Setelah itu, Romel melihat seorang tua berumur 80 tahunan bersama seorang wanita muda bertubuh indah, memasuki ruangan dari pintu yang berada di atas panggung yang didekorasi sehingga terlihat seperti panggung dengan singasana kaisar itu.Kalau sebelumnya, saat Romel melihat lelaki tua itu, Romel sangat memandang remeh lelaki tua itu karena lelaki tua itu diperkenalkan sebagai kakeknya Ken yang hanya merupakan seorang cleaning service, maka sekarang ini, keadaannya terbalik.Romel yang sebelumnya sangat pongah saat melewati para penjaga di rumah kekaisaran ini, langsung mati kutu saat melihat lelaki tua di singasana kaisar di atas sana, karena kharisma dari lelaki tua itu yang sangat kuat, sehingga Romel langsung menundukkan kepalanya dan tidak berani untuk mengangkat kepalanya ke arah Alvin Wong.“Kakek,” sapa Ken sambil berdiri, memberi hormat dan maju dua langkah ke depan.Alvin tidak langsung berbicara. Dia duduk dulu di singasananya dengan dibantu oleh Joune. Setelah itu, barulah
Selama ini, Joune sudah mencari tahu tentang hubungan antara Ken dan Lidya dan Joune tahu kalau Ken tidak akan meninggalkan Lidya, bahkan bisa saja Ken akan meninggalkan haknya sebagai pewaris utama Diamond Grup kalau Ken tidak bisa menikah dengan Lidya.Dan inilah yang diincar Joune. Joune tahu kalau Ken akan lebih memilih Lidya daripada mengambil hak Ken sebagai pewaris utama Diamond Group.Bagi Joune, mengendalikan Ricky yang pemabuk dan penjudi itu, akan jauh lebih gampang daripada mengendalikan Ken yang sangat cerdas dan tidak gampang dipengaruhi itu.Joune sengaja menyodorkan keponakannya untuk dijodohkan dengan Ken karena Joune tahu kalau Ken tidak akan mungkin mau dijodohkan dengan ponakannya dan ini menjadi alat bagi Joune untuk mendepak Ken dari kemungkinan menjadi pemimpin Diamond Group.Joune juga tahu kalau Ricky akan dengan senang hati menerima ponakannya, karena yang dipikirkan Ricky hanya judi, judi dan uang. Karena itu, kesempatan untuk menjadi pemimpin Diamond grup p
Sementara itu, Joune berbisik kepada Alvin, "sayang, kenapa sih kamu panggil orang itu mendekatimu? Orang itu kan sudah menghinamu."Alvin tidak langsung menjawab pertanyaan istri mudanya ini, dia lebih memilih untuk melihat ke arah CCTV untuk melihat posisi Ken dan Lydia berada. Dan Alvin menjadi senang karena melihat posisi Ken dan Lidya saat ini sudah berjalan terus dan sekarang ini sudah berada di ruang tamu pertama dari rumah kekaisaran ini, itu berarti posisi itu sudah agak jauh dari ruang kekaisaran tempat dia berada saat ini.Alvin memiliki rencana untuk Romel, karena itu, lewat telepon dia meminta salah seorang pengawalnya untuk mengantar Ken dan Lidya keluar dari rumah kekaisaran dan menahan Ken dan Lidya untuk tidak balik dulu ke dalam.Apa yang dilakukan Alvin ini membuat Joune semakin heran. "Sebenarnya apa yang mau kamu lakukan, sayang?" tanya Joune penasaran.Sementara itu, Romel semakin berkeringat dingin apalagi saat Lee Lien Chieh mulai mencengkram pergelangan tangan
"Kamu harus membuat cucuku meninggalkan anakmu," jawab Alvin sambil menatap tajam ke arah Romel.Romel mengangkat kepalanya untuk menatap Alvin. Tapi dia masih tidak mengerti arah pembicaraan Alvin ini."Karena aku menyadari potensi besar dalam diri Ken, maka, aku tidak mau dia melepaskan diri dari Diamond Grup. Aku mau dia memimpin Diamond Grup tapi aku tidak mau dia memiliki mertua seperti kamu, mengerti!" sembur Alvin."Jadi apa yang harus aku lakukan?" tanya Romel setelah terdiam beberapa saat."Bujuk anak kalian itu untuk melepaskan Ken. Bikin supaya anak kalian itu berpacaran dengan pria lain, karena sebelumnya, Ken pernah kecewa karena 2 pacarnya berselingkuh darinya. Jadi, Ken baru akan meninggalkan anak kalian itu kalau anak kalian berselingkuh dari Ken. Kalau anak kalian tidak berselingkuh, maka Ken tidak akan pernah mau meninggalkan anak kalian itu."Romel dan Esy saling pandang. Mereka saling berbisik, memutar otak tapi mereka juga tahu pasti akan cinta dari Lidya untuk Ke
