Share

Kabar Kematian Resi Naraya

Resi Naraya tersenyum lebar, lantas menjawab pertanyaan Pandu, "Ya, aku sudah tahu semua seluk-beluk kehidupanmu. Berhati-hatilah! Karena akan ada banyak aral melintang yang harus kau hadapi selama mengemban tugas dari raja."

Mendengar perkataan dari gurunya, Pandu tersenyum. Sejatinya, ia merasa bahagia karena mendapatkan dukungan dan sentuhan nasihat baik dari orang yang sangat berjasa terhadap dirinya.

"Terima kasih, Guru." Pandu meraih tangan sang resi seraya mencium tangan gurunya itu penuh rasa hormat.

Pandu tidak menyadari bahwa yang tengah berhadap-hadapan dengan dirinya adalah roh halus dari Resi Naraya yang sudah meninggal dunia satu bulan yang lalu.

Kemudian, Pandu kembali mengangkat kepalanya. Dipandanginya wajah Resi Naraya yang tampak pucat seperti orang yang tengah dalam keadaan sakit. Tangannya pun mulai terasa dingin bagaikan es. Sehingga, Pandu pun merasa kaget dengan semua itu.

"Maaf, Guru. Apakah Guru sedang sakit?" tanya Pandu penasaran.

"Tidak Pandu. Aku baik-baik saja," Resi Naraya tersenyum lebar menatap wajah Pandu.

"Lantas, kenapa wajah Guru pucat, dan tangan Guru pun terasa dingin sekali?" tanya Pandu penuh rasa penasaran.

Pandu terus memandangi wajah gurunya, dalam batinnya terus bertanya-tanya, "Apa yang terjadi dengan guru?"

"Sudahlah, jangan kau pikirkan itu!" desis Resi Naraya sambil tersenyum-senyum.

Sesaat kemudian, tanpa berkata apa-apa lagi, pria berusia senja itu langsung menghilang dari hadapan Pandu hanya dalam sekejap mata saja. Sehingga Pandu pun tampak kaget.

"Guru!" teriak Pandu sambil mengamati sekitaran tempat tersebut

Pandu semakin bingung dengan sikap gurunya tadi, sehingga dalam benaknya pun muncul berbagai pertanyaan. "Kenapa guruku bersikap seperti itu? Dan kenapa juga ia menyuruhku untuk kembali ke rumah?"

Setelah merenung sejenak, akhirnya ia pun segera memanggil kuda kesayangannya, "Rabuta!" teriak Pandu sambil bertepuk tangan pelan.

Dengan cepat, kuda besar berwarna putih mulus itu menganggukkan kepalanya sambil bersuara, menyahuti panggilan sang majikannya. Kemudian, Rabuta langsung berlari kecil menghampiri Pandu. 

"Kita kembali ke rumah!" ucap Pandu tersenyum sambil mengelus lembut kepala Rabuta.

Kuda putih itu mengangguk-anggukkan kepalanya, ia sangat paham dengan apa yang diucapkan oleh Pandu.

Demikianlah, Pandu langsung naik dan duduk di atas pelana kudanya. Ia langsung memacu derap langkah kudanya kembali menelusuri jalanan setapak hutan tersebut, membelah kegelapan malam menuju ke arah barat untuk kembali ke kediamannya.

Dalam perjalanan menuju desa tempat tinggalnya, Pandu merasa bahwa ada hal yang canggung yang ia lihat dalam diri Resi Naraya. Sikap dan perilaku gurunya jauh dari sikap biasanya yang selama ini diketahui oleh Pandu.

Setibanya di rumah, tampak sang ayah tengah duduk santai di bebalean yang ada di beranda rumahnya bersama Damara yang kebetulan malam itu tengah berkunjung ke rumah Ki Wira Karma.

Pandu langsung turun dari kudanya. Kemudian berkata kepada kudanya itu, "Rabuta masuklah ke dalam kandangmu!" perintah Pandu sambil mengelus lembut kepala Rabuta.

Setelah itu, ia langsung melangkah menghampiri ayahnya dan juga Damara. "Sampurasun," ucap Pandu lirih.

"Rampes," jawab dua pria paruh baya itu, tersenyum lebar menyambut kedatangan Pandu.

Pandu langsung duduk di samping Damara, kemudian ia meraih kendi dan menuangkan air ke dalam gelas keramik, dan langsung meminumnya.

"Bagaimana, Pandu? Apakah kau sudah nyekar ke makam gurumu?" tanya Damara menatap wajah pendekar muda itu.

Mendengar pertanyaan tersebut, Pandu merasa bingung dan terheran-heran. Lantas, ia pun balas bertanya kepada Damara, "Maksud, Paman. Nyekar ke makam?" 

"Iya, Pandu," jawab Damara terus menatap wajah Pandu.

Pandu terdiam sejenak, ia tampak bingung sekali dengan kalimat yang diucapkan oleh pria paruh baya itu.

"Gurumu sudah meninggal dunia satu bulan yang lalu?" 

* * *

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mulkan Rahman
good novel, kok ndak bisa bab baru ?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status