnya Lastri sudah mengantisipasi Kedatangan Hartanto, sengaja ia menghilangkan jejak sejak keluar dari gerbang rumah. Lastri tidak mau suaminya itu mengganggu ritualnya nanti.

“Masih lama?” tanya Abimanyu lirih. Napasnya mulai tersengal-sengal.

“Sebentar lagi kita sampai puncak, Abimanyu. Sudah, diamlah!” bentak Lastri kesal.

Demi menghindari kemarahan Lastri, Abimanyu memilih diam sekarang. Kepalanya sakit
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status