Kemarahan yang menguasai Rinjani membuat Dewi Racun ini bergerak dengan cepat untuk menyerang Malaikat Racun Chitra Aishwarya. "Tunggu, Adinda Rin!" Plaak! Candaka terpaksa maju dengan cepat melindungi Putri Chitra Aishwarya karena para pengawal sekte bergerak kalah cepat dengan kecepatan lari Rinjani. "Kanda menangkisku? Kenapa Kanda melindungi Putri sialan itu?" tanya Rinjani masih dengan wajah amarahnya. "Tenang dahulu! Putri Chitra boleh berkata apa saja, tapi keputusan akhir tetap di tanganku!' ucap Candaka. "Aku sudah memilih Kanda Candaka untuk menjadi suamiku! Begitu aturan Turnamen Persilatan ini, jadi aku tidak salah!" seru Putri Chitra Aishwarya. "Tidak bisa! Kanda hanya mengikuti turnamen ini untuk kesenangannya saja dan memenangkan hadiah Kitab Kultivasi Kegelapan, jadi menikahimu bukan termasuk hadiah turnamen!" sahut Rinjani. "Ada aturan tambahan yang memperbolehkan pemenang turnamen persilatan untuk memilihku sebagai pasangan! Aku yang memilih Pendekar Naga Bir
Candaka dan Rinjani tiba di penginapan saat malam sudah mulai menjelang. Namun pemilik penginapan masih tampak murung, sehingga Candaka terusik untuk menanyakan keadaan pemilik penginapan ini.'Ada apa paman? Kenapa wajah paman sangat murung?" tanya Candaka."Sudah beberapa bulan terakhir ini, kami terancam kembali oleh Kabut Hitam yang terkadang datang ke Desa ini setelah malam tiba! Kami khawatir kalau Kabut Hitam ini sama persis dengan Kabut Hitam yang pernah menghantui desa ini sebelum Tiga Pendekar mengusir Kabut Hitam ini. Salah satu Pendekar itu adalah Pendekar Naga Biru. Apa Paduka Raja bisa menolong kami?" tanya pemilik penginapan."Kenapa tidak minta bantuan Dewa Persilatan?" tanya Candaka. "Bukannya Raksawangsa yang memimpin Desa Kabut Hitam ini?" tanya Candaka."Tuan Raksawangsa menganggap Kabut Hitam ini sebagai Kabut Hitam biasa saja, tapi aku pernah merasakan Kabut Hitam yang berbahaya ini, Paduka! Menurutku, Iblis Naga Hitam telah bangkit kembali dan bekerjavsama denga
Mentari masih belum muncul dari peraduannya. Angin pagi yang sejuk bertiup sepoi-sepoi membuat orang enggan untuk keluar dari rumah. Langit masih gelap bertabur bintang, tapi sudah tampak ada kesibukan di luar penginapan Desa Kabut Hitam.Candaka dan Rinjani memutuskan untuk berangkat pagi-pagi sekali sebelum warga desa terbangun untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. "Paman, kami pamit dahulu ... Kabut hitam tidak akan datang lagi ke desa ini, jadi paman tidak perlu khawatir lagi!" ujar Candaka."Terima kasih, Paduka! Kapanpun Paduka Raja ke Desa Kabut Hitam, penginapan akan selalu tersedia untuk Paduka Raja!" jawab pemilik penginapan dengan wajah berseri-seri.Hilangnya kabut hitam yang meresahkan akan membuat Desa Kabut Hitam dikunjungi warga sekitar desa ini. Sekarang desa ini ramai hanya karena Turnamen Persilatan tapi setelah turnamen selesai, desa akan sepi kembali."Ini untuk bayaran kami menginap, paman!" kata Candaka sambil menyerahkan beberapa koin emas.'Tidak perlu, P
"Gayatri? Kamu masih hidup?" tanya Candaka dengan wajah yang penuh tanda tanya."Kamu menyangka kalau aku sudah mati, Kak Candaka?" tanya Gayatri."Panggil Paduka Raja! Tidak ada rasa hormatnya terhadap Raja Kamandaria!" sahut Rinjani dengan ketus."Tidak apa-apa, Adinda Rin! Gayatri masih keluargaku!" ujar Candaka."Kamu dengar apa kata Kak Candaka, perempuan galak!" seru Gayatri tidak kalah ketusnya."Kamu kemana saja? Terakhir kamu bergabung dengan Iblis Naga Hitam ... setelah itu aku tidak mendengar kabar darimu lagi!" sahut Candaka."Aku mengikuti kakiku melangkah saja! Kakek sudah tiada, jadi aku tidak ada sanak keluarga lagi!" ujar Gayatri."Aku masih saudaramu, Yatri! Kamu bisa tinggal di istana apabila kamu mau!" sahut Candaka menawarkan bantuannya dengan tulus. Biar bagaimanapun, gadis ini tetaplah keluarganya walaupun pernah ada rasa di anatara mereka tapi semua itu telah berlalu."Tinggal bersama perempuan galak ini? Tidak sudi!" tolak Gayatri."Lagian siapa yang mau tingg
