"Kamu benar-benar pernah melihat? Kapan? Kenapa kamu melakukan itu? Kamu jahat Moreno!"Moreno geleng-geleng kepala mendengar ucapan Mitha yang langsung memvonisnya jahat ketika ia mengatakan bahwa, ia memang mengetahui bagian-bagian tubuh wanita di hadapannya tersebut."Kamu benar-benar berpikir aku sekotor itu?""Kalau enggak, kenapa kamu bisa tahu?""Seorang pria tidak perlu membuka pakaian seorang perempuan untuk tahu bagian-bagian tubuh perempuan yang mana yang indah!"Mitha langsung menarik selimut yang menutupinya lebih ke atas saat Moreno bicara seperti itu padanya."Sudahlah, kamu tidak perlu menambah beban pikiran kamu dengan pikiran-pikiran yang tidak penting, aku mengetahui bagian tubuh kamu, bukan karena aku melihat secara diam-diam tapi-""Miko bilang kamu mengatakan pada Maira, kalau kamu melihat tanpa sengaja.""Dadamu?""Diam!""Iya, memang benar.""Kapan?""Saat kita kehujanan, pulang kamu kerja, pakaian kamu basah semua, aku juga bodoh tidak membawa jas hujan, jadi
Sial! Kenapa orang itu sampai kemari? Sebenarnya dia manusia atau hantu?Moreno bicara di dalam hati, hingga ibunya yang menatapnya jadi mengerutkan keningnya."Apakah dia musuhmu, Reno? Apakah orang itu salah satu pembalap liar yang merasa terganggu oleh kehadiranmu?" tanya wanita tersebut bertubi-tubi."Mami ingat kasus Red One itu, kan?""Ya. Kenapa? Bukannya kasus itu sudah selesai? Bukankah kau tidak membunuh dia?""Iya. Kasus itu sudah selesai, tapi ada orang lain yang memanfaatkan kasus itu hingga memprovokasi adik Red One, karena itulah aku dan Mitha sekarang diburu, Mami.""Jadi, orang yang sekarang memburu ayahmu juga orang yang sama yang juga memburu kamu dan Mitha?""Benar.""Mami harus memberikan perintah pada Danu untuk mengerahkan orang-orang yang bekerja dengan ayahmu agar mereka bisa mengatasi hal itu.""Tidak semudah saat kasus Red One itu merebak, Mi. Sekarang ini, orang itu digerakkan oleh seseorang yang memiliki uang, aku sedang menyelidikinya dengan Danu, dan jik
{Demi Allah, Tuan. Saya tidak pernah bicara apapun tentang hal itu pada tuan besar, saya bersumpah}Danu tetap berusaha untuk meyakinkan Moreno, bahwa bukan dia yang membuat ayah Moreno tahu tentang situasi Moreno dengan para pembalap liar. Hingga akhirnya, Moreno menyerah, ia mengakhiri percakapan, dan segera keluar dari toilet sebelum ayahnya curiga karena ia terlalu lama di dalam toilet."Reno, kenapa kau datang sendiri?" Baru saja Moreno ke dekat tepi pembaringan sang ayah, Pak Marvel sudah melontarkan pertanyaan tersebut pada Moreno."Mitha sakit, Pi. Tidak bisa ikut perjalanan ke sini.""Separah apa?""Lumayan parah, dokter bilang dia harus banyak banyak istirahat.""Kau tidak memperlakukan dia dengan baik?""Siapa bilang? Aku memperlakukan dia dengan sangat baik.""Perempuan akan sakit jika dia banyak pikiran, Reno. Ingat itu."Moreno terdiam mendengar apa yang diucapkan oleh ayahnya, sampai akhirnya Moreno pamit untuk bertemu dengan dokter yang merawat ayahnya karena ibunya m
"Karena itu menjadi sebuah penyemangat untuk ayah kamu, Moreno. Aku pernah melakukannya, tapi beliau seperti tidak punya semangat hidup, kau tahu imbasnya apa jika seseorang yang sedang sakit, tidak memiliki semangat hidup?" kata Dokter Ahmad berujung pertanyaan."Dia harus istirahat total, kan, lu tahu sendiri itu dengan jelas.""Maka, berikan bukti pada ayahmu bahwa kau benar-benar bisa diandalkan olehnya."Moreno terdiam mendengar ultimatum yang diberikan oleh sang dokter. Sampai akhirnya, pembicaraan diakhiri dan Ahmad masih memberikan pesan pada Moreno untuk tidak lagi aktif balapan agar apa yang ia lakukan tidak dikaitkan dengan bisnis hingga bisa membuat perusahaan menjadi kena imbasnya.Moreno keluar dari ruangan dokter tersebut, dan di luar ia dihentikan oleh perempuan bercadar yang tadi dikatakan sang dokter adalah istrinya."Ada apa?" tanya Moreno sambil mundur untuk menjaga jarak pada perempuan bercadar tersebut. "Maaf, saya cuma ingin mengatakan sesuatu untuk masalah tem
