Pras keluar dari ruang dokter dengan wajah sedih. Jalannya pun melambat seperti tidak ada semangat. Entah apa yang sudah dibicarakan dokter padanya.
Saat mendekat ke arah Nindya dan Sara, timbul pertanyaan dibenak kedua adik sepupunya itu.
"Apa yang terjadi, Mas?" tanya Nindya dengan wajah cemas.
"Keadaan Ibu baik-baik aja kan, Mas?" cecar Nindya.
Pras hanya diam. Bibirnya kelu tidak tahu harus berbicara apalagi. Ada perasaan sedih, tetapi ia memang harus mengungkapkan semuanya. Nindya dan Sara memang harus tahu keadaan yang sebenarnya.
"Ibu kalian—"
"Maaf, Mas, pasien kritis. Beliau mau ketemu dengan anak-anaknya," ucap sang perawat dengan tergesa.
Nindya dan Sara bersama Pras langsung masuk ke dalam ruangan berlari dan mendekat sang Ibu yang terlihat sudah sangat lemah.
"Bu, maafin Nindya ya, Bu .
Pras dan Reno mulai merasakan kecemasan dan ketakutan. Ia tidak bisa menerka apa yang akan dilakukan Anggun pada keduanya. Anggun memang terlihat sangat tenang. Bahkan ia tidak marah apalagi mengamuk layaknya istri yang mengetahui suaminya berselingkuh. Bahkan tidak sedikit yang membuat video dan men-share ke sosial medianya demi kepuasan membalaskan sakit hatinya.Namun, Anggun wanita yang elegan dan berkelas. Ia tidak akan pernah menjatuhkan harga dirinya di depan publik demi membuat hatinya puas. Anggun punya cara tersendiri membalaskan sakit hatinya."Reno, ini semua gara-gara kamu. Kalau aja kamu bisa setia, nggak akan begini kejadiannya," gerutu Pras karena khawatir nasib keluarga dan karirnya."Awas ya. Kalau sampai Anggun melakukan sesuatu yang mengancam keselamatan aku dan keluarga. Lu tanggung akibatnya. Gue nggak akan diam gitu aja!" ancam Pras membuat Reno semakin terpojok.
Malam itu rumah Nindya dan Sara begitu gaduh oleh kedatangan para warga yang mengira jika Nindya membiarkan seorang pemuda asing menginap di rumahnya."Apa, suami?" tanya seorang warga syok dan menahan malu."Jadi ini suaminya Mbak Nindya?" tanya warga lainnya untuk memastikan."Saya Reno, Pak, Bu. Saya baru datang dari Jakarta. Kami memang bekerja dan tinggal di Jakarta," ucap Reno memperkenalkan dirinya.Semua warga pun menahan malu. Saling menyalahkan satu sama lainnya. Hingga akhirnya beberapa warga mewakili dan meminta maaf pada Nindya, Sara dan Reno."Sekali lagi, kami minta maaf ya. Maaf jika menganggu kenyamanan kalian. Baiklah, kami permisi dulu. Assalamualaikum.""Wa'alaikumsalam."Akhirnya para warga pun pulang meninggalkan kediaman Nindya. Nindya dan Reno akhirnya bisa bernapas lega. Namun, sepertinya Sara semakin
Wajah Reno seketika memucat. Belum tuntas kepanikannya dengan cecaran sang Mama, Reno dibuat pusing dengan kehadiran seorang wanita yang ....[Reno, Reno, kamu masih dengar Mama nggak? Jawab, Reno! Kamu di mana?]"Kamu kok bisa tahu aku di sini?" tanya Reno dengan wajah panik.[Hallo, Reno!][Ma, aku belum bisa menjelaskan apapun. Nanti aku hubungi Mama lagi ya kalau keadaannya udah memungkinkan.Assalamualaikum.][Wa'alaikumsalam ....]Setelah mematikan ponselnya Mam Reno itu mencoba membujuk Halimah untuk tetap bertahan menjadi istri Reno. Ia berjanji akan membicarakan semua masalah ini dengan baik."Maaf, Ma, Pa. Keputusan Ima sudah bulat. Ima akan tetap meminta Mas Reno menjatuhkan talak," ucap Halimah tegas. Ia nggak mau lagi terlibat dalam drama cinta yang sudah Reno ciptakan."Aku nggak perlu mencer
Sara meradang ketika mendengar Reno menjatuhi talak pada.Nindya di saat kondisi sang kakak baru saja tersadar. Bahkan di saat keadaannya masih sangat lemah."Mas, Mas nggak bisa dong seenaknya begini menceraikan Mbak Nindya begitu aja. Punya hati nggak sih?!" pekik Sara yang langsung bangkit dari tempat duduknya."Kamu itu anak kecil. Nggak usah ikut campur urusan orang dewasa," celetuk Anggun."Ih, Kakak juga nih. Punya hati nggak sih sebagai sesama perem—""Heh,diam kamu! Sebelum kamu bicara gitu, tanya ke Kakakmu dulu, dia punya hati nggak? Ketika berhubungan dengan suami saya? Coba kamu tanya!" hardik Anggun yang meradang ketika Sara mencapnya sebagai wanita tak berperasaan."Sara, udah. Mbak ikhlas. Ini memang salahnya Mbak. Mas, Mbak, maafkan saya. Saya ikhlas kamu ceraikan, Mas," ucap Nindya lirih dengan pandangan nanar yang terlihat masih lemah.
