Sedangkan dibag ketiga ada setelan kantor, dan saat Endrea mengeluarkan dres lemon ada satu barang terjatuh ke lantai, saat melihat apa yang jatuh mata Endrea langsung melebar.
"Ya ampun," gumam Endrea langsung memgambil celana dalam yabg terjatuh.
Endrea melihat ke arah Arya yang sedang menatapnya dengan tersenyum penuh arti, Endrea membalas dengan melebarkan matanya."Apa kamu melihatnya?" tanya Endrea.
"Iya, memangnya kenapa?" Arya balik bertanya kepada Endrea.
"Tidak apa-apa, terimakasih semua ini," ucap Endrea kemudian berlari ke kamar dan mengunci pintunya dari dalam.
Endrea merasa sangat malu bagaimana bisa celana dalam yang jatuh, disisi lain hatinya senang awalnya dia bingung apakah harus pergi menggunakan baju Arya yang kebesaran, ternyata Arya sudah menyiapkan semua untuknya.
Setelah mandi Endrea berjalan ke ranjang dan membuka tas untuk mengeluarkan make up miliknya, kali ini Endrea menggunakan dres w
Ting... Tong...Bel apartemen Arya terdengar, Arya memerintahkan Endrea untuk membuka pintu, saat pintu terbuka menampakan seorang perempuan cantik dengan pakaian serba hitam, badannya tegak dan rambutnya disanggul, wanita itu tersenyum ramah ke arah Endrea begitu juga sebaliknya."Kenapa tidak diajak masuk?" tanya Endrea yang sudah berdiri dibelakang Endrea."Tidak perlu Pak, maaf saya datang terlambat tadi ada kendala sedikit waktu di jalan," ucap wanita itu kepada Arya."Tidak masalah, Endrea dia Delina orang yang akan menjagamu saat kamu keluar dari apartemen ini," ucap Arya kepada Endrea dengan menunjuk ke arah Delina."Tapi aku juga harus bekerja, masa iya Delina akan ikut denganku?" tanya Endrea yang belum tahu apa mangsud semua ini."Mulai sekarang kamu tidak lagi bekerja menjadi Asisten Yuana, karena Liana telah mengetahui kamu masih hidup dan ini sangat berbahaya untukmu," jelas Arya dengan mereka berjalan menuju li
"Kamu terlambat untuk datang Endrea kim, tapi itu lebih baik daripada tidak sama sekali," ucap Pak Irawan dengan memberikan satu lembar kertas kepada Endrea untuk dibacanya."Kamu baca syarat itu terlebih dahulu, karena saya cuka menyimpan fotokopynya saja jadi itu menjadi tugas kamu untuk mencari dimana Mamamu menyimpan yang aslinya," ucap Pak Irawan.Endrea menerima kertas tersebut dan mulai membacanya, lima poin penting agar Endrea bisa mendapatkan semua harta kekayaan milik Mamanya, tapi yang membuat Endrea terkejut poin ke empat dan ke lima.Dimana disitu tertulis Endrea akan mendapatkan semuar harta milik saya jika dia sudah berusia dua puluh dua tahun, dan poin ke lima Endrea harus sudah menikah, jika tidak dapat memenuhi ke lima syarat tersebut Endrea tidak akan mendapatkan apapun.Lima bulan lagi Endrea berusia dua puluh dua tahun, jika dirinya belum menikah maka harta Mamanya akan dinikmati oleh Bibi Liana dan keturunanny
"Masalah suami itu kamu tidak perly khawatir, aku bisa dan mau menjadi suamimu," celetuk Arya membuat tangan Endrea terhenti saat menata sayuran ke dalam kulkas.Saat melihat Endrea tengah sibuk memasukkan sayuran ke dalam kulkas, Arya malah memikirkan syarat yang diberikan oleh almarhum Mamanya Endrea, yang sebagaimana dikertas itu tertulis mengharuskan Endrea sudah menikah.Arya membayangkan jika dirinya yang menjadi suami Endrea maka sangat dengan mudah dirinya dapat membalas dendamnya yang selama ini Arya pendam sendiri.Pikiran Arya kembali pada saat sembilan tahun yang lalu.Flas back on AryaPagi itu di rumah yang sederhana seorang Kakak, beradik sedang sarapan mereka adalah Arya dan Jack, jack selesai terlebih dahulu dan meninggalkan Arya denga kekasihnya Amel."Sayang aku hamil," bisik Amel ditelinga Arya.Tentu Arya terkejut tapi juga senang mendengarnya, dia memang tumbuh menjadi remaja nakal dan sek
