"Ki Nagaswera sedang membangun ribuan Pasukan Naga? Untuk apa Ki Nagaswera membangun pasukan sebanyak itu?" Rinjani sangat terkejut mendengar kalau Ki Nagaswera berkeliling Lembah Naga yang merupakan salah satu Negeri Naga ini untuk merekrut naga muda sebagai pasukan tempur. Tidak biasanya seperti Ki Nagaswera yang diceritakan oleh Candaka."Aku dengar Iblis Naga Hitam akan kembali lagi ke Kamandaria dari pengasingannya! Jadi, aku bersama beberapa sesepuh naga sedang mengumpulkan naga-naga muda terlatih untuk menghadapi Iblis Naga Hitam yang hendak menguasai Kamandaria kembali." Ki Nagaswera menjawab dengan tenang"Tidak mungkin Ki! Iblis Naga Hitam sudah berjanji kepada Kanda Candaka untuk tidak ikut campur dengan urusan Kamandaria selama Kanda Candaka bertahta di Kerajaan Kamandaria!" seru Rinjani. "Apa Ki Nagaswera memiliki bukti kalau Iblis Naga Hitam mulai bangkit kembali?" "Aku tahu! Tapi, Candaka tidak akan lama lagi bertahta di Kamandaria tanpa putriku Jayanti di sampingnya!
"Aku mendapat pesan dari Elder Wyvern sebelum dia mengundurkan diri dan meninggalkan Distrik Pendekar ini. Elder Wyvern ingin aku mengajarimu Ilmu Pedang Elder yang terhebat yaitu Ilmu Pedang Elder Dewa. Bahkan Elder Wyvern menitipkan pedang pusakanya yang paling berharga yaitu Pedang Elder Dewa untuk kuberikan padamu setelah berhasil mempelajari Ilmu Pedang Elder Dewa ini!" ujar Elder Hai Long.Candaka tidak pernah menduga kalau Elder Wyvern begitu perhatian terhadap dirinya. Wajahnya kelihatan senang sekali menerima pedang yang diberikan oleh Elder Hai Long."Terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan oleh Elder Hai Long untuk mempelajari Ilmu pedang Elder Dewa yang sangat terkenal ini. Bukannya ilmu pedang ini hanya boleh dipelajari para Elder saja?" tanya Candaka."Seharusnya demikian, tapi ada aturan baru yang memperbolehkan salah satu Elder yang memimpin Distrik Pendekar untuk memilih pendekar yang dianggap layak untuk mempelajari Ilmu Pedang Elder Dewa ini. Elder Wyvern
"Siapa kau?" tanya Rinjani kepada sosok tinggi besar yang berjubah hitam panjang, yang menghalangi jalannya. "Hahaha ... aku ini Duyao Mo Kui, yang akan mencabut nyawamu, Dewi Racun!' seru Mo Kui ini dengan suara dingin yang tanpa perasaan. Rinjani merasa tidak pernah ada urusan dengan sosok berjubah hitam ini baik di masa lalu ataupun di masa sekarang. Jadi, kenapa makhluk satu ini begitu membencinya, bahkan hendak membunuhnya? "Aku tidak pernah bertemu denganmu! Apa alasanmu ingin membunuhku?" tanya Rinjani. "Kami mengincar Pendekar Naga Biru! Kalau kamu tewas, Pendekar Naga Biru akan melemah karena kematianmu!" sahut Duyao Mo Kui. 'Ternyata ada hubungannya dengan Kanda Candaka. Banyak sekali musuhmu, Kanda? Bahkan sekarang mereka telah berani mengusik orang-orang di sekitar Kanda Candaka. Aku khawatir dengan Mahesa dan Kak Zhian, semoga merekaa baik-baik saja!" batin Rinjani. Cuih! Rinjani meludah dengan rasa kesal terhadap sosok Duyao Mo Kui ini. "Kenapa kalian mengincar
"Bangs*t kau, Dewi Racun! Ada berapa racun yang kamu keluarkan? Tidak salah kalau kamu dijuluki Dewi Racun! Kekuatan racunmu sangat hebat, tapi tetap tidak bisa mengalahkanku!" seru Duyao Mo Kui. Duyao Mo Kui masih penuh percaya diri untuk menghadapi Rinjani, walaupun dia tahu betapa hebatnya racun teratai merah apabila sudah bersarang di dalam tubuh. Racun ini akan menyerang jantung dan menghancurkannya secara perlahan dan menyakitkan. Bahkan tubuh akan meledak tanpa bersisa begitu racun teratai merah memasuki jantung dan memacu jantung berdegub lebih kencang daripada biasanya, yang menyebabkan kekacaua di seluruh tubuh dan menghancurkan tubuh dari dalam. "Siapa sebenarnya kalian ini? Kenapa kalian mengincar Kamandaria?" tanya Rinjani. "Tidak perlu tahu siapa kami sebenarnya! Kami menginginkan Kamandaria dan akan mengubah negeri ini menjadi Kerajaan Kui yang dipimpin oleh Sheng Kui. "Sheng Kui? Sepertinya aku pernah mendengar nama ini, tapi di mana ya?" tanya Rinjani. "Sudah saa
