Nayyara yang lelah langsung merebahkan diri sejenak, ia ingin sekali memejamkan matanya tapi ia urungkan, segera ia bangun untuk membersihkan diri.
Langkah Nayyara terhenti ia menoleh ke arah jam dinding, ternyata sudah sangat larut. Pantas saja ia tidak bertemu Papah dan Mamanya di ruang keluarga.
Harum bunga lavender yang menyeruak di kamar mandi seolah telah melunturkan kepenatan dan lelah yang Nayyara rasakan. Tubuhnya kembali segar, ia siap untuk menuju alam mimpi.
***
Seperti biasa ritual sarapan tidak pernah Nayyara tinggalkan, karena hanya
Sudah tiga hari Tama berada di kampung Halaman, ponselnya sulit untuk dihubungi, baik telepon maupun pesan yang Nayyara kirim belum ada balasan satupun.Nayyara tidak ingin berpikir negatif tentang itu mungkin saja Tama sibuk atau susah mendapatkan sinyal.Waktu sudah semakin larut, tubuh Nayyara pun sudah sangat lelah akibat kesibukannya akhir-akhir ini dengan sekretaris baru Kavi.Niat Kavi membawa CV para pendaftar untuk meminta pendapat dengan Mike malah menjadi boomerang untuknya.Mike keukeuh memilih Yuni atau Dewi untuk menjadi sekretaris suaminya. Seda
Nayyara masih mengingat perkataan Khalingga saat Bara berusaha mengejar, sikap Bara yang arogan malah membuat Khalingga semakin geram."Ternyata Pak Khalingga sangat penyayang yah, saya minta maaf kalau seperti itu." Bara tersenyum seolah meremehkan sikap Khalingga.Khalingga menatap Bara dengan sengit, ia tidak ingin menjawab apapun."Saya bisa menunggu kalo-kalo Pak Khalingga sudah tidak menyayanginya lagi." kerlingan mata Bara membuat api emosi di dada Khalingga tersulut ia ingin sekali melayangkan tinjunya kepada pria tersebut.Namun Nayyara yang sedari tadi diam mulai angkat bicara mendengar ucapan Bara."Tolong Pak Bara jaga ucapan Bapak, apa perlu saya ingat
Nayyara yang baru saja diantar Tama pulang, memutuskan berendam untuk merilekskan tubuh dan pikirannya. Otaknya masih saja memutar kejadian di Sentul dan di apartemen Tama.Usai berendam Nayyara langsung mengistirahatkan tubuh. Matanya semakin berat dan tertidur pulas.Pagi hari seperti biasa Nayyara sarapan bersama Pak Riswan dan But Ani disertai obrolan ringan."Nay, selama beberapa hari Ayah dan Mama akan menginap di rumah Nek Cas." ujar Bu Ani seraya memberikan piring kepada Pa Riswan."Yah ko mendadak Mah, Nay mau ikut. Atau paling enggak Nay bisa nyiapin sesuatu buat Nek Cas." keluh Nayyara yang merasa sedikit kecewa."Iya maa
Usai semua tamunya pulang, Bu Iska langsung menghampiri Nayyara yang sedang duduk di ruang santai yang menghadap kolam renang."Apa ada sesuatu yang tertinggal, Nay?" kemudian beliau duduk di samping Nayyara.Nayyara bangun dari sandaran, mengambil posisi tegak, menggeser tubuhnya hingga berhadapan dengan Bu Iska."Eemm… engak, Bu." Nayyara tersenyum seraya menggelengkan kepala."Dia sakit, tapi tidak ingin pulang. Jadi Lingga bawa kesini." seloroh Khalingga yang baru saja menuruni tan
