Si kembar sedang duduk di meja paling depan khusus tamu VVIP mereka masih menatap takjub hasil iklan yang pernah mereka jalani dulu bersama sang mama.“Mbul, masa kamu sendiri yang terlihat hitam,” ejek Dika.“Berani ya kamu ngatain aku hitam!” Dita tak terima bila saudara kembarnya selalu membandingkan warna kulit mereka. Dika terkekeh.“Kok kerjamu menolak kenyataan sih?” hinanya lagi.Plak“Aduh Mbul sakit tahu!”Dika meringis sambil mengusap pahanya yang dipukul keras oleh Dita. Niat mengadu pada sang mama tapi Mamanya masih menyapa tamu bersama sang papa.“Ribut sekali lagi, Papa Alex akan bawa kalian pulang!” ancam Alex tanpa menoleh ke arah si kembar. Dia tahu sang papa angkat tak pernah main-main dengan perkataannya, jadi Dita dan Dika seketika diam dan memilih fokus pada layar besar di depan mereka.Lima menit kemudian MC pun mulai mengambil alih acara malam itu. David dan Laura diminta untuk maju ke depan podium memberikan sambutannya.David kembali menggendeng tangan sang
Setelah lelah berkeliling mereka pun kembali ke rumah dan segera membersihkan diri.Mereka masuk ke dalam kamar masing-masing. Hari ini David ingin berbicara pada Laura kalau dirinya sudah sepakat untuk menambah sekretaris satu lagi dengan alasan agar Angel tidak kewalahan di kantor, dia juga ingin membatasi jarak dengan wanita itu.“Mau ngomong apa sih sayang kok kayaknya serius banget?” Laura yang sudah wangi kini memilih duduk di sofa tepat di samping sang suami yang saat ini sedang menonton berita mengenai bisnis di dunia.David meminta sang istri untuk mendekat ke arahnya.“Aku dan yang lainnya sepakat untuk menambah satu karyawan lagi sebagai pengganti Ryan, sayang. Soalnya Angel sedikit kewalahan dan juga aku sedikit risih kalau terlalu Intens berkomunikasi dengannya, takut dia malah berpikir yang tidak-tidak mengingat apa yang pernah terjadi dulu,” ucap David membuka percakapan mereka.Laura memang sudah berkenalan dengan Bonita hanya saja dia belum tahu pasti apa tugas wanit
“Suster, Bu. Ayo masuk,” ucap Laura.Joe memilih pergi ke ruang keluarga menemui David, hatinya semakin gelisah setiap kali bertemu dengan Margareth. Joe sejak belia sudah terbiasa hidup bebas, dan tidur dengan banyak wanita. Tapi entah kenapa justru dengan mantan pengasuh si kembar dia menyimpan sesuatu yang tak bisa dia ceritakan pada orang lain.Sebab dirinya sendiri saja tak memahami apa yang dirasakannya.Laura meminta pelayan membawakan camilan ke ruang keluarga juga teh hangat untuk si kembar, Joe dan sang suami.Dia memilih duduk di di ruang tamu bersama Margareth dan Ibunya. Riana pun ikut mengekor di belakang Laura.Istri Joe tersebut sedikit terkejut saat melihat mantan pengasuh si kembar yang perutnya semakin membesar, kalau Riana tidak salah tebak kehamilan wanita ini lebih besar dari usia kehamilannya.“Jadi waktu kita bertemu di rumah sakit kamu sedang hamil sus?” tanya Riana.“Benar Bu,” jawabnya lirih.Hatinya berdenyut ngilu meratapi keadaan dirinya yang kurang beru
Saat David berenang kedua anaknya tiduran di kursi malas persis di sebelah kanan dan Kiri sang mama. Meski hanya berenang di rumah saja, lebih tepatnya berendam karena Dita dan Dika belum bisa berenang mereka tetap menggunakan perlengkapan dan peralatan renang.Sinar mentari mulai memperlihatkan keindahannya dan si kembar berbaring sambil menatap langit namun mereka sudah memakai kaca mata hitam.“Apa Mama tega pergi ke salon sendirian, kami juga ingin pergi ke salon sama Mama. Kita sudah berpisah dalam waktu yang cukup lama saat kami pergi ke sekolah, masa setelah di rumah Mama mau nurutin Papa dengan meninggalkan kedua anaknya di rumah.”Jurus maut mulai dioperasikan oleh Dita. Wajahnya sangat datar saat bicara begitu bahkan mungkin sang papa tidak yakin kalau anaknya mulai membujuk sang mama karena tatapan keduanya lurus ke depan ke arah kolam renang.“Kalau kami jadi Mama sih tidak akan tega ya ninggalin dua anaknya di rumah sendirian. Katanya Harta, Tahta Dita dan Dika. Mana buk