Candaka sangat menikmati keramaian di Kota Pendekar yang terdapat di Distrik Pendekar, Lembah Naga."Apa Menara Seribu Naga Langit masih sama seperti dahulu atau tidak ya? Kemana perginya Immortal Wu Tian ini?" gumam Candaka dalam hati.Menara Seribu Naga Langit masih tampak kokoh dan menjulang tinggi ke atas langit, saat Candaka tiba di sana."Indah sekali menara ini! Apa kamu tahu siapa yang membangun Menara Seribu Naga Langit ini?" tanya seseorang bertubuh tinggi besar dan berpakaian jubah hitam, yang tiba-tiba berada di samping dirinya tanpa diketahuinya."Aku tidak tahu!" jawab Candaka berpura-pura. Dia sekarang harus berhati-hati terhadap sosok asing, apalagi yang aneh seperti sosok asing yang tiba-tiba sudag berdiri di sampingnya ini.Pria bertubuh tinggi besar, The Mo Kui tidak mempercayai semua ucapan Candaka."Aku akan jelaskan padamu, sebelum aku membunuhmu, Pendekar Naga Biru!' seru The Mo Kui."Membunuhku? Untuk apa kamu membunuhku? Aku juga tidaak kenal padamu!" sahut Ca
"Aku tidak akan menyerah padamu, Pendekar Naga Biru!" sahut The Mo Kui yang sebenarnya sudah menderita kekalahan telak dari Candaka. Candaka hanya geleng-geleng kepala saja melihat The Mo Kui yang tetap tidak mengakui kekalahannya. Ssst ... Candaka! Suara yang tidak asing lagi terdengar oleh Candaka sedang memanggilnya dari arah belakangnya. Sontak Candaka berpaling ke sumber suara yang memang sedang dicarinya ini. "Immortal Wu! ternyata kamu sedang berada di Distrik Pendekar ini!" seru Candaka. "Hahaha! Aku sedang mengunjungi Menara Seribu Naga Langit! Kalau tidak diurus, menara ini bisa menjadi menara hantu nantinya!" sahut pria yang tampak gagah dan memancarkan aura energi yang sangat besar di sekelilingnya. The Mo Kui yang merasa tidak dipedulikan oleh Candaka setelah kemunculan Immortal Wu menjadi kesal terhadap Immortal ini. "Siapa kamu? Jangan ikut campur dengan urusanku dengan Pendekar Naga Biru kalau masih ingin hidup!" seru The Mo Kui. "Kamu bukanlah lawanku, Mo K
Naga Pertama merupakan naga yang sangat langka yang baru pertama kali dilihat oleh Candaka di Alam Naga Langit Tingkat Seratus ini. Sosok naga yang berwarna agak kecoklatan ini memiliki sisik yang tampak mengkilap diterpa sinar matahari.Alam yang sangat indah melebihi alam di dunia nyata. Candaka terkagum-kagum melihat rimbunnya pepohonan yang sejuk, air terjun yang terhampar di depannya dengan sungai jernih di dasar lembah yang penuh tanaman bunga dan buah-buahan.Naga Pertama tampak berdiri dengan gagah di lapangan rumput yang hijau dengan pepohonan di sisi kiri dan kanan lapangan rumput ini.Naga ini memiliki sayap yang lebar tapi memiliki tubuh yang panjang. Candaka menjadi kurang yakin bisa mengalahkan naga yang hebat ini tapi Pendekar Naga Biru ini kembali optimis mengingat dia pernah berhadapan dengan Naga Drago dan memenangkan pertarungan dengan naga ini."Bagaimana caramu menaklukan Naga Pertama ini sehingga dia bisa berada di Menara Seribu Naga Langit ini, Immortal Wu?" tan
Baru berjalan beberapa langkah, sebuah bayangan melesat dan berhenti tepatdi hadapannya."Duyao Mo Kui! Kenapa kamu kembali lagi?" tanya Rinjani begitu melihat sosok jelas pria tinggi besar yang menghadang jalannya ini."Cuih! Duyao Mo Kui memang sampah tidak berguna! Ciptan Sheng Kui ini sangat lemah dan berperasaan, padahal Sheng Kui menjamin kalau Duyao Mo Kui akan sekejam dirinya. Baru mendengar dirimu hamil, dia berusaha menekan kehadiranku dan memilih pergi daripada membunuhmu! Aku ingin melihat kemampuan maksimalmu menjelang ambang kematian, tapi Duyao Mo Kui mengacaukan segalanya!"Rinjani tentu saja keheranan mendengar Duyao Mo Kui bicara sendiri dan menghina dirinya sendiri."Duyao Mo Kui! Apa yang telah terjadi pada dirimu?" tanya Rinjani.Tidak ada jawaban dari Duyao Mo Kui. Hanya saja terjadi perubahan fisik dari Duyao Mo Kui. Setelah terlihat siapa yang berada di balik tubuh Duyao Mo Kui, Rinjani terkejut setengah mati."Kamu ... Pendekar Iblis Racun?" tanya Rinjani yang