"Ada apa? Apakah ucapanku ini salah?" tanya Ahmad yang membuat Moreno langsung tergagap."Enggak, enggak ada yang salah, lu benar.""Ada apa? Ada yang bisa aku bantu?""Enggak ada."Moreno yang merasa semakin sulit untuk tidak gugup di hadapan Ahmad bangkit dari tempat duduknya dan mengatakan pada Ahmad bahwa ia akan ke toilet. Tetapi, Ahmad yang tahu itu hanya alasan yang dibuat-buat oleh Moreno ikut bangkit pula dan melipat kedua tangannya di dada seolah ingin mengintrogasi Moreno sampai tuntas."Apa istrimu itu, Mitha, Reno?" tanyanya pada Moreno, hingga Moreno merasa perasaannya jadi tidak nyaman seketika."Kenapa tidak menjawab?" desak Ahmad, dan Moreno mengusap wajahnya dengan kasar, berusaha agar ia tidak terlihat gugup di hadapan dokter tersebut."Namanya memang Mitha, tapi lu enggak usah berpikir bahwa Mitha istri gue itu Mitha mantan lu.""Kenapa kamu langsung berpikir seperti itu? Memangnya nama Mitha hanya satu orang saja yang memakai?""Ya. Kali aja lu ngerasa gue ngawini
Perkataan panjang pria yang mengaku suami Mitha itu membuat Tante Mila mengerutkan keningnya.Ia benar-benar tidak paham dengan apa yang sudah diucapkan oleh pria tersebut hingga saat pria itu pergi setelah mengatakan pada Tante Mila bahwa ia menunggu apa yang akan dilakukan olehnya setelah ia membeberkan hal tadi pada perempuan tersebut. Tante Mila hanya mematung seperti orang bodoh. Wajah Tante Mila terlihat pucat. Tanpa berpikir panjang, perempuan itu segera ke ruang rawat inap suaminya dan langsung ingin mengajak sang anak untuk bicara.Tante Mila meminta Moreno yang sedang memperbaiki selang infus ayahnya agar laki-laki itu mengikutinya keluar. Melihat aura ibunya seperti orang yang sedang marah, Moreno mau tidak mau mengikuti meskipun hatinya bertanya-tanya."Reno, katakan sebenarnya ada apa, apakah pernikahan kamu dengan Mitha itu sebuah pernikahan palsu?"Mendengar apa yang diucapkan oleh sang ibu, wajah Moreno berubah. Ia terkejut karena ibunya tiba-tiba tahu tentang hal i
Apa yang dikatakan oleh sang istri membuat Ahmad terdiam. Perkataan istrinya membuat Ahmad untuk sesaat tidak bisa berkata-kata. Ia bingung ingin bicara seperti apa, sebab, khawatir akan semakin membuat sang istri jadi tersinggung."Sabrina, aku tidak mau membahas masalah ini sekarang, karena aku khawatir jika membahas, akan membuat sesuatu yang seharusnya tidak menjadi salah paham, jadi salah paham.""Kenapa kamu enggak menjawab pertanyaan aku tadi? Kamu melakukan hal itu karena kamu ingin menenangkan aku aja, kan? Bukan cinta?" Pertanyaan yang sama diucapkan oleh Sabrina, karena Ahmad tidak menjawab pertanyaan tersebut hingga perempuan itu jadi penasaran. "Aku sayang sama kamu, karena kamu istri yang baik, dan Solehah.""Sayang belum berarti kamu cinta.""Sabrina, ayolah, aku harus berangkat sekarang, kamu jangan bikin situasi menjadi tidak nyaman karena kita membahas hal yang tidak tepat waktunya, yang jelas aku bersyukur memiliki istri seperti kamu, untuk saat ini hanya itu yang
"Ya. Mitha itu adalah mantannya yang dulu, sekarang mereka menikah karena Moreno mengatakan bahwa perempuan itu sudah bercerai dengan suaminya yang pertama, tapi ternyata tidak sama sekali."Pak Marvel bercerita sembari menahan perasaannya yang membuncah. Tetapi, Ahmad masih berpikir bahwa perempuan yang bernama Mitha itu bukan Mitha yang pernah bersamanya dahulu, hanya saja, kata-kata Pak Marvel yang mengatakan bahwa Mitha yang menjadi istri Moreno itu adalah Mitha mantan Moreno membuat Ahmad jadi penasaran, sebab, ia tahu Mitha yang ia kenal memang pernah bersama dengan Moreno di masalalu dan ia sangat tahu kisah mereka sangat jelas."Apakah Mitha yang Bapak maksud itu pacar Moreno yang dulu, yang pernah meninggalkan Moreno karena ia tidak tahan dengan sifat Moreno yang saat itu banyak berbohong?""Benar. Dia orangnya."Astaga, apakah ini benar? Moreno dan Mitha menikah? Apa yang sebenarnya terjadi? Aku benar-benar tidak tahu tentang hal ini.....Hati Ahmad bicara demikian setelah P