“Cepat lakukan tante kalau mau dibayar sama Papa.”dengan sangat terpaksa Merry melakukan permintaan dua anak sultan itu sedangkan Laura dibantu oleh karyawan Merry untuk melakukan perawatan.“Jadi nanti pakaikan cat kuku seperti ini ya, tapi pijat dulu tubuhnya setelah itu mandikan baru dikasih cat kuku.”Perintah itu datang dari Dita karena dia memang mau Merry yang melakukan perawatan untuk si Macan.“Senyum, kerja harus ikhlas biar salonnya laris.”Giliran Dika memberi kalimat sarkas pada Merry. David hanya mendampingi saja tapi hatinya tergelitik untuk memberitahu sang anak kalau mereka sudah punya salon sendiri untuk hewan peliharaannya.“Tapi Macan dan yang lainnya tak harus dibawa ke salonnya tante Merry loh sayang. Bahkan Papa sudah buatkan salon untuk semuanya di rumah. Tante Merry itu salon untuk manusia bukan hewan, jadi perawatannya tentu beda. Kalau misal Macan gigit Tante Merry gimana?”David berusaha menakuti kedua anaknya agar tak lagi berbuat konyol seperti ini.“Har
“Anda bicara apa Nona? Memangnya saya pernah ada hubungan apa dengan Pak Joe?” tanya Margareth tanpa menoleh ke arah Angel.Angel tertawa kecil, “semua orang juga sudah tahu kalian dekat tanpa hubungan jelas. Makanya nanti dia berencana akan mencari tahu fakta sebenarnya. Yang penting aku sudah kasih info ke kamu ya kalau Joe akan mengejarmu sampai ke ujung dunia untuk melakukan tes DNA.”Angel tak peduli apakah wanita di depannya ini terluka dengan ucapannya atau tidak. Yang jelas dia harus menemukan cara agar bisa mengambil keuntungan dari masalah yang ada.Tanpa meladeni ucapan Angel mantan pengasuh si kembar itu memilih pergi dari Mall itu dan membatalkan niatnya untuk berbelanja. Tanpa dia sadari di dalam saku Cardigan yang digunakan sudah ada alat penyadap. Angel pun bergegas pergi dan membuntuti Margareth, sebab alat itu akan bekerja di jarak tertentu saja.Wanita itu akan menghalalkan segala cara demi bisa mencari celah untuk dekat dengan David. Terlebih kehadiran Bonita meng
Satu minggu berikut Dita dan Dika sudah mulai mengikuti les privat di rumahnya sendiri.Mereka lebih banyak menghabiskan waktu di perpustakaan kecil yang berada di lantai 2 dekat dengan ruang bermain keduanya.Tetapi meskipun mereka kembar nyatanya Dita jauh lebih malas untuk belajar ketimbang adik kembarnya sendiri.Bahkan setiap kali mengikuti pelajaran maka rasa kantuk menyerang hebat padanya.Gadis kecil itu berbanding terbalik dengan sang adik kembar yang setiap kali belajar maka dia memiliki semangat berkali-kali lipat lebih banyak dari sebelumnya.Seperti saat ini tepat pukul 16.00 waktu setempat guru privat khusus untuk matematika akan datang ke rumah mereka. Ini pertama kali si kembar melakukan privat dengan guru muda yang sengaja dicarikan oleh Laura agar mampu membuat gadis kecilnya memiliki semangat yang sama seperti jagoannya.Dika sudah mandi dan rapi sejak 1 jam yang lalu, bahkan dia sangat siap untuk menerima pelajaran hari ini.Namun berbeda dengan Dita yang masih be
“Permisiiiiiiiiiii.” teriak Joe.Setelah mendapat informasi dari sang kepala pelayan kalau Laura dan David pergi Joe berniat bertemu dengan si kembar yang katanya sedang belajar di perpustakaan mini yang baru dibuatkan sang papa.Dita berlari kecil untuk membukakan pintu perpustakaan agar rasa penasarannya hilang terhadap suara di depan ruang perpustakaannya.Ceklek“Papa di mana?” tanya Joe saat menyadari si cantik yang super aktif membukakan pintu.“Masa tidak tahu?”Bukannya menjawab pertanyaan Joe, Dita justru memberikan pertanyaan lain pada sang paman.“Tahu sih katanya lagi keluar,” jawab Joe datar.Dika mendekati ambang pintu setelah mendapatkan izin dari guru lesnya.“Papa sama Mama katanya nganterin suster Margareth ke rumah kami yang lama. Katanya Mama Angel ganggu suster.”PlakDita memukul kencang bibir sang adik kembar yang ternyata sangat ember. Bisa kacau kalau sampai Mama dan Papanya tahu kalau keduanya sempat menguping pembicaraan sang mama dengan sang kepala pelayan