Mendengar suara nyaring itu, Khalingga bergegas menuju asal suara. Tangannya ingin langsung menarik tuas pintu dan membukanya tapi ia urungkan. Ia mengetuk-mengetuk dan memanggil Nayyara."Nay.. Nay… Nayyara!!!" Khalingga sedikit berteriak agar bisa terdengar oleh Nayyara.Khalingga merasa panik tidak mendapat jawaban apapun dari dalam, ia langsung meraih handle pintu menaik turunkan dengan cepat. Sialnya pintu kamar tamu terkunci dari dalam.Segera Khalingga berlari menuju dapur, ia membuka salah satu kitchen set tempat dimana tersimpan berbagai kunci cadangan. Setelah mendapat yang ia cari Khalingga kembali menuju kamar tamu. Berusaha membuka pintu itu.Terlihat Nayyara yang sedang terduduk menunduk di lantai dengan tangan yang memegang kepala dengan rambut panjangnya sedikit berantakan terurai ke depan menutupi wajah cantiknya.Khalingga bergegas menghampiri Nayya
Pak Pranoto menatap Khalingga dengan tajam. Kemudian beliau membalikkan badan."Gunakan pakaianmu dan temui saya di ruang baca," ujar Pak Pranoto dingin, dan melangkah meninggalkan ruangan itu.Khalingga masih terdiam sejenak, ia mengatur napas dan mengumpulkan keberanian. Pasalnya kalau sudah seperti ini, ruang baca bagaikan pengadilan. Ia menatap Nayyara yang terlihat sangat mengenaskan. Khalingga merasa sedikit kecewa dengan Nayyara. Menurutnya Itu bukanlah yang pertama untuk Nayyara, tapi kenapa tangis wanita itu terlalu berlebihan.Bingung sudah pasti, entah apa yang harus ia jelaskan kepada sang ayah. Kemudian Khalingga memunguti pakaiannya satu persatu dan membawanya ke keluar."Nay…" lirih Bu Iska"Kita pindah ya, di sini banyak beling," ucapnya khawatir melihat keadaan sekeliling.Batin wanita paruh baya itu menerka-nerka kenapa kejadian seperti ini bisa terjadi. Tangann
Khalingga menarik napas berat, ia menyandarkan tubuhnya pada kursi, memegang dan menjambak rambut dengan kedua tangan. Otak cemerlangnya seolah buntu. Ia meraih ponsel mencari nama Narotama di sana."Bodoh." gumamnya pelan.Ya tidak mungkin dalam masalah ini ia akan melibatkan Tama. Entah bagaimana reaksi Tama mengetahui scandal ia dengan kekasih sahabatnya. Apa persahabatan yang mereka jalin sejak berseragam putih abu-abu akan berakhir begitu saja?Khalingga mengusap wajah kasar, ia frustasi jika memikirkan pertemanan mereka. "Sudahlah." ucapnya kesal.Gerakan tangan pada ponsel ia lanjutkan dan mencari kontak bertulisan Kavi."Pulanglah, aku akan menemui setelah makan siang di rumahmu." Tanpa basa-basi Khalingga langsung menyampaikan maksudnya."Oh oke," jawab Kavi singkat. Ia sangat paham pasti ada masalah bila Khalingga sudah bersikap dingin.Sedangkan di
Mike yang cemas akan kondisi Nayyara, langsung melesat menuju rumah sahabatnya. Di sana ada dua orang bertubuh kekar menghadang Mike di depan pagar rumah Nayyara."Maaf tidak sembarangan orang diperbolehkan masuk." Cegat salah satu Pria berkaos hitam.Mike menatap heran, sejak kapan ada algojo yang menjaga rumah Nayyara."Saya sahabat Nayyara," jelasnya.Dua orang itu saling bertatapan, salah satu diantaranya menelpon seseorang seolah melaporkan keadaan. Sempat mereka menanyakan nama kepada Mike, yang dijawab dengan ketus olehnya. Mike pun diperbolehkan masuk setelah pria menyeramkan itu mendapatkan izin dari yang diyakini adalah Bos mereka.Mike melajukan mobil ke dalam pelataran rumah Nayyara dan memarkirkan kendaraan yang ia gunakan.Pintu rumah Nayyara tidak terkunci, pasalnya setelah membuka pintu Nayyara langsung berlari dan meninggalkan kunci masih menggantung di pintu bagian luar.Kemudian Mike masuk dan menyimpan kunci yang tergantung,