"Aku juga," keluh Arya tapi tetap menuruti perintah Endrea, jika tidak dirinya tidak tahu jurus apalagi yang akan dikeluarkan oleh gadis satu ini"Tidak susah mengeluh ini juga buat perut kamu," omel Endrea kemudian tangannya dengan cekatan meniriskan ayam yang sudah matang.Lalu mulai menumis bumbu yang sudah dihalusnya tidak lama kemudian aroma wangi bumbu langsung memenuhi seluruh ruangan, membuat Arya terbatuk."Nyalakan mesin yang ada diatas kompor biar baunya tidak kemana-mana," perintah Arya.Endrea ingin menyalakannya tapi tubuhnya yang pendek tidak sampai, Endrea meloncat-locat seperti anak kecil yang sedang meminta jajan, Arya yang melihat itu langsung menggendong pinggang Endrea.Membuat Endrea berteriak, tapi terdiam saat Arya memerintahkannya untuk menyalakan mesin penyedot asap dengan cepat."Ya ngga perlu gendong juga, kamu kan bisa bantu nyalakan," ujar Endrea dengan memajukan bibirnya."Kamu ti
Arya tidak tahu kenapa saat berkata seperti itu hatinya seperti tersentuh dan jantungnya berdetak lebih cepat, Endrea juga tidak tahu Arya jujur atau tidak tetapi saat berada dalam pelukan Arya, Endrea merasa sangat nyaman.Apakah dirinya sedang jatuh cinta, Arya sendiri juga bingung selama ini dirinya tidak pernah lagi tertarik dengan lawan jenis, tetapi berbeda sekali saat dirinya dekat dengan Endrea, ada rasa ingin melindungi dan tidak rela saat Endrea berjalan dengan pria lain."Jam satu nanti aku mau ke kantor," ucap Arya."Apakah aku boleh ikut?" tanya Endrea jujur dirinya ingin sekali bertemu dengan Yuana, apakah dirinya sudah mendapatkan asisten kembali atau malah bekerja sendiri."Tentu saja, kalau begitu aku cuci muka terlebih dahulu," pamit Arya.Jam satu lebih sepuluh menit mereka berangkat ke kantor, saat sampai di kantor seperti biasa karyawan menatap Endrea tidak suka, tetapi Arya malah memeluk pinggang Endrea
Bahkan Kevin juga menjadi saudara tirinya karena Papa Kevin menikah dengan Bibi Liana, Endrea memijat pangkal hidungnya bingung memikirkan jalan hidupnya yang rumit.Endrea berjalan ke arah Arya, yang setia menunggunya di depan pintu masuk keruangan Arya."Kenapa tidak masuk dulu?" tanya Endrea kemudian masuk setelah Arya membuka pintunya."Tidak apa-apa, apa yang dibicarakan bocah tadi?" tanya Arya yang sudah duduk dikursi miliknya."Kamu tahu ternyata aku memiliki begitu banyak saudara tiri," ucap Endrea kemudian memadangi tempat kerja Arya.Arya belum tahu kemana arah pembicaraan Endrea jadi Arya kembali bertanya "Jadi?"."Jadi Yuda itu adalah anak Bibi Liana, entah siapa ayah Yuda tapi dia menjadi saudara tiriku," ucap Endrea."Ngomong-ngomong kamu merubah semua tempat kerja Papa ya, tidak ada kenangan yang disisakan," ucap Endrea dengan nada sedih."Kamu kayanya harus ikut aku," ucap
"Tidak perlu ini semua juga untuk istriku, aku bekerja juga buat kamu nanti," bisik Arya ditelinga Endrea membuat bulu kuduk Endrea berdiri."Bahkan kita belum tentu menikah, bukannya aku belum memberikan jawaban," jawab Endrea, kemudian menerima bag dan kartu milik Arya yang diberikan oleh kasir.'Aku akan membuatmu nyaman berada di dekatku, karena kamulah satu-satunya senjataku untuk menghancurkan Jack, dan keluarganya,' batin Arya dengan tersenyum miring, Arya berlari menyusul Endrea yang sudah jauh."Kamu tidak mau beli makan malam sekalian?" tanya Arya dengan melihat jam dipergelangan tangannya, yang sudah menunjukkan pukul delapan belas tiga puluh menit."Tidak, aku akan memasak nanti di rumah, kamu tidak perlu khawatir soal makanan," jawab Endrea kemudian mengajak Arya untuk pulang karena barang yang dia butuhkan sudah berada ditangannya.Hanya butuh waktu lima belas menit mereka sudah sampa di apartemen Arya, Arya me
"Kita tidur satu ranjang," ujar Arya kemudian memeluk tubuh Endrea sangat erat."Iya baiklah aku akan tidur disini, tapi lepaskan terlebih dahulu," perintah Endrea karena dirinya merasa sangat kekurangan oksigen.Aeya langsung melepaskan pelukannya dan membiarkan Endrea duduk, setelah itu Endrea berpindah kesamping Arya dan meletakkan bantal guling ditengah-tengah mereka.'Ma, Pa bantu Endrea menemukan surat aslinya ya, Endrea tidak rela orang-orang itu menikmati jerih payah kalian,' do'a Endrea sebelum tidur, Perlahan-lahan mata Endrea mulai mengantuk.Saat mata Endrea sudah terpejam bukan Arya namanya kalau tidak jahil, Arya membuang bantal yang menghalangi mereka ke bawah ranjang samping Endrea, kemudian Arya mendekatkan tubuhnya ke Endrea dan memeluknya.Perlahan-lahan mata Arya juga terpejam, dirinya mendapatkan rasa nyaman dan suka dengan aroma rambut Endrea yang harum.Endrea merasakan ada sesuatu benda berat m