"Kenapa Naga Ungu ini belum juga menemui Kanda? Apa ada yang salah dalam mimpi Kanda?" tanya Rinjani."Aku masih bingung dengan kondisi Lembah Terlarang ini, karena dalam mimpiku lembah ini sangat dingin dan berkabut!" ujar Candaka.Pendekar Naga Biru ini mulai ragu kalau dia berada di tempat yang benar, karena kondisi alam di Lembah Terlarang sangat berbeda dengan kondisi alam di dalam mimpinya."Apa ada dunia khusus di Lembah Terlarang ini, tempat Naga Ungu ini tinggal, Kanda?" tanya Rinjani."Dunia seperti apa?" tanya Candaka."Dunia alternatif yang diciptakan oleh Naga Ungu sendiri, seperti Naga Merah yang hidup di Alam Mimpi!""Mungkin saja! Seperti saat aku mendapatkan Kitab Naga Merah yang Naga Merahnya berada di Alam Mimpi! Apa Naga Ungu juga tidak berada di dunia nyata Lembah Terlarang ini ya?" kata Candaka penuh tanda tanya."Seingatku Lembah Terlarang memang dingin dan berkabut, Kanda! Aku juga tidak tahu kenapa lembah ini jadi panas seperti ini!" sahut Rinjani."Apa semua
"Kamu sudah menemukan Pedang Naga Ungu?" tanya Naga Ungu kepada Candaka."Sudah, Naga Ungu!" kata Candaka sambil memperlihatkan Pedang Naga Ungu."Bagus! Berarti kamu pantas untuk mendapatkan Kitab Naga Ungu Menembus Langit yang berisi ilmu bela diri dan ilmu pedang yang dasyat!" sahut Naga Ungu. Candaka menerima Kitab Naga Sakti kelima ini dengan hati-hati. "Mulai sekarang kamu tidak mesti mempelajari Kitab kelima ini dahulu untuk mendapatkan kitab selanjutnya. Aku dengar kalau Iblis Naga Hitam mulai bangkit kembali, jadi kamu harus bergegas mempelajari seluruh Kitab Sembilan Naga Sakti ini, Pendekar Naga Biru!""Jadi, ada kemungkina aku bisa mendapatkan seluruh Kitab Sembilan Naga Sakti ini sekaligus?" tanya Candaka."Mungkin saja! Keadaan sudah sangat mendesak, jadi kemungkinan kamu akan membdapatkan mimpi secara berturut-turut untuk menemukan Kitab Sembilan Naga Sakti yang tersisa juga sangat besar!" kata Naga Ungu."Baiklah! Aku permisi dahulu, Naga Ungu! Kami akan kembali ke De
"Kemana lagi Naga Mimpi ini? Aku hanya ingin keluar dari mimpi yag tidak jelas ini!" batin Candaka yang agak putus asa. "Candaka, kamu ada di mana?" Terdengar oleh Candaka suara Zhian di dalam mimpinya saat dia berusaha mencari Naga Mimpi kembali. "Kenapa aku mimpi sangat lama? jangan-jangan aku terjebak di alam mimpi ini!" ujar Pendekar Naga Biru ini. "Candaka! Jangan menyerah! Alam Mimpi ini hanya refleeksi pikiranmu saja ... tidak ada yang nyata!" Masih terdengar olehnya suara Zhian, tapi dia tidak bisa menemukan Dewi Naga ini. "Zhian, bagaimana kabar Mahesa? Apadia baik-baik saja?" tanya Candaka. "Mahesa baik-baik saja, Candaka! Aku harap kamu segera kembali ke istana, ada yang ingin aku bicarakan!" sahut Zhian. "Kamu ada di mana, Zhian? Aku masih saja belum terbangun dari mimpiku ini! Tolong beri petunjuk padaku untuk keluar dari alam mimpi ini!" seru Candaka. "Kamu harus menemukan petunjuk tentang Kitab Naga keenam ini, Candaka! Kalau tidak, kamu akan terus terjebak di
Candaka dan Rinjani memutuskan menggunakan jasa Naga Xarvis untuk membawa mereka secepatnya kembali ke istana Kota Naga Emas.Perjalanan memerlukan waktu berhari-hari juga sehingga mereka perlu untuk singgah di desa dan kota terdekat tanpa mencolok, sehingga tidak ada yang mengenali pasangan Raja dan Ratu Kamandaria ini. Naga Xarvis juga tidak bisa berhenti begitu saja di tengah desa atau kota yang mereka singgahi untuk mencegah kepanikan warga akibat melihat adanya sosok naga raksasa di tempat mereka.Candaka dan Rinjani juga membatalkan beberapa janji mereka yang akan mampir saat akan kembali ke Kota Naga Emas. Invasi dari Kaisar Xian Ming, penyebabnya. Apabila Nusantara sudah dikuasai seluruhnya maka bahaya akan mengancam Kamandaria karena Xian Ming bisa menempatkan armada lautnya di Nusantara yang lebih dekat ke Kamandaria. Sebelum Kaisar Xian Ming melakukannya, maka perlu adanya strategi penyerangan terhadap armada laut Benua Timur yang bersandar di Nusantara."Kita perlu menghub