Halimah mantap dengan keputusannya. Ia meminta talak cerai dari Reno. Baginya pernikahan ini tidak bisa dilanjutkan. Reno sudah banyak menyakiti banyak wanita. Sudah banyak membohonginya.Terlebih kebaikan Anggun, membuatnya merasa bersalah karena hadir ditengah pernikahan mereka.Akhirnya, Reno dan Halimah kembali bertemu. Di depan kedua orang tua Reno dan juga Anggun, Halimah meminta Reno menjatuhinya talak."Mas, karena kita menikah secara siri, aku minta kamu menjatuhi aku talak, Mas. Aku hanya ingin hidup tenang bersama anak-anakku," ucap Halimah mantap menatap Reno dan sesekali melirik ke arah Anggun."Cerai?""Nggak mungkin, Halimah. Kamu itu sedang mengandung. Aku nggak boleh menjatuhi kamu talak," sahut Reno."Reno, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa sampai Halimah meminta cerai begini? Kamu tahu kan, kedua orang tuanya mengamanahkan pa
Reno merasa di atas angin, sebagai seorang suami, ia mempunyai hak penuh atas talak yang diinginkan Anggun dan Halimah.Kedua wanita itu meminta Reno menjatuhi talak agar segera putus pernikahan dengan pria yang dianggap tak bertanggungjawab."Terserah kamu, Reno. Aku akan tetap mengajukan gugatan perceraian di pengadilan. Ingat, lunasi segera utang-utang kamu. Kalau tidak, kamu tahu sendiri akibatnya," ancam Anggun yang langsung bangkit dan meninggalkan ruang tamu itu."Anggun, tunggu. Ingat ya, aku tetap dengan keputusanku. Kita lihat, aku atau kamu yang akan jadi pemenangnya," tantang Reno."Ok, aku nggak pernah takut sama apapun di dunia ini kecuali Allah, orang tua dan orang gila. Pastikan kamu sedang di posisi mana?" ejek Anggun yang langsung beranjak pergi meninggalkan kediaman Pak Rangga dan Bu Mirna.Pak Rangga dan Bu Mirna hanya menatap nanar kepergian sang
Reno tidak menyangka jika keputusannya tetap mempertahankan Halimah justru menjadi boomerang buat dirinya sendiri.Anggun yang dianggap hanya menggertaknya ternyata benar-benar mengajukan gugatan cerai itu. Bahkan ia rela kehilangan nama baiknya saat media tahu tentang rencana perceraiannya.Malam itu, selepas balik dari rumah Anggun, Reno mencari akal agar Anggun membatalkan gugatannya. Pengacara yang dibawanya pun tidak main-main."Gimana kalau Pak Riswan memenangkan gugatan di pengadilan?" batin Reno. Ia tahu betul, bagaimana track record sang pengacara.Hari yang dinanti pun tiba. Reno pun memilih datang memenuhi panggilan sidang perdana gugatan cerai yang diajukan Anggun. Ia ingin. berjuang mempertahankan rumah tangganya dengan Anggun.Di dalam persidangan Reno dan Anggun kembali bertemu. Keduanya saling pandang. Bukan tatapan penuh cinta, tetapi tatapan kebenci
Reno tidak menyangka jika keputusannya tetap mempertahankan Halimah justru menjadi boomerang buat dirinya sendiri.Anggun yang dianggap hanya menggertaknya ternyata benar-benar mengajukan gugatan cerai itu. Bahkan ia rela kehilangan nama baiknya saat media tahu tentang rencana perceraiannya.Malam itu, selepas balik dari rumah Anggun, Reno mencari akal agar Anggun membatalkan gugatannya. Pengacara yang dibawanya pun tidak main-main."Gimana kalau Pak Riswan memenangkan gugatan di pengadilan?" batin Reno. Ia tahu betul, bagaimana track record sang pengacara.Hari yang dinanti pun tiba. Reno pun memilih datang memenuhi panggilan sidang perdana gugatan cerai yang diajukan Anggun. Ia ingin. berjuang mempertahankan rumah tangganya dengan Anggun.Di dalam persidangan Reno dan Anggun kembali bertemu. Keduanya saling pandang. Bukan tatapan penuh cinta, tetapi tatapan kebenci