Share

Sepenggal Masa Lalu

Satu tahun ini Ena berseteru dengan Rendi, Ena ingin setelah Rendi menyelesaikan kuliah bisnis, ia bergabung di klinik psikiater, tapi Rendi menolaknya. Sejak saat itu hubungan Ena dan Rendi memburuk. Ena menatap jauh di luar jendela kamarnya, ingatannya tiba-tiba melayang beberapa puluh tahun silam, saat dirinya menangis sesenggukan di gundukan tanah merah, dengan taburan kelopak mawar, kekasih hatinya berpulang untuk selamanya, dengan meninggalkan buah cinta yang tumbuh di rahimnya, bahkan ia belum sempat memberitahu kabar ini pada kekasihnya, maut terlebih dulu menjemput sang kekasih.

“Ena, ayo pulang, tidak ada gunanya kau di tempat ini!” perintah sang ayah, Adi Wijaya, seorang pemilik Rumah Sakit Hospital Healty.

“Iya, Pi.” Ena bangkit, dan berjalan mengekor Papinya. Meninggalkan pemakaman. Air mata Ena tidak berhenti menangis, ia tidak tahu bagaimana nasib anaknya kelak.

Sesampainya di rumah, Dia duduk di ruang tengah di hadapannya ada Mami, Papinya juga saudara laki-la
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status