Share

88

Avani terdiam. Matanya nanar.

Ia termangu menyaksikan semua kekacauan itu. Hati kecil terasa sakit dan pilu. Tak ada kata yang bisa ia ucapkan, saat melihat mayat bergelimpangan kaku di tanah berdarah-darah.

Wajah mayat-mayat itu pucat, mata mereka membelalak menatap kosong udara di depannya. Seperti sekumpulan ikan hering yang terdampar mati di tepian pantai.

Dari kejauhan, terlihat kepulan asap hitam membubung tinggi ke angkasa, di sertai bunyi sirine dan desing peluru yang bersahut-sahutan tanpa henti. Ledakan dan dentuman, terdengar silih berganti. Mobil-mobil terbakar, menyisakan rangka hitam yang mengeluarkan asap putih mengepul dan bau hangus yang menyengat.

Berdiri mematung.

Tubuh Avani gemetar, hawa dingin merayapi tubuhnya.

Dress putih panjang ia yang kenakan melambai pelan di tiup angin musim penghujan yang berhembus kencang dari Samudra Hindia. Begitu juga rambutnya yang hitam panjang tergerai, melambai pelan tertiup angin. Avani terhuyung ke belakang, tubuh kecil
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status