"Tapi, bagaimana mungkin kamu membiarkan hidup banyak karyawan terancam, Ken? tanya Lidya memelas."Mereka kemungkinan tidak terancam, sayang. Kalaupun terancam, seperti yang aku bilang tadi, aku akan segera membuat grup perusahaanku sendiri dan merekrut sebagian pegawai Diamond Group untuk masuk dalam perusahaanku. Apalagi aku pernah punya pengalaman--""Pengalaman apa?" tanya Lidya memotong kata-kata Ken."Dulu aku pernah membuat grup perusahaanku sendiri di luar Diamond Group tapi sayangnya karena aku masih harus berada di Diamond Group, maka kupercayakan kendali perusahaan itu, bahkan nama pendirinya kepada seseorang yang akhirnya merampas perusahaanku itu.""Siapa dia? Mengapa kamu percayakan perusahaanmu kepadanya?""Dia adalah pacar keduaku. Bekas sekretarisku. Ternyata dia berselingkuh dariku. Dia bersama pacar rahasianya menguasai perusahaan baruku itu sehingga perusahaan yang sebenarnya berpotensi itu lepas dari tanganku karena perusahaan itu dari awal atas nama pacarku yang
"Caranya bagaimana, mah?" tanya Lidya sambil menghela nafas berat.Lidya yang mencintai Ken dengan tulus, tidak rela kalau Ken harus melepaskan hak Ken sebagai pewaris utama Diamond Group cuma karena dirinya, karena itu, dia berada dalam kebimbangan. Dia merasa berada di persimpangan jalan."Kamu harus membuat Ken membencimu karena kalau dia tidak membencimu, dia tidak akan meninggalkan kamu. Dia akan terus memperjuangkan cintanya padamu meskipun ada banyak sekali karyawan yang berharap padanya. Jadi, kamu tidak boleh egois, Lidya."Lidya mulai menangis. Kata-kata Esy itu membuat dia semakin merasa bersalah karena menyebabkan Ken memutuskan untuk meninggalkan Diamond Grup dan itu sesuatu yang tidak adil bagi Ken, karena harusnya Ken yang memimpin Diamond Group.Melihat tangisan Lidya ini, Romel memberi isyarat agar supaya Esy semakin mempengaruhi Lidya, agar supaya rasa bersalah di dalam diri Lidya semakin terbentuk dan Romel berharap pada akhirnya nanti, Lidya akan merasa sangat bers
“Lihat tuh. Pria ini tampan banget. Gak kalah lah sama Ken. Jadi, gak akan malu-maluin kalau dia jalan sama Lidya. Ken pasti tidak akan curiga. Ken pasti akan pikir pria ini betul-betul pacar batunya Lidya. Iya kan?” kata Romel sambil menunjuk ke layar handphonenya.Gerry dan juga Esy, sama-sama melihat ke arah layar handphone milik Romel dan keduanya sepakat dengan pilihan Romel itu.“Oke. Kalau begitu, papa akan segera menghubungi orang ini dan mengatir rencana kencan dia dengan Lidya secepatnya,” pungkas Romel.**Sementara itu, baru saja Ken sampai di kompleks rumahnya yang juga merupakan kompleks kantor Diamond Group, tiba-tiba, Andreas mendekati Ken dan berkata, “tuan muda, ada yang ingin bertemu.”“Siapa?” Ken tidak menyelesaikan kata-katanya karena dia sudah melihat seseorang yang dia kenal, berada di belakang Andreas. Sebelumnya orang itu terhalang oleh tubuh tinggi besar Andreas, tapi, sekarang ini, Ken sudah melihat orang itu.Melihat Ken menatap ke arah belakangnya, Andrea
"Maafkan aku, Vivian. Tapi, aku tidak bisa melakukannya. Apalagi aku sudah memberi instruksi kepada beberapa asistenku untuk memulai grup perusahaan baruku--""Tapi itu akan butuh waktu, Ken," potong Vivian. "Please ... terimalah kembali perusahaanmu. Perusahaan itu adalah hak-mu. Kamu yang memulainya sejak awal. Kamu cuma meminjam namaku karena saat itu kamu malu diketahui kakekmu membuat perusahaan lain di luar Diamond Grup. Iya kan"Aku sudah melepaskan perusahaan itu. Aku tidak mau lagi mengambil kembali perusahaan itu. Walaupun mungkin akan lebih lambat tapi aku memilih untuk menggunakan perusahaan baruku. Maafkan aku." Ken langsung berdiri sebagai tanda dia ingin menyudahi pembicaraannya dengan ViviaVivian berdiri tapi dia langsung terisak-isak saat menatap wajah Ken. "Aku sangat menyesal karena saat kamu mencintaiku, aku ... huhuhu. Masih mencintai orang lain. Aku baru menyadari kalau sebenarnya aku sudah mencintaimu amat sangat, justru ... huhuhu. Saat kamu sudah menghilangV